-Meow- 3

3K 183 399
                                    

Tentang masa lalu Galen waktu kecil, aku agak nyesek sih nulisnya.

Oke, sekarang mau aku kasih tau ya.

WARNING!!!! SEMI 17+

YA NGGAK TERLALU RINCI SIH, GUE JUGA NGGAK KUAT KALO NULISNYA TERLALU MENDETAIL. MASIH BISA DIMAKLUMI.

SEBELUMNYA MINTA MAAF KALO YANG MASIH POLOS-POLOS NEKAT BACA YA.

Hope you enjoy it 😊😊

* * *

"Kak Genta ...," rintih seorang anak laki-laki yang sedang kesakitan memegangi punggungnya yang perih. Darah menembus keluar dari kemeja yang dipakai anak kecil tersebut.

"Kak Genta... ini Galen Kak." Anak kecil tersebut berusaha mendekat ke arah kakaknya yang tergeletak di lantai. Galen tahu kakaknya masih hidup, dibuktikan dengan mata kakaknya itu yang memandang Galen penuh arti seperti menyuruh Galen untuk tidak ikut campur masalah yang sedang terjadi.

Baru lima langkah berjalan, Galen ditarik kembali oleh pria dewasa yang memakai jas universitas tersebut. Tubuhnya kembali disiksa untuk memenuhi hasrat pria homo di hadapannya. Pria dewasa itu terus menyiksa tubuh Galen, meninggalkan rintihan keras menggema dari suara Galen.

Genta-kakak Galen-ingin menolong adiknya namun tubuhnya pun sebelumnya sudah disiksa oleh pria kuliahan itu, belum puas dengan Genta, pria homo itu menggerayangi tubuh Galen.

Air mata Galen luruh sesaat dari tadi dia menahannya. Dia kesakitan, dia merasa orang di depannya sekarang telah merenggut kehidupannya dan kehidupannya yang menyenangkan.

Ditambah lagi kakaknya yang matanya sudah berkunang-kunang. Tidak. Galen tidak mau kehilangan kakak tersayangnya.

Celana seragam berwarna merahnya sudah hilang entah kemana, tubuhnya telanjang di hadapan pria yang sekarang matanya semakin berkabut melihat tubuh Galen.

Pedofil, pedofil yang orientasinya menyimpang. Batin Rinka. Cewek yang memakai jas sama persis dengan pria asing yang sedang menyiksa Galen.

"Hahhh."

Sepertinya pria itu telah mencapai klimaksnya. Dia menjatuhkan tubuhnya ke lantai. Bulir-bulir keringat jatuh dari keningnya.

Rinka menangis melihat hal itu, namun dia tidak bisa melakukan apapun. Salahkan dirinya yang menyukai pria homo yang sialan tampan itu.

Rinka tidak bisa melarang saat pria itu melakukan hal tersebut, hanya bisa memperhatikan dan berdoa semoga pria yang dicintainya bisa kembali normal.

Sedangkan Galen terduduk di lantai mengusap secara kasar air mata yang luruh di pipinya dan mendekati kakaknya. "Kak Genta...," lirih Galen memangku kepala kakaknya di pahanya yang banyak bekas luka.

"Ga... len." Walaupun terbata-bata, Genta bisa mengucapkan hal itu di tengah kelelahannya karena siksaan pria itu. Pria tadi menusukkan gespernya secara kasar ke arah dada Genta yang terus memberontak.

Meskipun tidak berdarah, luka itu menyebabkan memar biru ditambah lagi tusukkan tersebut tepat mengenai letak jantungnya berada. Hal itu membuat Genta sesak napas sedari tadi.

"Rinka," Suara pria dewasa itu kembali terdengar di ruangan luas itu. Rinka menghela napas panjang. Dia tahu apa yang harus ia lakukan sekarang.

Rinka mendekat ke arah Genta dan Galen mencoba mencari kain untuk menutup mulut Genta agar proses kematiannya bisa berjalan dengan cepat.

Namun Rinka tidak menemukan apapun di sakunya. Dia menghela napas panjang dan melepas bajunya sendiri di depan Genta dan Galen.

Galen langsung menduduk takut saat dada itu membusung di depannya. Air mata terus keluar dari pelupuk Rinka, cewek itu melepas bra nya dan langsung menggulungnya jadi satu.

"Maaf ya." Hanya dua kata itu, Rinka dengan cepat membekap mulut Genta dengan branya membuat Genta sulit bernapas. "KAK GENTA...," teriakan Galen menggema saat Genta mulai menutup matanya perlahan.

Galen mencoba melepas gulungan bra yang menyumpal mulut kakaknya namun dengan secepat kilat pria homo itu kembali berdiri dan menahan pergerakan Galen.

"Sialan kau, dasar anak nakal!!!"

"Ga, lo setuju mau masukin dua anak mesum itu suruh ikut acara amal?"

"Ga." Sentakan di punggungnya membuat Galen tersadar dari lamunanya tentang masa lalunya dengan kakaknya.

"Ya?" Galen membeo

"Tumben lo ngelamun pas rapat," kilah cewek itu kembali.

"Sorry, jadi lo tanya apa tadi?"

"Kita mau masukin dua anak yang tadi siang dibawa lo ke ruang BK untuk ikut acara amal minggu depan, lo setuju? Ini saran Bu Indi sih," ulang Tika lagi.

Semua gara-gara dua anak yang kemarin ketangkap basah oleh Galen nonton bokep membuat Galen kembali teringat saat dia merasakannya secara langsung dan betapa tersiksanya dirinya mendapat hujaman keras dari pria itu dan melihat secara langsung kematian kakaknya.

"Itu ide bagus, lagipula itu juga keputusan guru BK kita nggak bisa ikut campur. Seengaknya mereka jadi nggak nonton bokep atau novel erotik minggu depan."

"Mungkin aja mereka cuma iseng Ga, lo jangan menjudge mereka ngelakuin itu setiap hari," sergah Oval agak takut. Dia tidak mau melihat mata Galen saat berbicara.

"Anak SMA belum boleh ngelakuin hal itu," jawab Galen malas.

"Tapi itu umum untuk anak sekolah kayak kita, emang lo nggak pernah nonton bokep?" Rendi ikut menyela.

"Gue nggak masalah kalo mereka mau nonton bokep. Yang jadi masalah mereka nggak boleh ngelakuin itu di sekolah," jawab Galen masih dengan nada yang tenang.

Galen menghela napas panjang lalu berdiri dari kursinya, "Ya, jadi rapat kali ini selesai. Semuanya udah dibahas kan, tinggal implementasi di hari H nya. Gue duluan," Secepat itu Galen langsung pergi. Dia meninggalkan anak OSIS lainnya yang kebingungan dengan perilaku Galen.

Galen menggelengkan kepalanya sepanjang menuju kelas. Kenapa kenangan buruk itu kembali terputar di kepalanya? Galen bisa merenung berhari-hari bila mengingat kenangan yang terus terngiang-ngiang di kepalanya itu.

Dia merogoh saku. Cowok berkarisma itu mengeluarkan sapu tangan yang berwarna abu-abu dengan bahan yang amat halus.

Di salah satu tepi ada sulaman dari beludru membentuk tulisan Genta. Ya, Galen akhirnya hanya bisa mengenang Genta dari sapu tangan yang ditinggalkan kakaknya itu.

Karena kejadiannya dulu itu, Galen bahkan lupa kapan terakhir kali melihat bra wanita. Bra itu, yang telah membuat nyawa kakaknya melayang.

SUNGGUH MALANG NASIB GALEN DI MASA LALUNYA.

Galen dan rahasianya. Dia mencoba mengalihkan ingatan buruknya dengan menjadi anak pintar. Dia selalu menjadi juara kelas, mengikuti lomba taekwondo. Dan menjadi ketua OSIS di SMP maupun SMAnya

* * *

Sorry for typo. Don't forget to vomment.

Meow [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang