CHAPTER 4

546 36 11
                                    

      Taehyung POV

   "Gadis itu hampir setiap hari datang ke taman itu... berarti...seharusnya rumahnya ada di dekat sini," aku bergumam sambil menoleh ke kiri dan kanan, siapa tau aku dapat bertemu dengan gadis itu.

Ah. Tapi sejujurnya aku khawatir dengan kondisinya. Maksudku, gadis itu terlihat lemah. Terlebih lagi, dia tunanetra. Kadang aku penasaran apa yang menyebabkan dia menjadi seperti itu-

     Astaga. Apakah itu dia ? Aku buru buru bersembunyi di belakang tembok saat aku melihat sosok gadis itu. Dia sedang berjalan, dengan bantuan tongkatnya yang mengarahkan jalan. Ke arah sini.

   Aku tiba tiba terdiam.

Kim Taehyung bodoh. Untuk apa aku bersembunyi? Dia tidak bisa melihatku.

Aku menghela nafas, lalu berhenti bersembunyi di balik pohon. Sekarang jarak ku dengan gadis itu sudah berjarak 1 meter. Sepertinya dia akan berjalan menuju taman.

"Sial...." Aku mendengar gadis itu bergumam dengan gusar. Dia menutup hidungnya dengan tangan kirinya, sambil tangan kanannya memegang tongkat besi-nya. Dia menoleh ke kanan dan ke kiri, mencari seseorang.

" Hey! Kim Taehyung ! Aku tau kau ada di dekat sini!"

Aku mengerjapkan mataku. Bagaimana dia bisa tau bahwa aku ada di dekat sini?

"Apakah kau tak ada pekerjaan lain selain membuntuti ku?!" Gadis itu menggerutu, lalu berbalik pergi.

Susah sekali mendekatinya.


Ayoung POV
 
     Astaga. Pria itu membuatku frustasi. Apa apaan itu? Apakah dia terobsesi denganku atau apa? Bayangkan saja, setiap hari dia mengikuti ku. Bahkan sekarang dia berada di belakangku. Astaga.

    Aku mengerang frustasi. Tanpa menoleh pun, aku tau dia sedang di belakangku. Tapi...kenapa hari ini aroma tubuunya tidak seperti biasanya?

Tiba tiba aku memikirkan sebuah ide.

Aku berbelok kanan, menuju gang kecil, berlawanan arah dengan rumahku. Sebenarnya, aku takut aku tersesat, karna aku hanya mengandalkan tongkat ini. Aku berniat segera berlari, lalu bersembunyi di balik sebuah pagar, itupun kalau letaknya memang di situ.

Oh wow. Dia berhenti mengejarku.

Aku tersenyum bangga, menganggap bahwa diriku seorang jenius,

sebelum aku mendengar sesuatu.

    "Whoa. Apakah kau sedang membuatku 'menangkapmu' lebih cepat?"

Suara itu membuatku terdiam. Itu bukan suara Taehyung. Aku masih berdiri, membelakangi pria itu. Aku mencium bau rokok dari tubuhnya. 
  
"Ckckck, apakah gadis manis ini buta? Wah. Keberuntungan bagiku. Berarti aku bisa melakukan itu kepadamu tanpa kau bisa melihat wajahku, kan?"  Pria itu semakin mendekat- aku bisa mendengar langkah kakinya.

Aku ketakutan. Aku tak tau harus berbuat apa.

BRUK!

"Hah?" Aku mengerjap, tak tau apa yang sedang terjadi. Aku mendengar suara seseorang yang dipukul, lalu beberapa saat kemudian disusul dengan suara orang jatuh. Lalu beberapa saat kemudian, aku tersadar bahwa ada seseorang yang memukul pria berbau rokok tadi.

"Siapa itu?"  Aku tak bisa mendengar apa apa, kecuali suara nafas yang berderu.

" Kau baik baik saja"  Kata seorang pria itu dengan sedikit terengah-engah.

Lalu tiba tiba aku mencium sesuatu dari orang itu.

Chamomile.

"Tae...hyung? Kaukah itu?" Aku berkata pelan.

"Uh- maaf. Aku tau aku tak seharusnya mengikutimu. Tadi.. aku sedang mengikutimu, lalu tiba tiba aku melihat seorang pria mendekatimu. Maaf, aku tau kau tak suka dibuntuti seperti ini. Aku akan pergi "

Aku tak terlalu mendengar apa yang Taehyung katakan, tapi yang kudengar adalah kalimat terakhir.

Tidak. Jangan pergi. Sudah cukup aku ditinggal Wooyeol, Mama dan Papa.

"Jangan pergi"
  

chamomile & paints || kim taehyungDove le storie prendono vita. Scoprilo ora