Part 7 (Red Team)

Mulai dari awal
                                    

Ia mengangkat tangannya sambil tetap menatap mereka, memerintahkan warriornya untuk kembali.

“Jika gagal. Akan kupastikan kalian menjadi makanan tahananku.”

o00o

Anya kembali memakai pakaian miliknya-black dress- lalu berjalan menghampiri Sergio yang masih tertidur, tertidur? Jangan bercanda, dia vampire. Belum sempat ia duduk, tangannya di tarik membuat ia terbaring di atas ranjang dengan Sergio di atas, menindihnya.

Matanya merah, penuh dengan kilatan kemarahan, menatap perempuan yang sudah berani menipunya selama seminggu ini dan dengan begitu bodohnya dia sampai terpikat dengan perempuan yang baru di kenalnya, “Siapa kau?”

Me? I am your Death Angel.” Anya menatap mata merah itu kemudian memegang kepala Sergio dengan kedua tangannya.

“Diam.” bagaikan anjing, Sergio diam menurutinya. Ia menutup matanya, mencoba masuk ke dalam pikiran pria itu mencari sebanyak-banyaknya informasi yang dibutuhkannya.

“Aku sangat ingin menyiksamu, tapi aku tidak punya banyak waktu. Jadi, selamat tinggal.” Anya menempelkan lipsticknya tepat di jantung Sergio, dan kemudian tubuh pria itu mengering dan retak menyelimuti seluruh tubuhnya, Kiss of Death -lipstick dengan sebuah peluru kayu di dalamnya-.

Ia menyingkirkan tubuh kering itu darinya, jika harus dikatakan bahwa ia sebenarnya sangat benci membunuh vampire, karena tubuh mereka akan mengering kaku, dan itu benar-benar menggelikan baginya. Ia membenahi dirinya, berusaha tetap berpenampilan bagus mengingat ia akan keluar dari club ini.

Oh Hell!

Sungguh pemandangan yang indah baginya saat membuka pintu disuguhi oleh para vampire dan werewolf pengkhianat. Ternyata tidak salah jika mereka bilang 1:100, Kurasa berolahraga sedikit tidak akan jadi masalahkan? Aku yakin Calvin akan memakluminya.

First?”

Seorang pria berkulit gelap dengan oto yang tercetak jelas di tuxedo yang digunakannya maju menyerang, pria itu melayangkan tinjuan bawah, berniat memukul perutnya, namun dengan mudah ia menghindar melihat bagaimana mudahnya membaca gerakan pria itu, ia menahan tangan pria itu lalu mematahkannya dalam hitungan detik. Hey! jangan lupa ini sudah seminggu, Bustself takkan berfungsi lagi.

Para pengkhianat-begitu ia menyebutnya- terus menyerangnya bersama-sama tanpa henti. Goresan, tusukan, dan bantingan terus mengenainya. Bagaimana mungkin dia harus melawan mereka sekaligus tanpa mengubah dirinya? Mati sudah manusia jika ia melakukannya. Itu tidak boleh terjadi! jika ia tidak menahannya auranya saja bisa membuat makhluk mortal pingsan atau mungkin sekarat karena aura kehidupan mereka terhisap olehnya.
Anya memutar tubuh dan tangannya, melakukan peregangan pada tulang-tulangnya, menimbulkan bunyi-bunyi tulang kaku yang mengilukan. Cukup sulit baginya mengalahkan mereka tanpa mengganti wujudnya. Yah, setidaknya anggapan 1:100 itu tidak berlaku untuknya. Pertarungan di ruangan itu telah usai dalam waktu hanya dua jam, tapi ia tahu bahwa mereka akan terus berdatangan entah dari mana.

Yaiks! Penampilanku benar.benar.kacau,” ucapnya saat melewati cermin besar, memperlihatkan betapa buruknya penampilannya dengan dress yang penuh dengan robekan kecil  yang terus mengeluarkan darah, tubuhnya yang tak tertutupi pun tidak luput dari cakaran bahkan tusukan yang cukup dalam. Rambutnya yang dikepangpun sudah berantakan, kusut kesegala arah. Namun hal itu tidak membuatnya terlihat lemah, melainkan begitu menyeramkan, seperti orang gila, kurasa.

“Masa bodoh!” ucapnya pada patulan dirinya sambil melambaikan tangannya, mengisyaratkan dirinya yang sudah tidak peduli lagi dengan hal seperti itu.

Ia membuka pintu yang langsung terhubung dengan D&S Club, club yang tidak pernah sepi. D&S or Drunk and Sex Club. Anya naik ke atas panggung, tempat dimana para penari tiang menarik begitu vulgar terhenti karena keberadaannya. Semua mata menatap padanya, mengira jika ia akan melakukan tarian tiang yang lebih menghebohkan. Ia mengangkat tangan kanannya ke atas, membuat suasana di club itu sunyi seketika. Matanya mulai berubah menjadi merah darah, “Kalian para manusia dan bukan musuhku, pergilah dari tempat ini! Yang kalian ingat hanyalah mabuk dan kemudian pergi dari tempat ini tanpa mengingat apa yang terjadi saat ini.”

Anya menghipnotis mereka, membuat yang dimaksud mulai pergi meninggalkan tempat itu dengan tenang, menyisakan anak buah musuhnya. Ia memutar telunjuknya, membuat api di sekeliling tempat itu, tak ada jalan keluar bagi mereka yang masih di dalam.

Ia melangkahkan kakinya keluar, menuju parkiran, kemudian memakai helm full face hitamnya dan motor sport hitamnya dengan mesin yang sudah dimodifikasi.

Ia menaikkan kopling motornya, membawa pergi dirinya, menjauh dari tempat itu. Ia mengangkat tangan kirinya, lalu menjentikkannya, menciptakan ledakan besar di D&S Club, menjadikan club itu satu-satunya api unggun raksasa yang menyinari gelapnya kota kecil itu. Tanpa ada yang peduli dengan Club itu akibat hipnotis darinya.

This is me, Anya deLlanaquin Moore, a Hybrid.

o00o

“Argh! Kenapa kopi ini pahit sekali?!” Calvin meletakkan cangkirnya ke atas meja, kemudian menuangkan darah ke gelas lainnya, lalu meneguk darah itu habis.

“Entah kenapa perasaanku tidak enak”

o00o
11082017
Re: 26062018

Bonjour!! Firstly, i want say thank you so much for all of you who appreciate my story.
For a liker, commentary i always saud thank you!! And, for others no matter you are a silent reader or not, at least i am so happy cause many reader want to read my story.

You are my beloved readers!!!

So finally, let's vote and comment!!

Bye bye~

Best regards,

Emma

Mate MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang