24. Pemenang Dari Kebimbangan

Start from the beginning
                                    

Namun, mendapatkan tanggapan seperti itu membuat emosi Kayla jadi tersulut, apalagi melihat sikap tidak pedulinya saat Kayla mengatakan bahwa Lion sakit.

"Apa sih yang lo tahu soal cinta?" tanya Kayla dingin, gadis itu menatap Aira tajam.

Githa yang duduk di sebelah Kayla lantas memegang lengan gadis itu agar dia menahan emosi. Dia tidak ingin nantinya sikap Kayla ini malah membuat keadaan semakin runyam.

"Gue tahu lo cinta sama Lion, tapi lo mengelak soal itu," lanjut Kayla, dia tidak memedulikan peringatan Githa tadi.

"Kayla cukup." Zilla yang duduk di sebelah Aira ikut angkat bicara, "lo udah denger sendiri Aira gak cinta sama Lion. Apa sih sebenarnya maksud lo mojokin Aira kayak gini."

Saat ini mereka tengah berada di sebuah kafe. Mereka sengaja berjanji untuk bertemu. Kayla sudah merencanakannya jauh-jauh hari. Namun, tanggapan Aira dan Zilla benar-benar di luar rencananya.

"Lo gak tahu apa-apa, Zi. Dia suka sama Lion. Dia mencintainya," ujar Kayla tidak mau kalah. Dia beralih menatap Aira yang juga melihat ke arahnya, "apa ini semua karena kejadian malam itu?"

Aira tertegun, dia membuang muka untuk menutupi air matanya yang mulai membendung.

"Gue gak mau denger tentang dia lagi," gumamnya tanpa menoleh.

Kayla tersenyum kecut mendengar itu, "Kenapa lo bersikap seperti pengecut sekarang, Ra?"

Aira kembali menoleh menatap Kayla.

"Gue bukan pengecut, Kay. Tapi sekarang gue sadar, bahwa Lion adalah sumber masalah dalam hidup gue. Gara-gara Lion, bokap gue ngusir Airo dari rumah dan sampai sekarang gue gak tahu Airo ada di mana." Aira mengusap air matanya yang mulai mengalir.

Tanpa disadari, dia juga marah akan takdir hidupnya yang begitu rumit. Dia akui, dia mencintai Lion sekarang. Namun, apa yang bisa dia lakukan di saat Lion sendiri menjadi sumber masalah dalam hidupnya.

"Gue benci Lion." Hatinya berdesir perih saat kalimat itu keluar dari mulutnya, "gue berharap Lion adalah sebuah mimpi yang di saat gue bangun nanti gue udah gak nemuin dia dalam hidup gue." Aira berbohong sekarang, "gue harap lo gak pernah bahas tentang dia lagi, Kay."

Kayla tersenyum pedih, "Okay." Gadis itu mengangguk kecewa, "gue harap, suatu saat nanti lo gak akan pernah menyesali apa yang lo katakan hari ini."

Lalu Kayla berdiri dan memasang tas selempangnya, tanpa berucap lagi Kayla melangkah pergi meninggalkan tempat itu.

"Gue kecewa sama lo, Ra. Gue gak pernah tahu kalo lo punya sifat sekeras ini."

Setelah mengucapkan kalimat itu, Githa juga ikut berdiri dan melangkah pergi menyusul Kayla.

Aira menatap punggung Githa yang sudah hilang di balik pintu kafe. Air matanya kembali mengalir. Dia tahu, dia sudah melakukan hal yang salah.

Dia tidak memberikan hatinya menang. Egonya terlalu besar untuk mengakui bahwa Lion sudah memenangkan hatinya, Lion sudah mencurinya secara perlahan, dan sekarang memilikinya secara utuh.

Aira menghapus jejak air matanya saat merasakan sentuhan lembut di pundaknya. Aira menoleh menatap Zilla yang tersenyum menenangkannya.

RaLion Where stories live. Discover now