Bab 2 - Murid baru

20.1K 1.6K 45
                                    

Hari ini, kelas XI-5 akan kedatangan seorang murid baru yang merupakan pindahan asal bandung, usut punya usut murid baru ini bernama Arsha Varelia.

Bu Tije, selaku wali kelas di kelas XI-5 yang kalau boleh jujur, ia sudah sangat enggan menjadi wali kelas di kelas ini, karena sikap konyol muridnya yang selalu membuat telinga bu Tije panas ketika mendengar ocehan dari setiap guru.

Dante, si pencetus ide-ide cemerlang setiap kelasnya kedatangan seorang murid baru, ia selalu berusaha membuat murid baru itu tidak betah berada di sekolah ini, yang sehingga membuat sang murid baru minggat dari sekolah karena lelah di bully.

Bu Tije datang memasuki kelas dengan seorang gadis yang mengikutinya dari belakang, sudah dapat di pastikan bahwa gadis ini adalah seorang murid baru.

"Anying, cantik bro! " kata Gavin takjub.

"Dan, lo rela ngebully cewek secantik dia? " tanya Eza.

Dante berfikir sejenak, lalu ia hanya mengendikan bahunya tanda tak tahu.

"Perhatian! Diam semuanya, hari ini kelas kita kedatangan murid baru. Teruntuk kamu, Dante! jangan coba-coba untuk membully dia. " peringat bu Tije seraya menunjuk ke arah Dante.

Dante mengutuk dirinya sendiri dengan terdiam tanpa bersuara.

"Mari perkenalkan diri kamu, " ujar bu Tije mempersilahkan.

"Nama gue Arsha Varelia, pindahan dari SMA 1 Bandung." ucap Arsha memperkenalkan diri.

"Welcome Arsha Varelia, " bisik Dante dalam hati seraya tersenyum devil.

"Silahkan kamu duduk di sebelah Dante, dan untuk Gavin kamu pindah ke belakang! " perintah bu Tije.

"Bolehkah saya menolak? " tolak Arsha dengan tatapan tak suka.

"Tidak, Arsha. Silahkan kamu duduk bersama Dante. " ucap bu Tije final.

Hingga pada akhirnya, Arsha pun harus duduk bersama seorang cowok yang menurutnya tengil itu.

Ketika Arsha hendak duduk di bangkunya, untung saja ia peka karena Arsha merasakan ada sesuatu yang aneh di kursi miliknya, setelah menyidik ia melihat di badan kursi terdapat lem fox yang teroles manis disana.

Dante tercengang ketika melihat Arsha yang tersadar akan jebakan yang sudah ia buat tersebut, hal ini membuat Dante memalingkan wajahnya karena malu.

"Sini lo, rasain jebakan lo sendiri! " Arsha menarik lengan Dante secara paksa, demi mengenai tangan Dante ke arah lem tersebut.

"Anjir Dante, " Gavin melotot.

Kini telapak tangan Dante terperangkap lem yang membuatnya sulit untuk lepas, kalau begini sih namanya senjata makan tuan.

"Gue gak sebodoh yang lo kira, " Arsha tertawa jahat.

"Ssh, " gerutu Dante kesal.

"Anying, leader kita kena senjata makan tuan! " pekik Vano.

"Good, banget nih cewek! " salut Eza seraya bertepuk tangan.

Dante hanya menatap Arsha sinis sembari menyembunyikan perasaan malunya. Di satu sisi, ia sangat kesal dengan Arsha yang sudah membuat dirinya terkutuk malu, namun entah mengapa di sisi lain Dante merasakan ada suatu hal yang aneh terjadi pada dirinya ketika berada di dekat sosok gadis yang satu ini.

"Woi bantuin gue gablag! Malah pada bengong lagi, " ketus Dante.

"Eh iya sorry, Dan. marah-marah mulu, pms ya lo? " sambar Raya.

GaratimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang