Chapter 16

2K 202 5
                                    

Pagi itu seperti biasa, Taehyung duduk di ruang tamu rumah nenek menunggu Jisoo.

"Berani kau menampakkan dirimu ?!" Jisoo keluar dari dapur langsung menyerang Taehyung dengan teriakannya.

Taehyung terjingkat dari duduknya, ia ingat perbuatannya tadi malam mengusili gadis itu dengan pesan teks.

"Ahaha, itu hanya bercanda."

Nenek lalu keluar dari dapur.
"Tidak siang tidak malam kalian selalu saja bertengkar, apa tidak lelah ? Taehyung-ah. Sudah makan ?"

"Sudah nek, hehe."

"Kami berangkat nek." Pamit mereka berdua.

Saat di jalan mereka hanya saling diam, biasanya Jisoo akan mencari gara-gara dengan menendang pantat Taehyung atau sekedar mengacak-acak rambut Taehyung sampai tak karu-karuan.  Anehnya pria itu tak pernah membalas.

"Kau masih galau ?" Tanya Taehyung memecah keheningan.

"Siapa yang galau ?"

"Lalu kenapa diam saja ?"

"Kau mau aku berteriak-teriak ?"

"Bukan begitu. Katanya semalam mau menghajarku ?"

"Aku bosan."

"Bagaimana hubunganmu dengan Jimin ? Kalian sudah baikan ?"

"Biarpun harus baikan. Aku tak akan memulianya,"

"Oh, kau bicara tentang harga diri."

"Tidak usah baikan juga tak apa."

Taehyung tercengang, semarah itukah dirinya pada Jimin ? Ia tak berani bertanya lebih jauh. Karena pasti akan sangat merusak mood gadis itu. Mereka berdua lalu naik bus.

"Aku ingin tanya padamu."

"Kau selalu saja begitu, tidak usah basa-basi." Jisoo bersiap memasang earphone.

"Apa cita-citamu ?"

"Uh ? Cita-cita ?" Bodohnya selama ini gadis itu tak pernah berfikir apa cita-citanya.

"Sepertinya kau tak pernah memikirkannya ? Apa isi otakmu sih ?"

"Molla. Selama ini aku memikirkan cara untuk menghilangkanmu dari bumi."

"Itu mudah. Kau tikam saja aku." Saran Taehyung.

"Ide bagus."

Jisoo menaikkan volume ponselnya dan mencoba memejamkan mata. Namun pria di sampingnya malah mencabut earphone tersebut.

"YA!" Karena teriakan melengking Jisoo membuat seisi bus menoleh kepadanya dan Taehyung meminta maaf atas kelakuan gadis yang ada di sampingnya itu.

"Pelankan suaramu."

"Aku tidak suka di ganggu."

"Aku hanya ingin bicara denganmu."

"Bicara apa ? Cita-cita ? Aku belum memikirkannya."

"Aku punya saran untukmu."

"Apa huh ? Aku yakin mulutmu tak akan diam sebelum kau mengatakannya. Jadi cepat katakan."

"Bagaimana kalau jadi atlet Taekwondo ?"

Jisoo menahan tawanya, "Kau ingin aku jadi atlet Taekwondo ? Ada dasar apa kau mengatakan itu ?"

"Kau kan pandai dalam hal menendang, kau juga ahli berkelahi, juga petarung yang hebat."

"Kalau kau yang mengatakannya, rasanya aku seperti preman. Kenapa tak kau sarankan saja jadi petinju ?"

Gangster Make My Day ✔Where stories live. Discover now