11. Truth Or Dare

20.2K 934 18
                                    

Sore itu kami semua memutuskan untuk bermain ToD a.k.a Truth Or Dare, walaupun aku sudah meminta-minta untuk tidak mengikuti Game ini. aku benci bermain game ini.

Vero sudah mengambil botol untuk diputar di antara tengah-tengah kami

Oh,ya dan satu lagi, Jika tidak ada yang mau melakukan Dare atau Menjawab pertanyaan dengan jujur ia harus meminum Jus Diet ala Aldira yang (Menjijikan) kebetulan dibawanya

Aldira suka sekali Diet, padahal badannya sudah lebih dari bagus

"Lo Campur apa aja di Jus itu?" Tanya Dimas dengan pandangan jijik

"Biasa. Brokoli, Wortel, Telur mentah.. emm apa lagi ya" Jawab Aldira sambil mengingat apa yang dimasukkannya

"gue mual dengernya. mending langsung aja mulai"

Karena Aldira yang menyarankan bermain Truth Or Dare ia yang pertama memutar botolnya.

ia mulai memutar botolnya.. bisa kulihat semua berharap tutup botol itu tidak menghadap ke arah mereka. begitupun juga aku.

Dan Yak!

Botol berhenti berputar, dan tutup botol menghadap Vero

"Truth Or Dare?" Tanya Aldira mantab dengan mata berbinar-binar seakan Vero targetnya

"Truth" Jawab Vero santai

"Siapa Cewek yang lo sayang?"

"Gampang.. Nyokap gue"

"GUE JUGA TAU BEGO! Yang lain!"

"Sahabat gue, Ari"

Sesudah acara Cie-cie an, Vero memutar botolnya.. Dan berhenti di depan Alan.

"Truth Or Dare?"

"emm.. Truth"

"Sama aja deh pertanyaannya.. Siapa perempuan yang lo sukai?"

Alan melirikku. die tampak enggan menjawabnya, pandangannya beralih ke arah Jus dibotol, ia menelan ludahnya dan langsung meminum Jusnya.

Segitu rahasianya kah?

Alan mulai mutar botolnya dan berhenti didepan Kayla.

"Truth Or Dare?"

"Dare" Jawabnya mantab

"I dare you to.. emm.. lo liat disana?" Alan menunjuk ke arah Rionata, Cowok murah senyum, senyumannya bisa membuat wanita meleleh dan ke geeran. termasukaku-_-

Tiba-tiba wajah Kayla merah padam "Lo harus nembak dia.. kalau lo ditolak sabar aja, kalau lo di terima lo harus pacaran minamal 1 bulan kalau bukan dia yang mutusin"

kami langsung mendorong Kayla kedekat Rio, dan duduk sambil senyam-senyum memperhatikan mereka berdua yang sedang basa-basi mungkin.

Rio tersenyum-senyum terus malah..

Tak lama Kayla kembali dengan muka merah

"gimana?" tanya kami ingin tau, kalo bahasa gaulnya sih Kepo

"Aku.di.terima"

Tak ku sangka, aku kira bakal ditolak seperti Dare biasa. semua orang yang mengikuti ToD bersorak Ria, ada yang bilang 'Selamat' ada juga yang pinta PJ alias Pajak Jadian.. jomblo emang.

"Thank's ALAN!!" Kayla memeluk Alan. tiba-tiba aku merasa ada keganjalan, dadaku terasa nyeri.. lebih sakit daripada kena bola basket yang dilempar Dimas.. oke lupakan yang tadi. "Sebenernya aku udah lama suka sama Rio"

*

Setelah kejadian tadi, Kenapa aku jadi resah gini? Masa iya aku cemburu? Sama Kayla dan Alan?

Mana mungkin aku menyukai Alan? Segitu cepatnya aku Move On?

Aku melirik jam tangan yang selalu ku pakai.. Jam 12 Malam.

Aku bosan berada didalam tenda dan memandang Aldira dan Kayla tertidur pulas..

Sebaiknya aku keluar batinku

Saat aku keluar, aku malah menemui Alan, dengan posisi sama.. Duduk sambil Mendongak memandang bintang

Aku duduk disebelahnya

"Gak bisa tidur?" Tanyanya

"Lagi dan lagi" Jawabku.

Seperti biasa, hening.

"Kalau ingin merasakan yang namanya cinta, kita harus siap patan hati" akhirnya Alan membuka suara memecah keheningan diantara kita. Tapi aku tidak tau maksud perkataannya. "Sama kayak lo, gue juga pernah jatuh cinta. Lo suka sama Nathan kan?" sebentar.. Bagaimana dia bisa tau? "gue pernah suka-cinta Sama Sahabat gue sendiri, dan ujung-ujungnya gue malah patah hati.. Dia sayang sama gue cuma sebatas sahabat dan dia cinta cowok lain" Alan terkekeh sendiri mendengar ceritanya

"I didn't choose to fall in love with him, my heart did it" Gumamku.

Alan mengangguk "Me too. Cinta sama dia cuma bikin gue sakit hati"

"Jadi? Kenapa tadi main ToD lo gak mau ngaku kalau lo suka sama Sahabat lo itu?" tanyaku penasaran

"bukan. Bukan dia yang gue sayang sekarang.. Dia cuma masa lalu gue, tapi gue masih sahabatan sama dia.. Dia pindah ke Jerman."

"Jadi.. Mau cerita tentang cewek yang lo suka sama gue?"

"Belum sekarang" jeda "Dan gue selalu pengen duduk berdua liat bintang sama perempuan yang gue sayang"

deg

*

Paginya kami semua dibikin kesal oleh guru-guru.. Handphone, gadget semua harus dikumpulkan tidak ada yang boleh memainkan barang-barang itu. Akh

Aku duduk didekat bekas api unggun, tiba-tiba Nathan duduk disebelahku..

Aneh, kenapa aku tidak merasakan Dag dig dug seperti biasa?

Aku mengobrol dengannya sesekali kami berdua tertawa karena candaan yang kami buat. Tidak bisa dibilang kami mengobrol sebentar.

Sampai Nathan meminta izin balik ke kelompoknya, aku juga dipanggil Adrian.. Sepertinya ada tugas lagi.

Kami berdua (Alan dan aku) mendapat tugas yang berbeda, kali ini kami disuruh Adrian untuk mencari air bersih untuk memasak nasi katanya..

Kami berdua segera masuk ke hutan untuk mencari air

"Inget parit kecil yang gue temuin kemarin?" aku mengangguk "Disana aja kita ambil" tanpa babibu aku menyutujuinya.

Hening lagi diantara kita

"Tadi ngobrol apa aja sama Nathan? Kok kayaknya seneng banget" Suara Alan terdengar Dingin, tidak seperti biasanya.

"Kepo" balasku singkat.

"Lo ngobrol apa aja?"

"Kepo banget sih!"

"Kalau emang gue kepo kenapa?!" Alan berhenti didepanku dan membalikkan badan berhadapan denganku. Baru kaliini aku dibentak oleh laki-laki..

Sekali pun saudara-saudaraku tidak pernah membentakku

"Kenapa lo selalu mau tau urusan orang?! Kalau gue ngobrol sama Nathan kenapa?! Lo cemburu?!" Bentakku tak kalah keras. Aku betul-betul emosi, di tengah hutan seperti ini.

Alan tampak sudah tenang, ia menatap mataku dalam-dalam..

"Kalau bener gue cemburu..?"

PerfectWhere stories live. Discover now