chapter 11

1.8K 198 2
                                    

Malam itu untuk pertama kalinya salju turun menyelimuti Daegu. Hembusan angin sepoi-sepoi merasuk sampai tulang-tulang membuat siapapun di buat menggigil olehnya.

Gadis itu sejak 1 jam yang lalu masih di tempatnya, tidak bergeming dan menatap lurus ke lautan yang membentang di hadapannya.

Kim Jisoo, gadis itu ingin sekali membanting apapun yang ada di sekitarnya. Namun ia menahannya, ia ingin berteriak kencang namun rasanya tercekat. Ia bahkan keluar rumah hanya mengenakan celana jeans dan kaos lengan panjang tanpa mengenakan jaket atau sweater.

Ia masih ingat suara perempuan yang mengangkat telfon Jimin. Lantas ia langsung mematikan panggilannya dan melempar ponselnya asal ke tempat tidurnya.

'Jimin-ah. Apa yang kau lakukan sekarang ? Apa kau bersamanya ?' Inner Jisoo. Ia seharusnya tak langsung mematikan panggilannya, seandainya Jisoo tak sepengecut itu hanya karena seorang perempuan yang mengangkat telfonnya. Jisoo sedikit menduga kalau yang mengangkat panggilannya ialah Park So Hye, kekasih Jimin. Meskipun ia tak yakin akan hal itu, ia hanya menduga.

Jisoo menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan yang dingin itu. Ia tidak ingin menangis, tapi air mata jahannam itu terus saja mengalir tanpa alasan yang jelas.

"Jimin bodoh." Lirihnya di sela tangisnya.

Jisoo segera menyeka air matanya, wajahnya memerah akibat cuaca yang juga sangat dingin. Ia mengepalkan tangannya dan beranjak dari sana entah kemana.

Ia menyusuri jalanan Daegu yang di guyur salju begitu lebat dan hebatnya seorang Kim Jisoo tidak peduli akan hal itu.

Bruag!!

Jisoo tidak sengaja menabrak seseorang, padahal ia yakin kalau ia tadi melihat ke depan dan jelas sekali kalau orang itu tidak berjalan tepat di hadapan Jisoo.

"Arrghh hei ! Sialan kau bocah tengik !"

Jisoo menoleh ke belakang dan melihat yang di tabraknya tadi. Seorang pria berpenampilan layaknya preman dan sebotol bir di tangan kirinya. Jalannya juga sempoyongan layaknya orang mabuk.

"Ahjussi kau sedang mabuk. Berhati-hatilah kalau berjalan." Jisoo lalu melenggang begitu saja karena ia sedang tidak dalam mood untuk berdebat.

"Hei ! hei ! Bocah tengik ini beraninya kau mengocehiku huh ?!"

Ahjussi itu mengayunkan botol bir kosongnya pada Jisoo. Hanya saja Jisoo berhasil menangkisnya.

"Yah! Ahjussi aku tidak sedang ingin berkelahi ! Perasaanku sedang tidak baik-baik saja jadi pergilah ! Istri dan anakmu mungkin sedang menunggumu di rumah!"

Jisoo lalu melempar botol bir kosong itu ke dalam tong sampah dengan kasar yang berjarak di dekatnya.

"Apa kau bilang ?! Istri dan anak ? Hei ! Aku belum menikah dasar tikus kecil !"

Ahjussi itu mulai menggila dan dengan sempoyongan ia mencoba menyerang Jisoo. Menghadapi preman sekolah yang bergerombol saja Jisoo sanggup apalagi mengahadapi satu orang setengah sadar seperti itu.

Jisoo menendang dagu ahjussi dengan keras. "Ahjussi aku mohon, jangan buat aku melampiaskan kemarahanku padamu, aku mohon.." kata Jisoo sambil meneteskan airmatanya.

"Sialan ! Kau meremehkanku huh ?!"

Bug ! Bug! Bruag! Jduag!

Alhasil ahjussi itu terkapar di trotoar sambil setengah sadar. Jisoo melihat ahjussi yang tergeletak dan menggumamkan kalimat-kalimat tidak jelas layaknya orang mabuk. Gadis itu tidak bisa menghentikan tangisannya, ia lalu duduk di samping trotoar sambil menenggelamkan wajahnya pada kedua lututnya.

Gangster Make My Day ✔Where stories live. Discover now