part 13

13 2 0
                                    

Nathan berjalan santai memasuki kelas dan tidak memperdulikan guru yang sedang mengajar yang tengah memperhatikannya dengan berdecak pinggang. Bahkan semua pasang mata melihatnya yang masuk begitu saja tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Jangan ditanya? Sifat Nathan memang seperti itu.

"Nathan". Ucap Bu Yeni saat Nathan tengah duduk dibangkunya sebelah agam.

" Nathan ". Teriak bu Yeni ulang.

"Ibu ngomong sama saya". Tunjuknya Nathan pada diri sendiri yang mendapatkan tatapan dari teman-temannya akibat teriakan Bu Yeni memanggil namanya.

"Ibu pusing sama kamu Nathan, kamu gak bosen apa setiap hari telat terus". Oceh Bu Yeni sedangkan Nathan hanya menatapnya dengan datar.

" Saya juga bosen bu". Balasnya.

"Kamu beraninya menjawab omongan saya". Tegasnya.

" Lah bu, kalo saya gak jawab omongan ibu, ibu marah-marah sama saya. Sekarang saya jawab omongan ibu, ibu juga marah-marah sama saya. Mau ibu apaan si sebenernya?". Jelasnya.

"KAMU KELUAR!!". Teriak bu Yeni sambil berdecak pinggang.

" Lah, kok saya keluar bu. Apa salah saya". Ujar Nathan tak terima.

"KELUARR!!!". Tegasnya menunjuk pintu. Agam menempuk bahu Nathan " Sabar bro". Nathan hanya tersenyum tipis lalu pergi menuju pintu keluar.

Setelah, Nathan keluar kelas. Bu Yeni kembali mengajar dan menjelaskan materi pada hari ini tapi sebelumnya ia meminta maaf pada anak muridnya akibat sikapnya pada Nathan yang tak baik di contoh.

(*)

Nathan menyandarkan tubuhnya pada dinding, kaki kanannya ia lipat kedalam untuk menopang tubuhnya lalu mengambil ponsel dan earphonenya yang berada di saku celananya untung saja ia membawanya, itung-itung bisa menemaninya saat bosan melanda. Ia mencolokan earphone miliknya pada ponsel dan mencari-cari lagu yang pas untuk didengarkannya. Kedua tangannya berada di saku celananya.

kepalanya bergoyang mengikuti irama lagu yang sedang didengarkannya dan sesekali mulutnya ikut bersenandung dengan mata yang tertutup. Sungguh hari ini ia terlambat akibat semalam  mengikuti balapan liat  dengan geng lain. mungkin bukan hari ini saja ia terlambat bahkan setiap hari. Nathan melakukan itu hanya ingin mendapatkan perhatiaan keduanya orang tuanya yang selalu mementingkan perkerjaan dari pada anaknya sendiri. Ah sudahlah ia sangat muak dengan skenario yang tuhan kasih padanya.

Brukk.

Terdengar suara sesuatu yang jatuh, Nathan membuka matanya dan melihat  seseorang gadis remaja dengan berambut kuncir kuda sedang membereskan buku yang berserakan dilantai yang jaraknya kurang lebih satu meter dari tempatnya berdiri.

Nathan mencopot earphone miliknya lalu memasukannya pada saku celananya. Ia mendengus lalu menghampiri gadis tersebut dan membantunya membereskan buku-buku paket yang berserakan di lantai koridor yang jumlahnya lumayan banyak dan tebal.

"Makasih". Ujar Melody saat Nathan menyodorkan buku yang telah ia punguti. Melody mengejap-ngejapkan matanya tiba-tiba ia menjadi kikuk didepan Nathan.

"Mau dibawa kemana?". Tanya Nathan menatap manik mata milik Melody.

Aduh mana tahan di tatap sama mantan.

"Eh.. Perpustakaan". Jawab Melody  gugup karna ditatap oleh Nathan.

" Yaudah gue bantu"

"Gak us— ". Ucapan Melody terpotong saat Nathan merebut buku-buku paket yang berada ditangan Melody. Melody hanya pasrah.

" Udah gak papa, lagian gak baik anak cewek bawa yang berat-berat". Ujarnya saat mereka berdua berjalan dikoridor beriringan.

"Makasih". Jawab Melody menggigit bibir bawahnya. Nathan mengganguk.

"Lo sama Rava pacaran?". Tanya Nathan dingin.

"Engga, kata siapa?". Jawab Melody.

"Gue liat aja lo selalu berdua sama Rava"

"Oh.. Itu mamah gue nitipin gue sama Rava kalo disekolah makanya tuh tuyul beranak suka ngintilin gue". Ucapnya. " tapi masa gue disama-samain sama barang harus dititip-titipin, apalagi sama anak tuyul dititipinnya". Keluh Melody mengerucutkan bibirnya membuat Melody semakin terlihat gemas.

Nathan terkekeh mendengarnya. "Berarti gue masih punya harapan"

"Harapan apa?". Aduh mengapa Melody jadi ambigu begini didekat Nathan.

"Lupain".

" jangan bikin gue penasaraan dong". Nathan tersenyum entah mengapa seulas senyum terukir di bibir nya.

"Nih bukunya". Ucapnya saat sampai didepan pintu perpustakaan lalu menyodorkan buku-buku paket yang ia bawa pada Melody dan Melody menerimanya.

"Yaudah gue balik dulu ke kelas bawanya hati-hati jangan sampe jatohan lagi". Ucapnya mengacak-ngacak rambut Melody. Melody mengganguk.

" Nathan ". Panggil Melody saat Nathan ingin menuruni anak tangga. Nathan membalikan tubuhnya menatap Melody dengan sebelah alis terangkat.

"Makasih". Nathan tersenyum lalu mengganguk .

(*)

Bel istirahat telah berbunyi lima menit yang lalu, sedangkan ketiga teman Melody telah pergi kekantin. Melody memutuskan untuk hari ini tidak pergi kekantin sebab mamahnya telah menyiapkan bekal berupa roti tawar yang di olesi oleh selai coklat dan susu putih kesukaannya.

Melody memerhatikan keadaan kelas yang sepi hanya di isi oleh empat murid, sungguh Melody tidak menyukai keadaan kelas yang seperti ini menurutnya sangat membosankan tidak ada lelucon yang membuatnya tertawa. Melody membuka tutup bekalnya lalu memakan isi bekalnya yang terlihat sangat menggoda dan menghiraukan keadaan kelas.

" wihh bagi dong ". Ucap Rava entah dari mana berasanya ia datang dan lalu merebut roti isi milik Melody. Membuat Melody geram ingin mencakar-cakar muka milik Rava.

" Balikin gak". Ujar Melody sedikit berteriak. Untung keadaan kelasnya sedang sepi jadi ia leluasa beteriak pada Rava.

"Gak mau". Jawab Rava menjulurkan lidahnya pada Melody.

" Balikin pokoknya, itu makan siang gue". Ucap Melody mencoba meraih dari tangan Rava yang membuatnya harus berjinjit.

"Yaelah bagi doang Dy, masa pelit sama sahabat sendiri". Ujar Rava sambil memekan roti isi milik Melody.

" gak, pokoknya balikin". Ucap Melody keukeh.

"Coba ambil kalo bisa". Melody berdecak kesal. Ia tidak suka kalau ada orang yang merebut makanan kesukaannya.

" Rava balikin atau gue potong itu lo". Ancam Melody.

"Jangan dong nanti nambah pendek, nanti gak bisa maen ena-ena". Rava menyengir tanpa dosa.

" Dasar otak mesumnya lo". Kata Melody memukul-mukuli Rava.

"Aduh Dy sakit.. lo dikasih makan apaan si sama mamah lo? Kaya samson gini".

" Lo mau tau gue makan apaan Rav". Rava mengganguk.

"Makan in—". Ucapan Melody terpotong karna Rava melongos begitu saja dari hadapannya.

"Gue duluannya Dy, by the way makasih makan siangnya". Ucap Rava pergi dengan cengiran khasnya.

" RAVA ANAK TUYUL BALIKIN MAKAN SIANG GUE". Teriak Melody.

****

kalo ada  yang  typo tolong comentnya, biar tau dimana letak kesalahannya. Dan kasih ide dong buat ngelanjutin part" selanjutnya. Masih bingung.

HopeWhere stories live. Discover now