10. (Alan+Talitha Moment)

22.1K 865 2
                                    

Setelah Membagi tugas-tugas akhirnya aku dan Alan mendapat tugas mencari kayu untuk api unggun.
Kelompok 1 ber anggotakan 9 orang ; 3 perempuan dan 6 laki-laki.
dan masing-masing anggota mendapatkan tugasnya sendiri-sendiri. yang menjadi ketua kelompok adalah Adrian Tama, ya.. cowok dingin dan cueknya lebih dari kak Daniel,Dimas ataupun Rakha ini. ia menjadi Ketua karena kami semua tidak ingin repot-repot menjadi ketua dan Adrian lah yang paling sering menjadi ketua. ia sangat tegas dan disiplin. cocok!

Untuk sementara kayu yang dibuat untuk api unggun sudah disediakan, mulai besok kami harus mencari kayu sendiri. guru-guru sudah memperingatkan jangan terlalu jauh mencari bisa-bisa hilang ditengah hutan.. dan aku sangat mematuhinya, aku tidak mau hilang lagi!

Adrian - Cowok Cuek. kapten Basket. lumayan populer karena kapten basket mungkin? dan sifat cueknya membuat perempuan disekolah makin penasaran dengannya
Aldira - Perepuan ini populer sangat populer malah, tapi dia tidak seperti yang kalian langsung bayangkan tentang perempuan populer yang biasanya sombong atau apalah. Aldira perempuan populer yang murah tersenyum dan sama sekali tidak sombong. malah aku heran kenapa dia bisa terus tersenyum?
Niko - Cowok yang terkenal humoris ini sering jadi bahan pembicaraan perempuan dikelasku tentang betapa gantengnya cowok itu
Rei - Rei? aku bahkan tidak menyadari kalau aku satu kelompok dengannya. dia cowok yang tertutup, dan canggung
Aku - kau taulah..
Vero - Cowok ini seperti Niko, humoris
Dimas - namanya seperti adikku, sifatnya juga gak beda jauh sama Dimas adikku
Kayla - Cewek ini nerd, tapi manis.. kalau melihatnya aku jadi teringat Fallen -Adik Alan-
dan yang terakhir.. Alan - Cowok yang uh.. asik?

Kenapa anggota kelompokku rata-rata populer semua?

"Mengerti semua?" suara Adrian membuyarkan lamunanku "Sedikit nasihat, Niko dan Vero jangan bercanda terus, Kayla jangan baca buku terus, dan kamu berdua Talitha dan Alan jangan bengong terus!" aku mendengus kesal "sekarang kalian boleh istirahat, besok kita mulai dengan tugas masing-masing"

seseuai perintah ketua, kami semua mengangguk setuju, mungkin sudah lelah semua begitu juga aku

*

aku terbangun. hawanya terasa dingin untukku jadi aku memakai jaket yang kubawa. aku duduk diatas kantung tidur.. Aldira dan Kayla masih belum bangun, memangnya ini jam berapa? kenapa aku merasa sepi sekali.

memang aku sering bangun duluan sebelum saudara-saudaraku, tapi kenapa diluar terasa gelap?
aku pun keluar dari tenda dengan perlahan-lahan, tidak enak membangunkan kedua temanku , mungkin mereka lelah

setelah keluar dari tenda aku melihat Alan sedang duduk di rumput sambil memeluk kedua lututnya sedangkan kepalanya mendongak ke atas.

aku berjalan menghampirinya dan duduk sepertinya -ikut ikutan mendongak-
langit cerah walaupun gelap.

"Gak bisa tidur?" tanyanya

"kebangun. emangnya ini jam berapa?" jawabku masih sambil mendongak ke atas begitu juga dengan Alan

"Jam 2"

"Gue kirain udah pagi.. pantes sepi"

"emang udah pagi kok. kan jam 2 pagi" ingin sekali rasanya menampar bolak-balik di wajahnya yang sempurna itu-- err
aku mengabaikannya, sedangkan Alan terkekeh kecil ia sudah tidak lagi mendongak ke atas ia mengganti posisinya dengan tiduran di rumput dan kedua tangannya menjadi bantal.

aku meraba-raba rumput yang berada dibelakangku, bisa saja rumputnya basah, becek atau yang paling parah ada cacingnya-hih

"Bersih kok" Ucap Alan

Aku segera meniru gaya Alan tiduran dengan kedua tangan dijadikan bantal.
hening diantara kita.. hanya ada bunyi pletek-pletek kecil dari api unggun yang hampir mati..
Bulan dan Bintang masih menampakkan sinarnya

"Kenapa? ada masalah? biasanya lo gak sediem ini" Ujarku

"Engga, gue lagi bingung aja" jawabnya. kami berdua mengganti posisi jadi duduk bersila

"Bingung kenapa? coba cerita sama gue"

"gue lagi suka sama seseorang, tapi kayaknya dia suka sama cowok lain" Nasib Alan sama persis denganku, diam-diam aku bersyukur karena bukan cuma aku yang mengalami hal semacam ini..

aku merasa canggung, tidak tahu mau berbicara apa

"lo Cinta pada pandang pertama sama dia?" bukannya mengucapkan kalimat lain aku malah melontarkan kalimat itu. bodoh

"Gak, dia pelan-pelan masuk ke hati gue"

Deg

*

"Alannn, jangan jauh-jauh.. ini disini juga banyak kayu tau" Alan tidak memperdulikan rengekkanku, dia tetap terus berjalan masuk kedalam hutan.
karena ia lebih tinggi dari pada aku jadi aku harus berlari kecil untuk mengikutinya "Cepet banget sih jalannya" aku mulai ngos-ngosan.

aku masih berlari-lari kecil ngos-ngosan "Alan! Bentaran gue ca--Aww!" aku menubruk punggung Alan, ia tiba-tiba berhenti dan aku yang dibelakangnya otomatis tertabrak punggunya.

"Aduh! sakit punggung gue" Alan memegangi punggunya yang katanya sakit

"Salah sendiri berhenti mendadak didepan gue! ini kita dimana? jauh amat sih"

"Engga, tadi gue denger bunyi air, gak taunya cuma gituan" ia menunjuk ke arah parit kecil dengan air bersih atau bening didalamnya yang mengucur.. air itu kelihatan segar tapi aku tidak berani mencoba meminumnya..
kadang bahaya tidak kasat mata..

untuk yang kedua kalinya aku ingin menampar bolak-balik wajahnya.

"Jalan pulang inget gak? cepetan ambil kayu nanti si Adrian marah"


Akhirnya sampai juga di lokasi tenda, tadi kami hampir tersesat.. kami lupa jalan mana yang tadi kami lewati.
karena itu kami dapat omelan kecil dari Adrian.. kau taulah diakan disiplin.

Setiap menjelang malam sekitar jam 4 kami semua dapat waktu bebas.. mau makan cemilan yang kami bawa, mengobrol, langsung tidur atau apalah..
sehabis waktu bebas, kami semua harus tidur. tidak ada yang boleh keluar masuk ke hutan malam-malam.

A/N : Nama sekolahnya Author ganti lagi:'D

PerfectDär berättelser lever. Upptäck nu