Kau Tidak Sendirian (Part II)

374 62 35
                                    

Gadis itu kembali dikejutkan ketika sekumpulan asap bergerak di sebelah Tuan Meyr.

Topeng serupa muncul di depan wajah Satsu. Pemuda itu pun bersosok sama dengan tuannya.

Tuan Meyr merentangkan kedua tangan. "Imofola biasanya memang membuatku bahkan tidak bisa bicara, tapi sebagai Pemegang Kontrak, aku bisa mendapatkan seluruh keuntungan sihir itu. Shadow-ku yang akan mengambil efek sampingnya memang, tapi tetap saja efisien."

Ally tersentak mundur. "Ini berbahaya, Orphea. Aku tidak tahu seberapa besar potensi dua Shadow seperti ini."

Nona Orphea pun terdiam.

Tuan Meyr mengangkat tangan kanannya ke atas. "Dengar aku, orang-orang Exolia! Kalian tentu tahu bagaimana gawatnya situasi ini, bukan? Kesempatan terakhir, kerja sama dengan Tuan Alvaron, atau pertumpahan darah terpaksa terjadi."

"Ester!" Raja Herberth memanggil putrinya yang masih memeluk Leonore. "Kita harus menyelesaikan ini dengan jalan damai, atau—"

"Ayahanda! Ini jelas-jelas ancaman dan pemberontakan. Bagaimana mungkin Ayahanda masih menyuruhku menurut? Leon!"

"Tenang saja, Tuan Putri." Giliran Leonore maju unjuk kemampuan. Dia mengarahkan telapak tangan pada Tuan Meyr dan Satsu. "Effi-Lumia, Lumegladio!"

Sepuluh pedang cahaya membentuk sekaligus mengelilingi keduanya. Pancaran sinar itu membuyarkan sedikit asap ketika bersentuhan. Harapan jelas terlihat pada wajah Putri Ester.

"Kita akan menyelesaikan ini dengan damai, tapi bukan dengan cara kalian,"—Leonore menyipitkan mata—"melainkan cara kami."

Ada jeda sesaat sebelum Tuan Meyr tertawa terbahak-bahak sambil menengadah. Leonore dan Nona Orphea mulai bersiap menghadapi serangan apa pun yang akan dilancarkan, begitu pula dengan para prajurit. Sementara itu, pikiran Tuan Meyr memutar ulang hal terakhir yang dikatakan Satsu kepadanya saat mereka berpisah di gerbang Kainsea.

Kalau kau yang menyuruhku membunuh, aku tak keberatan.

Tuan Meyr berhenti tertawa. Tenang saja, Satsu. Aku juga tak akan membiarkanmu menanggung ini sendirian.

"Satsu Otomu. Kutugaskan kau untuk membunuh semua bangsawan yang ada di ruangan ini, kecuali keluarga raja dan para kesatria Lumia."

Kejutan listrik memulai hilangnya kesadaran Satsu. Pemuda itu membungkuk, lalu memutar tubuh mengamati para bangsawan yang gemetaran di sekelilingnya. Beberapa orang sontak berlari. Satsu mencengkeram salah satu pedang yang menghalangi, lalu meremasnya hingga pecah. Leonore terkejut kala sihirnya patah begitu saja.

"Hentikan ini, Ayah! Satsu!" Putri Hilderose berteriak.

Namun, tanpa bisa mendengarnya, Satsu mulai memelesat ke arah kerumunan.

Tak buang waktu, Nona Orphea segera berlari mengejar. "Lindungi para bangsawan kita!" perintahnya.

Akan tetapi, begitu para kesatria hendak menerjang, sosok Tuan Meyr menyusut. Selang beberapa detik, dia menghilang sepenuhnya bersama dengan Satsu.

Nona Orphea terpegun, kemudian berdecak sebal. "Ally! Lindungi Leonore!"

Ally yang tadinya sempat mengikuti Nona Orphea sontak berhenti.

Leonore mengedarkan pandangan ke sekeliling. "Ini sama seperti di kamar waktu itu. Mereka menghilang!"

Kening Putri Ester mengerut saat mencoba memahami maksud perkataan Leonore. Namun, dia hanya bisa menggoyang-goyangkan lengan pemuda itu. "Cepat bantu Orphea, Leon! Setidaknya, kau harus melumpuhkan Paman Lucian!"

Exolia (Trace of A Shadow #1) - [COMPLETED]Where stories live. Discover now