Reject [Daejae]

1.2K 46 14
                                    

"Dan saat inilah, pertama kali aku merasakan arti 'anugerah' natal sebenarnya..."

.

.

.

Aku berpikir lama akan hal ini. Sebuket bunga yang kugenggam tampaknya sia sia kuperhias begitu cantik. Wewangiannya yang menyerbak, malah membuat hatiku semakin dikelam rasa pilu.

Di depan pintu rumahnya yang berwarna kuning tersebut, aku mendesah kecewa. Wajah antusiasku berangsur mengkerut sedih.

Aku ditolak lagi. . . . . .

"Jadi, dia menutup pintu langsung ketika baru saja melihatmu di depan pintu rumahnya?! Huahaha! Dramatis sekali!"

Plak

"Y—Yak! Appo, Jung Daehyun!"

"Itu balasan untuk perkataan merendahmu, Bang Yongguk! Tsk.."

aku mendecak kesal pada kakak—ani! Sahabat yang merupakan sunbaeku ini. Tiap kali remehannya membuatku langsung mendelik tajam. Ia tak akan berhenti menertawakan perjuanganku jika aku tak bertindak keras padanya. Tak peduli dia sahabat, sunbae, bahkan kakak kandungku sekalipun.

"Daehyunnie.. apa kau tak lelah terus mengejarnya? Masih ada namja manis di luar sana yang mudah kau taklukkan. Kau tampan, bersahabat, dan ..... err..... ber-uang?"

"Oh, jadi kau menawarkanku mencari namja materialistis plus manis seperti kekasihmu itu, Kim Himchan? Aku mau saja menaklukkannya kalau kau tak keberatan." Aku berpura pura mengusap daguku seraya berakting seolah aku sedang berpikir keras. Jelas Yongguk tak suka itu. Ia langsung memukul kepalaku dengan sebuah bantal. Ugh... suka sekali menjatuhkan orang lain, tapi dijatuhkan tak mau.

"Bukan dia , Bodoh! Jelas Kim Himchan milikku. Dan dia bukan materialistis!"

"Baru kali ini aku mendapati namja yang dipeloroti uangnya terus oleh kekasihnya, tapi mengelak kekasihnya itu materialistis. Kisah cintamu itu yang dramatis!" aku membentaknya.

Perdebatan ini jelas membuatnya langsung terdiam kesal. Aku lihat wajahnya yang tak senang mendengus rendah seraya bangkit dari ranjangnya dan meninggalkanku. Ckck... kerjaanmu hanya mengambek dan mengambek, Bang! Tidak dewasa sekali sebagai sunbaeku.

Aku menghela nafas. Sebenarnya Yongguk tak sekali dua kali memberi pencerahan kepadaku agar aku bisa berpaling dari namja yang sedang kukejar ini. Di universitas tempatku berkuliah, ada beberapa namja yang bahkan begitu mengidolakanku. Memujaku melebihi idola Kpop manapun.

Byun Baekhyun, namja bermata cokelat cantik dan bibir indah itu. Aku begitu terpesona akan senyumannya pula. Ia seringkali menyapaku hangat setiap pagi. Kami seangkatan, namun berbeda kelas. Ia masuk di jurusan seni vocal. Jurusan yang pernah menarik perhatianku sebelumnya (karena akupun juga suka menyanyi). Hanya saja takdir berkata lain, ketika aku justru masuk ke jurusan sastra Korea. Baekhyun yang dahulu pernah menjadi teman se-SMA ku ini, agak kecewa. Namun setidaknya ia sering berkunjung ke kelasku , hanya untuk menontoniku—atau apapun kegiatannya—yang pasti aku sering menangkapnya sedang mencuri pandang padaku.

Ah ya sudahlah... toh tentu saja aku juga tak jatuh hati padanya.

Choi Zelo. Namja imut ini pernah hampir menjatuhkan pendirianku. Ia adalah hoobaeku di jurusan yang sama. Aku sering mengaguminya dengan caranya berbahasa yang begitu baik dan benar. Ia begitu patuh dengan semua sunbaenya, termasuk padaku. Tapi , ia tampaknya 'patuh' dalam hal berbeda. Kami sering bertemu, dan ia suka beralasan mau belajar bersamaku. Ia begitu menggemaskan, bersikap manja seperti adik kandungku sendiri. Bahkan aku suka kelepasan memanggilnya Chagiya (dalam maksud lain).

BAP'1SHOT !!Where stories live. Discover now