21. New Friend?

17.1K 840 17
                                    

Seperti yang ku bilang sebelumnya, aku jarang berkomunikasi dengan Alan .. malah aku lebih sering ngobrol dengan Nathan.
Hari ini mulai latihan drama. walaupun aku cadangan, aku juga harus berlatih. aku merasa aneh, dari dulu aku paling anti sama drama.

"eh, katanya anak pertukaran pelajar datang hari ini ya?" tanya Nayra. aku berpikir sejenak.
oh'iya .. memang ada anak pertukaran pelajar. aku sampai lupa

"iya kali" jawabku singkat.

"semoga bulenya ganteng!!" kata Nayra. dasar maniak bule.

Baru saja aku keluar kelas ada perempuan terpleset tepat didepanku, tangannya berusaha menggapai-gapai sesuatu untuk membuatnya tetap seimbang. tapi, tangannya malah mengenai tulang hidungku

Gubrak.
aku terjatuh bersamaan dengannya "aduh!" ringisku. sedangkan perempuan tadi berteriak 'aww!' entahlah telingaku yang bermasalah atau benar dia mempunyain logat berbeda you know lah seperti orang barat?

"Astaga. hppptt .. L─Lo gak apa-apa?" aku tau dia sedang menahan tawanya.
aku tidak menjawab, aku sibuk memegangi hidungku. rasanya nyeri

"Talitha, lo gak apa-apa? hidung lo merah mimisan gitu" kak Daniel yang entah datang darimana tiba-tiba di depanku.

Perempuan tadi bangkit berdiri sambil memegangi pantatnya dan menggumamkan kata-kata, umpatan kecil mungkin. ia mendongak. dahinya mengernyit mukanya bingung menahan rasa sakit.

"Kau tidak apa-apa? Aku tidak sengaja memukulmu. Aku minta maaf." Kata perempuan yang tadi menabrakku dengan bahasa Inggris. ia memegangi pantatnya. dahinya mengernyit menahan rasa sakit.

"Tidak apa─"

"Eh lo! Liat nih adek gue jadi berdarah hidungnya! Jalan tuh yang bener! Udah tau di depan ada tulisan 'AWAS! LANTAI LICIN!'" Kak Daniel langsung memotong ucapanku. perempuan tadi menatap bingung Kak Daniel yang mencak-mencak di depannya. "Bukannya hati-hati! Punya mata ga sih lo?! Atau lo ga bisa baca?! Pokoknya kalo adek gue ga laku seumur idup gara2 jadi jelek, Lo gue kutuk jadi gembok WC umum depan sekolah!"

Aku melotot mendengar ucapan Kak Daniel. gak laku? dikutuk jadi gembok WC sekolah?

"Eh denger ga sih, gue ngomong apa?! Ngerti ga lo?! Jangan─" haduh kak. percuma saja mau ngomong sampai kakak berbusa dia gak bakal mengerti apa yang kakak daritadi omongin.

"Udah Kak. udah" sergah ku dengan cepat.

Aku menggandeng lengan Kak Daniel, tangan kiriku memegangi sapu tangan untuk menghentikan darah yang keluar dari hidungku. untung tidak banyak yang keluar. Kak Daniel merangkul ku "ayo kita ke UKS"

aku dan Kak Daniel berbalik arah. aku kembali menengok ke arah perempuan tadi. sekilas mukanya menunjukkan rasa bersalah dan khawatir.

*

Setelah hidungku selesai diobati, aku disuruh oleh dokter untuk istirahat sebentar. aku hanya duduk di atas kasur. dokter dan Kak Daniel keluar sebentar. hidungku masih memerah. tulang hidungku ditempel semacam plester duh, aku tidak tahu namanya.

Aku jadi ingat perempuan tadi ketika dimarahi Kak Daniel. mukanya polos, tidak mengerti. mungkin itu murid pertukaran dari luar yang dibicarakan Nayra tadi.

Aku menengok ketika pintu dibuka, bukannya dokter atau Kak Daniel yang datang malah Rachel.

"Lho Talitha? kamu kenapa?" tanyanya

"cuma ada kecelakaan kecil tadi. kamu ngapain kesini? sakit?" tanyaku balik

"enggak kok. tadi, aku habis latihan tapi, Alannya sakit kamu juga. jadi aku latihan sama Irfan. aku kesini mau jengukin Alan"

PerfectDonde viven las historias. Descúbrelo ahora