CH 5 : My New Favorite Things

904 208 12
                                    


Wonwoo mengucek matanya berkali-kali. Ia masih tidak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya. Tangan Mingyu bergerak. Demi Tuhan! Tangan Mingyu serius bergerak, lebih mengejutkan lagi bahwa fakta bahwa sepasang mata yang telah lama terpejam itu mulai terbuka dan Wonwoo panik bukan main dibuatnya. Lelaki kurus itu mengusak rambutnya kasar, ia tidak tahu harus berbuat apa sekarang. Pikirannya mendadak kalut tidak mengira hari ini akhirnya datang juga. Antara takut sekaligus bahagia, Wonwoo tidak mampu membedakannya.

Daripada terus-terusan gelisah, segera ia memanggil dokter lalu menghubungi Ny. Kim untuk bergegas datang ke rumah sakit. Wonwoo menunggu dokter dengan resah. Mata Mingyu masih berusaha menyesuaikan cahaya, sedangkan Wonwoo terus menggenggam jemari Mingyu dengan erat sampai dokter datang bersama beberapa perawat.Sang dokter mulai memeriksa keadaan Mingyu sedang Ny. Kim juga baru saja datang dengan nafas terengah lalu menghampiri putranya.

Dokter bilang kondisi Mingyu cukup baik. Lelaki berkulit tan itu sudah sepenuhnya sadar walaupun tampak beberapa kali memegangi kepalanya yang pusing efek koma. Selain itu Mingyu masih diwajibkan untuk menjalani terapi supaya ia bisa beraktivitas normal lagi setelah waktu yang lama. Wonwoo akui, ia tak pernah sebahagia ini sebelumnya. Tentang bagaimana senyum haru yang Ny. Kim petlihatkan untuk membalas ekspresi bingung yang Mingyu tunjukkan. Dan Wonwoo sadari bahwa ekspresi pertama yang ia lihat dari Mingyu itu adalah salah satu pemandangan favoritnya. Siapapun, tolong catat itu.

"Ibu?"

"Ibu di sini Mingyu, akhirnya kau sadar juga. Ibu sangat bahagia," kata wanita itu lembut seraya mengelus surai hitam panjang Mingyu kemudian memeluk tubuh besar itu erat-erat.

Melihat pemandangan langka semacam ini Wonwoo memekik sendiri dalam hati. Di saat bersamaan ia juga merutuki sisi nakal dirinya yang juga menginginkan pelukan itu -bersama Mingyu tentunya.

"Itu siapa, Bu?," tanya Mingyu menunjuk Wonwoo dengan dagunya.

"Ohh, dia Wonwoo. Dia teman sekelasmu."

"Berterima kasihlah padanya, karena dia yang menjagamu selama ibu tidak di sini," lanjut Ny. Kim.

Mingyu mengangguk paham, "Terima kasih sudah merawatku selama ini," ujarnya tulus sambil mengembangkan senyum manis menampakkan kedua taring yang selama ini tidak diketahui Wonwoo.

Somebody help me, please, Wonwoo berteriak dalam hati. Astaga! Sebagai makhluk penganut paham no boyfie no problem, Wonwoo tidak bisa menahan serangan mendadak ini. Senyuman Mingyu sangatlah manis, dan ia bersumpah bahwa ia tidak akan pernah bosan untuk senyuman itu berkali-kali. Padahal beberapa waktu yang lalu Wonwoo baru saja menyatakan bahwa ekspresi linglung Mingyu adalah yang terbaik. Dasar lelaki genit tidak berpendirian, bilang saja kau suka segala hal tentang Mingyu.

Wonwoo membalas senyuman Mingyu tak kalah mempesona. Lelaki itu memperlihatkan kurva senyuman termanis yang pernah ia tunjukkan untuk orang lain. Pipi pucatnya memerah entah karena apa dan mata rubahnya menyipit memberi kesan cute. Ia tidak akan menyia-nyiakan satu kesempatan pun.



-

Kira-kira sudah beberapa bulan berlalu semenjak Mingyu tersadar dari komanya. Wonwoo tetap dengan setia menjaga Mingyu sama seperti dulu di waktu lelaki itu masih terpejam dalam tidur panjang. Hanya saja kali ini tugasnya menjadi cukup banyak dan tidak semembosankan dulu dimana ia hanya duduk termangu menanti keajaiban. Menemani Mingyu terapi atau berjalan-jalan di taman ketika lelaki itu bosan adalah aktivitas yang rutin Wonwoo jalani. Walau seringkali Mingyu menolak ajakan Wonwoo sebab katanya ia lebih suka berdiam di kamar daripada pergi ke luar. Padahal kenyataannya Mingyu hanya tidak mau merepotkan Wonwoo lebih banyak lagi.

Next to You ☆ MeanieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang