Chapter 13

10.3K 839 83
                                    

Sasuke dan Naruto segera bersembunyi di balik pilar saat Kisame dan Hidan menghujani mereka dengan peluru panas yang membabi buta. Hinata yang bersembunyi di balik drum bekas minyak tanah terlihat sedang mengisi peluru dan membalas tembakan yang Hidan arahkan kepadanya.

Obito yang baru saja masuk sambil membawa senjata AK 47 segera berguling kearah Hinata dan ikut melancarkan serangan. Naruto membidik kepala Hidan dengan tepat dan setelah tepat sasaran ia segera menarik pelatuknya dengan tenang.

Dor!

Tapi Hidan berhasil menghindar dan bersembunyi di balik dinding ruangan.

"Shit!" umpat Naruto pelan saat melihat anak buah mereka kembali muncul, dan ia tidak berhasil menembak Hidan.

Sasuke dan Naruto memilih keluar dari tempat persembunyian mereka, dan untuk menghemat peluru. Mereka memilih untuk mengahajar semua anak buah Akatsuki yang hanya berbekal senjata tajam.

Kisame menyeringai senang saat umpannya termakan. Ia membidik kepala Naruto tapi tembakannya meleset, karena tangannya telah lebih dulu di tembak oleh Hinata, sehingga pistolnya terjatuh. Hinata bermanuver lalu menendang kepalanya dengan sangat kuat, lalu menendang uluh hatinya sekuat tenaga, hingga mampu membuatnya memuntahkan darah segar.

Sementara itu, punggung Sasuke dan Naruto saling menempel dengan posisi kedua tangan mereka yang berada di depan siap menahan atau memberikan serangan kepada anak buah Akatsuki yang memutari mereka.

"Kau siap?" bisik Sasuke pelan.

"Tentu saja." Naruto menyeringai senang .

Keduanya dengan lincah mulai menghajar mereka semua tanpa terluka sedikitpun, meski semua anak buah Akatsuki memegang senjata tajam. Sasuke memeluk pinggang Naruto dari belakang, lalu memutar tubuhnya, sehingga Naruto bisa menendang semua anak buah Akatsuki dengan cukup keras.

Hidan mengumpat pelan saat menyadari pelurunya telah habis, ia pun melarikan diri menuju lantai dua, tetapi ketika ia sudah berada di lantai tiga. Ia cukup terkejut melihat Yahiko, Konan dan tiga orang lainnya sedang turun menuju lantai satu, sambil menyeret dua tawanan mereka.

"Ada apa, ketua?" tanyanya bingung.

"Kita harus cepat pergi dari sini, dan menjadikan mereka sandera adalah hal yang tepat untuk saat ini." jawab Yahiko seraya melirik sekilas kearah Kushina dan Mikoto.

Hidan menelan ludahnya dengan susah payah, lalu mengangguk setuju dengan rencananya Yahiko. Hidan mengikuti Yahiko dari belakang sambil mengawasi kedua tawanan mereka.

oOo

Braak!

Tubuh Hinata terpelanting kearah dinding dan jatuh di atas meja yang rapuh hingga hancur saat ditimpanya. Kedua mata ametystnya menatap tajam Kisame yang menyeringai buas kearahnya.

"Kau pikir, aku tidak bisa membunuh seorang gadis, hm?" seringai Kisame semakin lebar, ia berlari mendekati Hinata dan bersiap untuk menginjak dada Hinata dengan sekuat tenaga, tetapi gadis itu dengan cepat menghindar lalu melemparkan bongkahan kayu di dekatnya kearah wajah Kisame.

Kisame memalingkan wajahnya saat kayu itu berhasil mengenai wajahnya dan Hinata tertawa puas melihatnya. "Dan apa kau pikir aku tidak bisa membunuh pria kotor sepertimu?" balas Hinata dengan seringai senang saat melihat ekspresi Kisame yang menggelap karena menahan emosi.

Keduanya pun kembali terlibat jual beli serangan dengan sangat brutal, dan Kisame akui meski tubuh Hinata terlihat lemah dan mungil, tetapi kemampuan gadis itu mampu membunuhnya jika dia tidak hati-hati dalam melawan Hinata.

Sun Flowers [END Tersedia Versi PDF]Where stories live. Discover now