BAB 12

26.8K 1.3K 18
                                    

Beberapa minggu berlalu sejak kejadian dirumah sakit. Kini Nissa sedang sibuk mempersiapkan pernikahannya yang tinggal menghitung hari. Ia sudah berdamai dengan semuanya dan memutuskan untuk membuka pintu hatinya untuk Zian.

Tidak ada yang tahu soal kehamilannya kecuali dirinya dengan Zian. Bahkan Zian sudah mempercepat tanggal pernikahan dengan alasan perjalanan bisnis yang mendadak.

Nissa selalu bersyukur akan Zian yang selalu memperhatikannya, memberinya dukungan penuh dan peduli akan bayi dalam kandungannya, membuat hati Nissa menghangat.

Tapi tidak dipungkiri, dalam sudut hatinya masih ada Malik.

Malik..

Ia sudah tidak pernah mendengar kabar dari pria itu.

Bahkan dalam beritapun, pria itu seakan tenggelam.

Tidak ada kabar sedikitpun..

Memikirkan Malik barang sedetik membuat tubuh Nissa langsung lemas, ia menyandarkan tubuhnya pada tembok putih, mengatur nafas.

" Kau pasti kelelahan.." tegur Zian pelan sembari mengusap kening Nissa yang berkeringat, padahal dalam pusat perbelanjaan terasa dingin.

" Yah.. mungkin saja.."

" Istirahat saja di cafetarian, biar aku yang menyelesaikan belanja.." tawar Zian. Nissa mengangguk lalu melangkah menuju cafetarian.

Ia duduk sembari menopang dagu, sifat malasnya mulai muncul. Apa ini bawaan bayinya? Nissa terus saja melamun hingga tepukan pelan di bahunya membuatnya menoleh.

" Ayya?" panggil Nissa, ia langsung berdiri, matanya berbinar menatap sahabat karibnya dipeluknya langsung tubuh Ayya, " Aku rindu padamu.." lirih Nissa.

" Aku juga merindukanmu, Annisa.." Ayya membalas pelukan Nissa.

Cukup lama keduanya berpelukan hingga suara anak kecil terdengar mendekati kedua perempuan itu.

" Mama.."

Nissa melepaskan pelukannya pada Ayya dan menatap anak kecil itu. Ia tahu siapa anak ini.

Ayya tersenyum lalu merunduk mengangkat anak kecil berusia kurang lebih 2 tahun itu.

" Dia mirip sekali dengan Wira.." celetuk Nissa.

Mata Ayya berubah sendu, ia memeluk putranya, " Maafkan aku Nissa.."

Nissa tersenyum sembari menggeleng, " Itu masa lalu. kita lupakan saja.. Ayo duduk.. kita ngobrol sebentar.."

Ayya mengangguk keduanya duduk dan mulai mengobrol.

Sebenarnya Nissa tidak bisa melupakan kejadian 2 tahun lalu, dalam otaknya, ia akan terus mengingat kejadian itu, namun dalam hati ia sudah mulai ikhlas menerima segalanya, memang ini takdir Tuhan.

" Ayya.."

Nissa mengenali suara itu, ia menoleh dan melihat Wira – Mantan tunangannya dulu berjalan mendekatinya dan juga Ayya.

" Papa.." panggil putra Ayya, bocah itu langsung melompat turun dengan sigap Wira menangkap putranya lalu menganyunkannya perlahan sampai bocah itu tertawa cukup keras baru Wira menggendongnya.

" Aku senang melihat kalian bahagia.." ucap Nissa tulus pada Wira dan Ayya.

" Dan kulihat kau tidak bahagia.." celetuk Wira seketika, membuat Nissa melirik kearah Ayya.

" Wira.." tegur Ayya.

" Aku ingin bicara berdua dengan Nissa, Ayya.." Wira mengatakan itu tanpa menatap Ayya sedikitpun.

SWEET PASSION [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang