Bab 11 - Free class

11.3K 933 55
                                    

Free class,

Yeay!

Seisi kelas menyatakan riang gembira atas kabar baik yang mendarat di telinga mereka semua, sang guru piket mengatakan bahwa seluruh kelas di nyatakan "Free class" . Dante, dan keenam sahabatnya sudah bersedia untuk memulai kegaduhan di dalam kelas, kali ini Dante akan mengambil sapu di kelas sebelah tanpa permisi, di karenakan kelas sebelah sedang di arahkan ke perpustakaan oleh bu Resma jadi Dante dapat dengan bebasnya mengambil sapu milik kelas sebelah.

Garatim sudah menyiapkan speaker untuk menyetel lagu sejuta umat yang kini sedang hitz, yaitu lagu "Despacito", Meskipun hanya hafal kata "Despacito"nya saja. namun, Garatim tetap antusias merayakan  Free class kali ini.

"Woi setel lagunya!" seru Dante memberi instruksi.

"Dorong meja nya weh dorong," kata Gege dari arah belakang mendorong meja sendirian.

"Serokan mana woi?" tanya Vano.

"Kelas kita mah gak punya alat piket, ambil aja di kelas sebelah. " ujar Dante.

Vano mengacungkan jempolnya, "Sip!" kemudian berlalu keluar dari kelas untuk menuju kelas sebelah.

Dante yang tengah sibuk menata meja untuk mengadakan konser despacito di dalam kelas, tiba-tiba saja di kejutkan oleh Arsha yang menepuk pundaknya dari belakang.

"Dante," panggil Arsha.

Dante mengangkat kedua alisnya, "Ha?"

"Nih," Arsha menyodorkan seragam Dante yang sudah ia cuci itu.

Wanginya yang sangat menyengat, sungguh membuat Dante suka. "Wangi amat." ucap Dante seraya menghirup.

"Iya lah," balas Arsha.

"Lo nyucinya pake hati ya?" tanya Dante kemudian mendekatkan wajahnya di hadapan Arsha.

"Dih, " Arsha mendadak geli.

"Cie..." goda Dante.

"Apaan sih!" Arsha jadi sewot.

"Lo lucu kalo lagi sewot kayak gini," ucap Dante membuat jantung Arsha hampir lepas.

Arsha menatap sensi, "Tau ah!" ketusnya kemudian pergi.

"Cewek kalo lagi baper gitu ya, sensi." gumam Dante.

🌹🌹🌹

Gavin tengah memperhatikan Cathrine sedari tadi, biar bagaimana pun Cathrine adalah sang mantan kekasihnya, mereka berdua putus akibat adanya orang ketiga di dalam hubungan mereka,
Kalau boleh jujur, dari seluruh mantan yang Gavin punya, hanya Cathrine yang paling ia sayang.

"CIE GAVIN NENGOKIN MANTAN MULU," teriak Eza mengejutkan satu kelas.

Lantas, Cathrine langsung menengok ke belakang. Lalu, tatapan matanya tertuju kepada Gavin.

"Bacot," sambar Gavin sinis.

"Gavin merindukan sosok mantan." ucap Gege kompor.

"Gavin merindukan sosok Cathrine." sambung Vano ikut kompor.

"Gavin masih-" perkataan Ucup di potong, lagi.

"Bacot lo Cup." kata Gavin resah.

Cathrine hanya menatap bingung, berulang kali ia mencoba untuk menatap Gavin, pasti Gavin selalu saja buang muka.

"Katanya playboy, tapi kok gak berani ngungkapin perasaan 'masih sayang' ke mantan sih," ledek Dante menggoda.

"Apa sih Dan," Gavin semakin kesal.

"CIEEEEE, BALIKAN DONG!" teriak seisi kelas.

"Dih," umpat Cathrine malu.

"Udah sih, katanya tadi mau konser despacito." Gavin mengalihkan pembicaraan.

"Kuy!"

"DESPACITO....."

🌹🌹🌹

Sesuai dengan perjanjian, hari ini Garatim akan berkumpul untuk menikmati indahnya makan malam di sebuah angkringan tempat biasa mereka semua, jujur saja Garatim memang lebih suka tempat yang sederhana daripada tempat mewah. Ketika semuanya sudah masuk ke dalam mobil, tiba-tiba saja Dante teringat akan dirinya yang belum mengembalikan jaket milik Arsha.

"Eh guys, bentar ya gue ma..mau ke toilet dulu!" ucap Dante bohong. (padahal ingin bertemu Arsha)

"Ya udah, jangan lama-lama Dan." keenamnya mengangguk.

Dante mengambil sebuah totebag berukuran sedang, yang sekiranya cukup untuk memasuki jaket Arsha ke dalam sana, setelah itu ia beralih keluar dari mobil untuk menjumpai Arsha.

"Dan, itu lo bawa apaan?" tanya Eza sedikit curiga.

Dante tak dapat berkutik, "Hm, udah ah gue kebelet!" lalu melongos pergi begitu saja.

"Si Dante akhir-akhir ini aneh ya, kayaknya lagi jatuh cinta beneran." sahut Gege curiga.

"Akhirnya Dante mau jatuh cinya juga, ck," sambung Gavin.

Dante mencari-cari keberadaan Arsha kesana-kesini namun ia sama sekali tidak dapat menemukan dimana titik keberadaan Arsha, kali ini Dante benar-benar mengalami perasaan yang sering kali berubah seenak hati, kadang bingung, kadang baper, kadang sensi, kadang kepo, dan lain-lain.

Kebetulan saja, Arsha melintas di hadapannya membuat Dante langsung sigap menarik tangan Arsha.

"Arsha!" panggil Dante.

"Apa?" balas Arsha kemudian melirik tangan Dante yang masih mencekal pergelangan tangannya.

"Sorry," Dante angkat tangan.

"Kenapa?" tanya Arsha.

"Nih, jaket lo." Dante menyodorkan jaket milik Arsha yang di masukan kedalam totebag.

"Makasih," ucap Arsha.

"Oke, gue duluan Sha!" kata Dante pamit kemudian melongos pergi.

"Dasar aneh," gumam Arsha kemudian beralih mengambil jaket miliknya di dalam totebag itu.

Tak di sengaja, Arsha menemukan sebuah surat kecil yang terjatuh dari dalam kantong jaketnya, lalu ia mengambil surat itu untuk ia buka, karena penasaran.

From: Dante
To: Arsha
"Makasih udah minjemin gue jaket, maaf kalo jaketnya gak wangi ya. Soalnya di rumah gue kehabisan molto sama downy, warung juga udah tutup. Btw, yang nyuci jaket lo gue loh, kalo gak salah gue nyucinya jam sebelas malem, gak pake mesin cuci, soalnya pembantu di rumah gue udah tidur, jadi daripada rusak, gue nyuci jaket lo make tangan aja."

Arsha terkekeh geli ketika membaca surat dari Dante. "Lucu," satu kata yang cukup menggambarkan karakter Dante.

🌹🌹🌹

Satu kata untuk part kali ini...

GaratimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang