24. Pemenang Dari Kebimbangan

Start from the beginning
                                    

"Lo udah ngelakuin hal yang bener, Ra."

Tapi mengapa rasanya begitu sakit sekarang?

"Kayla dan Githa gak mungkin bisa marah lama sama lo. Cepat atau lambat dia pasti akan minta maaf sama lo."

Zilla bergerak memeluk Aira. Menenangkan sahabatnya yang satu itu.

Aira mengangguk pelan, mungkin ini yang terbaik untuk dia lakukan.

●●●●●

Lion berjalan tergesa di tengah padatnya koridor sekolah di jam istirahat pertama ini. Semenjak kejadian kemarin, Lion tidak ingin mengikuti apa yang diperintahkan Hendra lagi.

Kemarin Hendra merusak gerbang taman belakang rumahnya karena Lion yang tidak kunjung keluar, dia menemukan Lion yang sudah tidak sadarkan diri di dalam rumah pohon.

Dan pagi tadi Lion bersikeras berangkat ke sekolah walaupun Hendra sudah mati-matian menahannya. Kondisinya yang saat ini masih lemah tidak menyurutkan tekat Lion untuk sekolah.

Namun, kabar buruk yang dia terima dari Kayla pagi ini telah berhasil membuat Lion uring-uringan.

Airo kabur dari rumah.

Pantas, hari ini dia tidak menemukan anak itu di sekolah, bahkan kedua temannya pun tidak masuk.

Saat ingin berbelok menuju koridor utama, Lion tidak sengaja berpapasan dengan Aira yang saat itu tengah berjalan bersama Nuggy. Tanpa pikir lagi Lion menarik Aira untuk mengikutinya.

Namun, Nuggy segera menahan Lion. Membuat cowok itu semakin berang. Dia memelintir tangan Nuggy ke belakang lalu mendorongnya hingga berakhir mengenaskan di lantai.

Koridor yang saat itu masih ramai oleh para siswa yang berlalu-lalang langsung terdiam kala melihat keributan yang terjadi.

Lion menatap nyalang ke arah Nuggy, "Jangan pernah lo ikut campur," kecamnya tajam.

Aira yang tadi masih terkejut melihat kejadian itu langsung ditarik oleh Lion untuk mengikutinya. Aira sempat berontak tidak ingin mengikuti Lion, namun cowok itu tidak butuh persetujuan dari Aira. Dia tetap memaksa untuk mengikutinya.

Hingga saat mereka sudah sampai di parkiran yang cukup sepi, barulah Lion melepas tangan Aira.

Aira berang melihat tingkah Lion, dia sudah muak dengan semua perlakuan Lion yang selalu memaksakan keinginannya.

Tangan Aira terangkat menampar telak pada pipi Lion.

Lion tertegun merasakan pedasnya tamparan Aira. Dia mengangkat pandangan menatap mata Aira yang mulai berair.

"Gue benci sama lo!" bentaknya keras, "kenapa lo selalu memaksakan keinginan lo sendiri, tanpa memedulikan apakah gue mau atau enggak!"

"Ra..,"

"Jangan sentuh gue!"

Potong Aira cepat sambil memundurkan tubuhnya dari jangkauan Lion.

"Gue gak tahu apa yang lo mau selama ini. Gue gak tahu kenapa lo selalu ngusik hidup gue. Tapi sekarang yang gue tahu lo itu egois Lion."

Lion terdiam menerima kemarahan Aira.

"Gue gak ingin liat lo lagi."

Deg!

Hati Lion seakan diiris tipis mendengarnya.

"Gue ingin lo pergi jauh-jauh dari hidup gue."

Lion menelan ludahnya kelu saat mendengar kata-kata itu keluar begitu lantang dari mulut Aira.

"Kenapa? Kenapa sekarang lo ingin gue pergi?"

"Karena lo adalah bencana dalam hidup gue!" teriak Aira kasar, "lo yang udah bikin Airo diusir dari rumah. Lo yang telah menghancurkan persahabatan gue dengan Kayla dan Githa. Lo yang udah bikin kehidupan gue yang awalnya tenang menjadi kacau seperti sekarang."

Aira mengusap air matanya yang mengalir, dia sudah tidak tahan dengan semua ini. Dia tidak tahan dengan perasaannya sendiri. Dia ingin Lion menjauh. Dia ingin mengenyahkan perasaannya kepada cowok itu.

Lion merunduk merasakan sakit itu lagi yang menyerang. Dia meremas perutnya kuat, berharap dengan begitu rasa sakit itu bisa menghilang.

Ucapan Aira tadi telah menamparnya begitu keras. Kenyataan bahwa Aira sekarang sudah membencinya membuat Lion tidak bisa bersikap baik-baik saja.

Selama ini dia menganggap Aira adalah pengganti dari Rara berkat beberapa kesamaannya dengan gadis itu. Namun, sekarang Lion sadar, dia jauh berbeda dengan Rara.

Aira berbalik, tidak ingin memedulikan Lion lagi. Sudah cukup, sudah cukup dia berurusan lagi dengan Lion.

"Keluarga Lion yang sudah menghancurkan kehidupan kita dulu. Papa mohon, jauhi dia sayang."

Suara Indra malam itu kembali terngiang dalam benak Aira.

Lion yang menghancurkan semuanya.

Dalam hati, Aira terus melafalkan kalimat itu, seakan hanya dengan begitu dia bisa melepas Lion. Melepas cowok itu bersama hatinya yang sudah dia ambil.

Aira menghapus air matanya. Ketika hendak melangkah meninggalkan tempat itu suara ringisan tertahan dari Lion membuatnya berhenti kembali.

Suaranya yang semakin memilukan membuat Aira tidak mampu menahan diri untuk tidak berbalik. Mata Aira melotot melihat Lion yang sudah terduduk di tanah sambil bersandar di sebuah mobil di belakangnya.

Tangannya yang bergetar tampak kesulitan membuka tutup botol kecil yang berisi obat. Wajahnya memerah dipenuhi oleh keringat dingin.

Aira memejamkan mata, dia kembali berbalik. Ingin rasanya dia tidak pernah melihat Lion seperti itu.

Dia ingin pergi meninggalkan tempat itu. Namun, hatinya tidak pernah ingin melihatnya pergi. Aira berbalik dan melangkah cepat mendekati Lion.

Dia duduk di hadapan cowok itu. Dia mengambil botol obat Lion dan membukanya, membiarkan Lion menelan dua butir obat berwarna putih.

Melihat Lion sekarang dia jadi teringat atas perkataan Kayla di kafe malam tadi.

"Lion sakit, Ra."

Sakit? Sakit seperti apa yang sebenarnya diderita Lion hingga membuatnya seperti ini?

Aira bergerak memeluk Lion saat kondisi cowok itu sudah mulai membaik. Dia sudah tidak peduli dengan apa yang Indra katakan kepadanya. Dia tidak peduli dengan semua yang Zilla katakan.

Ini perasaannya. Ini cintanya. Dia tidak ingin kehilangan Lion. Lion adalah pemilik hatinya. Untuk mengganti hatinya yang sudah diambil Lion, dia perlu mengambil hati Lion untuk menggantikan hatinya.

Aira mencengkram seragam Lion yang berkeringat. Aroma cokelat yang selalu melekat di tubuh cowok itu berhasil membuatnya nyaman dan enggan untuk pergi.

Aira sadar, dia tidak bisa melepas Lion begitu saja. Lion harus bertanggung jawab atas perasaannya sekarang.

"Maafin aku, Lion."

{TBC}

A.n

Yang udah aku janjiin buat update jam 9, maaf yaa telat :(

RaLion Where stories live. Discover now