C-30 : Dunkelritter

Magsimula sa umpisa
                                    

"Apa ini semua karena apa yang aku lakukan terhadap Lisa? Tidak bisakah aku membayar semua yang terjadi... aku benar benar tidak ingin kau mengabaikanku..." ucap gadis itu dengan nada yang sama.

Melihat Yuna meminta seperti itu padanya membuat Saka kembali teringat atas apa yang pernah terjadi padanya dan gadis yang ada di hadapannya ini.

Sebuah kejadian yang tidak akan pernah dilupakan oleh Saka. 

Sebuah kejadian yang membuat Saka berjuang keras untuk bisa menjadi lebih kuat dan lebih hebat dari siapapun.

Sehingga ia tidak akan pernah merasakan rasanya kehilangan lagi...

"Tidak... mungkin aku masih bisa memaafkanmu kalau aku adalah orang yang kau pilih kala itu. Tapi aku tidak akan pernah bisa memaafkanmu karena kau sudah memilih Lisa kala itu."

Yuna mulai menangis. Gadis itu membiarkan tubuhnya terjatuh dari dahan yang tinggi itu. Tentu saja Saka tidak membiarkannya. Saka masih menganggap Yuna sebagai temannya, dan sebagai orang yang pernah menjalin hubungan dengannya. Tapi ia masih belum bisa memaafkan gadis itu. Karena sebuah pilihan berat yang dilakukannya dua tahun yang lalu.

Saka mendarat di tanah beberapa saat lebih dulu dari Yuna. Ia menangkap tubuh Yuna dengan sempurna. 

Gadis itu memaksakan senyum dalam gendongan bridal Saka. "Sepertinya aku harus puas karena kau masih menganggapku ada..." Ucap gadis itu kemudian.

"SAKA!!!" 

"SAC-CHAN!!!"

Teriakan dua orang membuat Saka mengalihkan pandangannya. Seperti yang sudah diduga oleh Saka dari suara mereka, Fia dan Rain terlihat dengan seluruh perlengkapan bertarung mereka.

"Apa yang kau lakukan!?" Fia adalah orang pertama yang menyadari Yuna yang berada dalam gendongan Saka. Gadis itu segera menyarungkan pedangnya dan berjalan ke arah mereka.

Sebelum sampai, Yuna sudah bergerak. Gadis itu memegang bagian belakang leher Saka dan menarik kepala laki laki itu untuk menciumnya.

""SAKA!!"" Rain dan Fia berteriak.

"Tidak secepat itu, Yuna..." 

Tepat sebelum bibir mereka bertemu, Saka menggunakan tangan kanannya yang tadinya menahan leher Yuna untuk menutupi bibirnya. Alhasil, usaha Yuna gagal.

Yuna memberikan sebuah ekspresi kesal sebelum gadis itu berdiri di atas dua kakinya.

Tiba tiba saja, sebuah sabit raksasa berada tepat di leher Yuna. Gadis itu diam karena ia tidak ingin sabit raksasa itu melepas kepalanya dari tempatnya.

"Bisakah kau menjelaskan apa yang baru saja kau lakukan, Yuna?"

Rain benar benar marah... gadis itu bahkan tidak lagi menggunakan panggilan Senpai kepada Yuna. Ini pertama kalinya Saka melihat Rain semarah ini setelah sekian lama.

Yuna sendiri juga mulai ketakutan. Terlihat jelas perubahan raut wajah yang begitu signifikan tepat di wajah gadis itu. 

"Sudahlah, Ame-chan... biarkan saja dia..." 

"Tidak, Sac-chan... meski kau bisa memakluminya, aku tidak bisa membiarkannya melakukan hal yang memalukan seperti itu langsung tepat di depanku padamu... aku akan menghukumnya."

Tiba tiba saja, saat Rain baru saja menyelesaikan ucapannya, Yuki menggunakan Black Arts dan menghilang ke belakang Saka. Sepertinya gadis itu tidak bisa menggunakan Black Arts sehebat Saka sehingga ia hanya bisa berpindah menggunakan Black Arts dalam jarak yang cukup pendek.

Rain makin marah. Gadis itu mengangkat sabitnya lebih tinggi lagi. Ia sudah bersiap siap dengan salah satu jurus mematikannya.

"Minggir, Sac-chan... aku ingin menghukum orang itu." ucap Rain.

Pandora's 7 TrialsTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon