Part 12

11 3 0
                                    

Derap langkah terdengar saat seseorang menuruni anak tangga, matanya menangkap sosok seorang gadis remaja yang tengah duduk bersama mamah, papah dan adiknya dimeja makan. Laki-laki tersebut menghampirnya dan duduk disamping gadis tersebut.

"Kamu ngapain pagi-pagi gini di rumah aku?". Ucap Rava  menatap Shilla yang duduk disampingnya.

" Aku mau berangkat ke sekolah sama kamu". Jawab Shilla polos.

"Kenapa gak hubungin aku?"

"Handphone kamu gak aktif". Rava menghela nafasnya. Sedangkan kedua orang tuanya hanya menggeleng kepala melihat anaknya yang telah tumbuh dewasa.

"Yaudah nanti aku anter kamu". Akhirnya.

Shilla tersenyum manis."Makasih". Rava mengganguk.

"Gimana keadaan mamah sama papah kamu?". Tanya Dessy pada Shilla memang sudah dekat sejak dulu bahkan telah menganggap Shilla sebagai putrinya sendiri.

" Baik tante". Balas shilla sesopan mungkin.

"Kamu mau terusin sekolah dimana?". Tanya Devan-papah Rava.

" Di London om"

"Kenapa gak di Jerman aja sama Rava". Tawar Devan.

Shilla tersenyum tipis. " papah pindah kerja om, jadinya Shilla juga ikut kesana". Devan hanya beria'oh'

"Yaudah mah, pah Rava berangkat dulu ke sekolah". Ucap Rava menyalami kedua orang tuanya yang dikuti oleh shilla. Lalu melangkahkan kakinya.

" yaudah shilla berangkat juganya tante, om". Dessy dan Devan hanya menggangguk. Lalu ia menyusul Rava yang tengah berjalan terlebih dahulu.

(*)

Shilla turun dari atas motor Rava, semua pasang mata menatap mereka berdua dengan tatapan iri. Ia sekarang Rava tengah berada di SMA BANGSA dimana Shilla bersekolah.

"Makasih". Ucap Shilla yang kini telah tiba didepan gerbang, Rava mengganguk.

"Nanti pulang sekolah bisa jemput aku".

"Apa si yang engga buat kamu—yaudah aku berangkat sekolah dulu. Jaga diri kamu baik-baik". Ucap Rava mengacak-ngacak rambut Shilla. Shilla mengganguk bahagia.

Rava menurunkan kaca helmnya dan menghidupkan mesin motornya, lalu melajukannya dengan kecepatan dibawah rata-rata menuju sekolah.

(*)
Melody memasuki kelas dengan wajah di tekuk, ia sangat marah pada Rava karna sedari tadi ia mengirim pesan pada Rava tidak dapat balasan dari cowok tersebut. Apa lagi Melody hampir telat menunggu Rava  didepan halamannya rumahnya yang tak kunjung datang, jadi Melody memutuskan meminta Reno mengantarnya kesekolah.

" Lo Kenapa Dy". Tanya Aya yang melihat Melody seperti aneh dari biasanya.

Melody mendengus. "Gue lagi kesel sama Rava".

"Rava ngapain lo emangnya". Tanya Vina akhirnya.

"Lo bayangin deh kalau jadi gue, gue nungguin Rava didepan halaman Tapi gak dateng-dateng jemput gue, dan gue chat dia pun gak dibalas. Gimana gak kesel coba". Papar Melody membuat Aya dan Vina mangut-mangut mengerti.

" terus lo jadi berangkat ke sekolah sama siapa? ". Tanya Aya.

" Reno ".

" Reno? ". Ucap Vina menyeritkan dahinya.

" Abang gue"

"Kok gue gak pernah liatnya".

" kan lo gak pernah ke rumah gue". Ucap Melody.

HopeWhere stories live. Discover now