Philophobia Part 27 : Farewell

Start from the beginning
                                    

Jimin mengerucutkan bibirnya lucu, membuat Jungkook tak kuasa untuk tak memberikan kecupan manis disana.

Chu~

"Sudah, jangan merajuk terus, Sayang. Cepat mandi sana."

"Tapi, Jungie~ aku.. aku masih merindukan aroma tubuhmu. Aku.. takut tidak bisa menciumnya lagi." Binar mata Jimin meredup seiring dengan kepalanya yang tertunduk, enggan melakukan eye-contact dengan Jungkook.

Merasa ada yang janggal dari kalimat dan nada bicara sang Kekasih, Jungkook pun langsung menyudahi sejenak acara memasaknya untuk bersitatap dengan Jimin yang masih tertunduk di tempatnya.

"Hei, ada apa, Jim? Mengapa berbicara seperti itu?" tanyanya lembut seraya menyentuh perlahan dagu sang Kekasih, meminta Jimin untuk menatapnya balik.

Menggeleng kecil sebelum mendongak perlahan, menatap Jungkook. Dalam hati menguatkan dirinya sendiri agar tidak menjatuhkan setitik pun air mata yang mana nantinya akan membuat Jungkook khawatir.

"Tidak apa-apa, Jungie. Aku hanya.. malas mandi." Kilahnya.

Jungkook menaikkan satu alisnya tak yakin, hingga tatapan meyakinkan Jimin membuatnya menghela nafas kecil.

"Aigoo, kau itu bukan anak kecil berusia lima tahun lagi, Jimin-ie. Cepat mandi atau aku tidak akan mau berbicara lagi denganmu." Ancaman kosong, namun Jimin terlalu mempercayainya dengan mudah.

"Arraseo, arraseo.. ck.. kau ini mengapa gemar sekali melempar ancaman seperti itu, sih? Aku mandi, kau juga bersiaplah."

"Oke, Captain!~"

Chu~

Dan Jungkook dengan senang hati memberikan kecupan kecil pemberi semangat di pipi Jimin sebelum sang Kekasih melangkah masuk ke kamar mandi.


**


Bo Young memperhatikan lekat wajah sang Putra yang kini tengah sibuk mengunyah sosis yang baru saja masuk ke dalam mulutnya, bersama Jungkook –sang Kekasih- yang senantiasa berada di sisinya.

Sungguh, ia bahagia melihat Putranya hidup bahagia dan penuh cinta seperti ini, ia sangat berterima kasih dan bersyukur atas kehadiran Jungkook –Bidadari tanpa sayap- di dalam kehidupannya juga sang Putra –Jimin.

Namun, ia tidak buta. Ia juga tidak dapat mengenyahkan perasaan kalut dalam dirinya kala mendapati sang Putra –Jimin- seakan tengah menyembunyikan sesuatu darinya, dan sepertinya Jungkook pun tidak menyadari itu sama sekali.

Namun agaknya ia sendiri ragu untuk bertanya, ada sesuatu dalam dirinya yang menahannya untuk tidak bertanya sebelum sang Putra sendiri lah yang mengatakannya.

"Hmm.. seperti biasa, masakan buatanmu enak sekali, Baby." Celetuk Jimin dengan mulut setengah penuhnya, membuat rona di kedua pipi Jungkook sebelum Lelaki manis itu memukul manja lengannya.

"Ish, kau ini. Jangan membual, Jim."

"Wae? Memangnya aku sedang membual, eoh?" Jimin menelan habis Kimbap. "Semua ini memang benar-benar lezat. Benar 'kan, Eomma?"

Jimin menatap lekat sang Ibu –Bo Young- yang kontan mengangguk kecil lengkap dengan senyum hangatnya.

"See?" Jimin menampilkan deretan giginya yang rapih setelah berhasil memperoleh senyum malu-malu di bibir sang Kekasih.

Philophobia (JiKook / MinKook)Where stories live. Discover now