Bab 34 - Gegana

7.6K 611 63
                                    

Arsha menatap langit-langit di kamarnya sambil menunjukan senyuman paling khasnya, ia masih memikirkan Dante yang tadi sore menyatakan perasaannya kepada Arsha. Gadis itu benar-benar tak habis pikir, tapi yang masih saat ini Arsha pikirkan adalah jika Dante hanya bercanda atau sekedar mempermainkan dirinya saja.

Arsha bangkit dan mengambil posisi duduk selonjor serta menyender di punggung kasur. Setelah itu menaruh bantal di atas paha-nya.

Arsha membayangkan jika dirinya bersama Dante benar-benar jadian, bila di tanya suka atau tidak, sudah pasti Arsha akan menjawab jika dirinya memanglah mencintai Dante.

Dante is calling.

Arsha segera beranjak dari kasur, untuk mengambil handphonenya lalu mengangkat telpon yang tak lain adalah dari Dante.

"Halo?" ucap Arsha.

"Lagi apa Sha?"

"Duduk."

"Oh, gak mau nanya balik?"

"Iya, lo lagi apa?"

"Mikirin orang yang lagi ngomong sama gue."

Jleb!

"Dih apa sih."

"Cie senyum-senyum."

"Apaan coba nggak."

"Sha, gue mau ngomong."

"Tinggal ngomong,"

"I love you."

Setedik kemudian sambungan telpon pun langsung terputus. Arsha yang masih terdiam setelah mendengar ucapan terakhir dari mulut Dante, jantungnya langsung berdegup kencang, hatinya merasa sedang terjadinya tsunami, dan satu lagi Arsha menerima notif pesan dari Dante setelah sambungan telpon tadi terputus.

Dante: Kalo baper bilang baper, gak usah gengsi. Oh iya, good night. *kecupbasah*

"Ih," Arsha terkekeh pelan.

🌹🌹🌹

Mata pelajaran kali ini adalah olahraga, seperti biasa kaum hawa sibuk berdandan, sedangkan kaum adam sibuk menjahili kaum hawa.

Dante, akan berbuat iseng kepada Cathrine, kali ini ia akan mengambil parfum Cathrine lalu ia semprotkan ke seluruh sudut kelas, setelah habis barulah botol parfum Cathrine ia isi dengan air minum milik Ucup.

Dan kebetulan, Cathrine sedang ke kamar mandi untuk berganti pakaian olahraga bersama Arsha dan juga Sherin. Ketika mereka kembali ke dalam kelas, penciuman Cathrine langsung terarah kepada parfum miliknya. Kelas XI-5 menjadi wangi seperti parfum yang Cathrine punya.

Tanpa lama lagi, gadis itu segera berlari menghampiri tempat duduknya untuk melihat keadaan parfum dan teman-temannya.

"DANTEEEEEE." geram Cathrine kesal setelah melihat isi parfumnya yang habis total.

Dante nyengir tanpa dosa, cowok itu langsung menunjuk ke arah Gavin.

"Gavin yang nyuruh." ceplos Dante menuduh Gavin padahal dia sendiri pelakunya.

"Lah apanya?" Gavin tidak terima atas tuduhan itu.

"Nggak, gue lebih percaya Gavin daripada lo." ucap Cathrine.

"WUIH NTAB SOUL, hesteg Cathrine believe Gavin." ucap Dante terkesan alay.

"Najis Dan alay banget dah." serbu Cathrine melirik sinis.

GaratimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang