Pria Misterius

4.2K 470 46
                                    

Hyena tergopoh-gopoh membawa banyak makanan malam itu. Ia berhasil mengendap-endap keluar setelah memastikan ibunya sudah tidur pulas di ruang tengah saat sedang menonton televisi.

Ini bukan pertama kalinya Hyena mengendap-endap seperti pencuri di malam hari. Diam-diam mengantarkan makanan untuk seekor kucing liar yang ia rawat seminggu terakhir ini di semak-semak dekat lapangan basket kompleks rumahnya. Ia tidak perlu melakukan hal konyol itu jika saja sang ibu tidak melarangnya untuk memelihara hewan berbulu di rumah.

Sekitar satu minggu yang lalu, saat Hyena akan pergi ke sekolah, ia menabrak seekor kucing liar dan melukai kaki depan sebelah kanannya. Ia merasa harus bertanggung jawab atas perbuatannya dengan merawat kucing itu, minimal sampai luka di kakinya sembuh dan kucing itu bisa berjalan normal. Namun, ia tahu persis jika ibunya tidak akan membiarkan ada kucing berkeliaran di dalam rumah. Ibunya mengidap gathopobia. Hyena bersyukur karena pobia itu tidak menurun padanya.

"Anak baik," gumam Hyena saat melihat si kucing memakan makanan yang dibawanya dengan lahap. Tubuh kucing itu jauh lebih gemuk dibanding pada saat Hyena menemukannya seminggu yang lalu. "Kulihat lukamu, ya."

Hyena meraih si kucing ke pangkuan setelah memastikannya sudah menghabiskan makanan. Perlahan dibukanya perban yang ada di kaki si kucing. Lukanya sudah benar-benar kering sehingga Hyena memutuskan untuk tidak lagi membalut luka itu dengan perban yang baru.

"Kau sudah sembuh," ujar Hyena girang sambil mengelus-elus kepala si kucing dengan gemas. "Apakah saatnya sudah tiba? Aku harus membiarkanmu pergi bebas," keluh Hyena sambil menghela napas. Kebersamaannya dengan si kucing selama seminggu membuatnya merasa berat membiarkan si kucing pergi.

Bagaimanapun juga, Hyena tidak bisa terus-terusan menyembunyikan kucing itu di semak-semak. Di daerah tempat tinggalnya itu ada larangan memelihara kucing dan anjing yang entah atas alasan apa bisa diterapkan di sana. Tidak heran jika ibunya memilih daerah itu sebagai tempat tinggal baru mereka dua tahun yang lalu, agar terbebas dari segala jenis hewan berbulu.

"Aku akan mengembalikanmu ke tempat di mana pertama kali aku menemukanmu."

Hyena beranjak sambil menggendong si kucing dengan kedua tangannya. Meskipun merasa berat hati, tetapi Hyena harus tetap melakukannya. Demi kebaikan si kucing juga.

Beberapa saat kemudian, Hyena sudah tiba di tempat pertama kali ia menemukan kucing itu. Sebuah gang sempit yang berjarak beberapa gang dari gang rumahnya.

"Maafkan aku," gumam Hyena lemah saat melepaskan kucing itu dari gendongannya. "Pergilah ke tempat yang jauh. Mungkin nanti ada orang baik yang akan merawatmu."

Hyena cepat-cepat menuntun sepedanya dan berjalan menjauhi kucing itu. Jika ia menatap si kucing lebih lama, hatinya akan semakin tidak tega. Namun, baru beberapa langkah, Hyena menoleh. Tepat dugaannya jika si kucing mengikutinya.

"Kenapa kau mengikutiku? Kubilang pergilah ke tempat yang aman. Jangan ikuti aku!"

Kucing itu langsung terduduk di aspal gang dan menatapnya seolah meminta belas kasihan. Hati Hyena sedikit goyah.

Hyena tahu membiarkan kucing itu berkeliaran di jalanan bukan ide yang bagus. Kucing itu bisa saja kembali tertabrak kendaraan yang berlalu lalang. Namun, menyembunyikan kucing itu di semak-semak juga bukan ide yang bagus karena jika sampai ketahuan oleh pihak yang berwenang, kucing itu bisa dimasukkan ke tempat rehabilitasi hewan liar.

Sambil menghela napas, Hyena memutuskan untuk mengembalikan kucing itu ke tempat ia merawatnya. Sejauh ini belum ada yang mengetahui keberadaan kucing di lapangan itu. Jadi untuk sementara ini Hyena merasa kondisi masih aman untuknya membiarkan kucing itu tetap di sana.

Guardian AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang