03. Camping?!

28.1K 1.2K 13
                                    

Setelah bunda dan ayah sampai, bunda mengajakku ke rumah sebelah. Ternyata penghuni rumah sebelah adalah teman dekat bunda.. kenapa kebetulan sekali?

Cukup lama kami berbincang-bincang dan cukup lama aku merasa bosan. Bagaimana tidak?

Aku hanya melihat dan mendengarkan bunda dan tante Amira -teman bunda- mengobrol, walaupun sesekali aku ditanyakan sesuatu.

"Oh iya, Talitha sekolah dimana?" pertanyaan tante Amira membuyarkan lamunanku.

"Di Satu Bangsa, tan."

"Apa Alan sekolah di sana aja ya?"

Alan? Laki-laki yang aku lihat kemarin?

"Ide bagus tuh" ucap bunda. "Ngomong-ngomong Alan mana ya? Udah lama gak ketem."

"Tadi sih katanya mau jalan-jalan dan dia liat ada lapangan basket di komplek ini, dan mau main disana sekalian kenalan sama tetangga katanya,"

Selanjutnya mereka melanjutkan percakapan mereka. Aku tidak mengerti. Aku pun izin untuk pulang, bisa mati bosan aku.

*

Baru beberapa langkah aku menginjak lantai sekolah, aku melihat segerombolan murid didepan mading.

Ada berita apa?

Setelah berhasil menerobos kerumunan murid-murid, aku membaca poster yang ada di mading.

Camping?!

Dan kelas 10 dan 11 diwajibkan ikut?! Aku paling malas kalau ada acara camping-camping an dari SD. Menurutku itu merepotkan.. tidur ditengah hutan yang becek menjijikan, bisa saja saat kami sedang terlelap tiba-tiba diserang oleh makhluk buas- hiii

Aku memasuki kelas dengan mimik wajah lesu, untung saja tadi tidak dikerubungin fans-fans gila kakak adikku.

Nayra menghampiriku "Kenapa lo?--Oh iya, lo ikut camping gak?"

"Gak tau, gue males Nay" jawabku. Entah kenapa aku tidak bersemangat sekarang..

"Kan wajib. Ayo dong ikut plis plis" rengeknya "Ntar gue sama siapa dong?"

"Kan banyak anak Nay. Masa harus sama gue?"

"Gue maunya sama lo" jeda "Gak mau tau pokoknya lo harus ikut. Titik"

Aku menghela napas, aku betul-betul malas sekali untuk ikut camping. "Gue mau ngembaliin bukunya Anas dulu ya"

Nayra beranjak pergi ke kelas Anas untuk mengembalikan buku milik Anas yang berjudul Twilight.

Tak lama kemudian Nathan masuk kelas. Nathan yang baru datang langsung menanyaiku "Ikut Camping gak?"

Kenapa dari tadi pada bahas camping sih?

"Gak tau deh. Gue males" jawabku

"Okay"

Hanya itu yang aku dengar dari mulut Nathan, setelahnya bel langsung berbunyi.

*

Kenapa aku yang disuruh bu Andin untuk mengumpulkan buku? Kenapa tidak ketua kelas saja? Okay, sebagai murid yang teladan aku harus nurut, walau terpaksa. Masa iya aku menolaknya mentah-mentah? Cari mati itu mah.

Cukup berat buku ini, bagaimana tidak? Aku membawa 25 buku sekaligus, ditambah dengan tebalnya buku matematika ini.

Tiba-tiba setengah dari buku yang aku bawa sudah berada di tangan seorang lelaki.

"Sini biar gue bantu" katanya.

Siapa dia? Aku belum pernah melihatnya.

"Em, thank's" ucapku.

PerfectWhere stories live. Discover now