Dear Diary, in Summer Day.. [Daejae]

472 31 2
                                    

Namaku Yoo Youngjae. Aku adalah seorang penulis muda yang kini hanya sering berkutat kepada laptopku setiap kali orang orang justru sibuk dengan liburan musim panas mereka. Hebatnya, aku disini... seorang namja single yang mataku selalu mengerling kemana mana, memandangi beberapa sepasang kekasih memadu kasih di bawah teriknya matahari yang menghangatkan. Seolah cahaya mentari yang menghujani mereka adalah sebuah lem untuk semakin menempelkan mereka saling berpegangan tangan dan bermesraan seolah melempar balon balon cinta ke arahku. Mereka seolah tak mempedulikan posisiku yang menggerutu kesal sebagai pria kesepian. Ughh.. abaikan tentang ini.

Aku menggeleng kepalaku, mencoba memudarkan euforia itu dan kembali memusatkan diri pada laptopku. Draft word ku masih kosong melompong. Ibaratkan sebuah kertas lembaran putih tanpa ada satu tinta di atasnya. Ideku menguap kemana mana karena mereka. Berbagai pasang kekasih di musim panas.

"Hei!"

Aku terkejut. Memandang geram pada namja tinggi bersurai kebiruan tersebut. Dengan senyum merekahnya seraya menaruh segelas Lemonade Punch di samping laptopku, dan segelas Vanilla Citrus Punch miliknya. Ia duduk segera berhadapan denganku, menghiraukan picingan kesal yang kubuat seolah aku masih geram padanya.

"Sudah punya ide untuk tulisanmu kini?"

Aku menggeleng ragu. Melenguhkan sekali nafas pasrah , karena sampai ia bertanya saat ini tak ada inspirasi apapun. Padahal kukira, memilih untuk meluangkan waktu di sebuah café outdoor begini dengan segelas minuman dingin dan pemandangan pantai luas berhambur pasir putih langsung dihadapanku akan memperbaiki suasana hati hingga inspirasi itu tiba tiba datang.

Tidak! Lebih buruk! Aku mengalami kebuntuan otak tidak seperti biasanya.

I got a Writer's block! And it's horrible for me!

"Deadline nya masih 2 minggu lagi, Youngie~ gunakan waktu ini sebaik mungkin. Kau bisa pergi ke suatu tempat, mencari ide untuk tulisanmu. Jika sudah dapat, aku tinggal membantu. Iya kan?"

"Kau kira 2 minggu itu sebentar, Bocah?! Bagaimana jika sampai 2 minggu ke depan aku masih belum dapat ide apapun untuk tulisan ini. Musim panas ini akan menjadi musim terburuk sepanjang masa. Perusahaan penerbitan akan memutus kerja sama denganku, dan lebih buruk... AKU JADI PENGANGGURAN!"

PLAK

Junhong dengan ketidak berperikemanusiaan nya , memukul kepalaku. Namja di hadapanku ini dengan geram mendecakkan lidahnya dan melipat angkuh tangannya. Aku justru disini tanpa daya mengusap kepalaku yang terasa ngilu. Pukulan bocah ini terlalu kencang hingga rasanya cukup membuatku pusing kepala.

"Jangan pesimis dulu. Penulis sudah biasa mendapat kejadian seperti ini. Hanya saja, aku baru pertama kali melihat penulis yang sudah berpikir masa depannya jadi buruk karena hal sepele ini. Lebih buruk.. penulis itu adalah partner kerjaku."

Aku mendengus kesal. Membalas argumennya hanya akan membuat permasalahan semakin panjang. Jadinya aku hanya buru buru menyedot minumanku kasar dengan mendelik mata padanya.

Biar kuperkenalkan lebih dahulu siapa bocah kurang ajar ini pada kalian.

Namanya Choi Junhong. Seingatku ia adalah hoobae semasaku SMA. Tingkah nya kadang kekanakan jika sudah melibatkan masalah pribadinya. Namun akan sangat dewasa ketika sudah melibatkan masalah pekerjaan. Percayakan? Bahwa ia menjadi partner kerjaku, menjadi editor dari semua hasil tulisanku!

Oh ya, karena hasil pekerjaannya yang cukup perfectionist dan ia yang kritis, jadi aku tak bisa beralih kepada editor manapun kecuali dirinya. sekarang lihatlah, bahkan aku tak bisa melawan bocah yang beda setahun dariku ini.

BAP'1SHOT !!Where stories live. Discover now