chapter 7

2.3K 220 7
                                    

Gemuruh di langit menghiasi sore itu. Yang pada awalnya berwarna biru cerah kini berubah jingga dengan siluet abu-abu. Pria itu berlari sejak gerbang sekolah sampai di halte bus, menyusul sosok gadis angkuh yang sengaja melangkahkan kakinya dengan cepat.

"Hei ! Berhenti !" Akhirnya tangan kekarnya mampu menahan tangan sang gadis.

Jisoo melepas kasar sambil mendengus kesal. "Kau mau apa ? Jangan mengikutiku."

"Kenapa kau berjalan sendirian ? Kalau kau tersesat bagaimana ? Aku yang repot tahu." Kata Taehyung dengan wajah sok innocent nya.

"Yak! Kau fikir aku ini anak kecil huh ?! Lagipula aku ingat jalan untuk pulang. Sudahlah pergi sana." Usir Jisoo.

"Lalu kenapa kau berhenti di halte ?"

"Menunggu pesawat ! Tentu saja aku menunggu bus bodoh !"

"Heh ? Kenapa naik bus ? Kenapa tidak jalan-"

"Heiissshh diam diam sudah jangan bicara ! Kau cerewet sekali !" Jisoo membungkam mulut Taehyung dengan tangannya. Ia lalu sadar kalau tangannya itu menyentuh bibir pria itu. Ia segera melepasnya, untung hanya tangan. ●_●

"Jarak sekolah dengan rumah jauh. Aku lelah." Kata Jisoo mencoba mencairkan suasana yang sempat kaku.

Taehyung hanya manggut-manggut, seketika ia menepuk jidatnya dan mengutuk-ngutuk dirinya sendiri.

"Kau kenapa ? Sintingmu kumat ?" Tanya Jisoo sembarangan.

"Aku lupa meninggalkan sepeda yang ku pinjam tadi di toko kelontong. Aku memarkirkannya di tempat parkir sekolah. Yaaasshss ! menyebalkan, aku harus kembali lagi ke sekolah."

Jisoo geli sendiri melihat tingkah Taehyung yang kekanakan itu, pria itu benar-benar hebat dalam memainkan peran di setiap kondisi, Pikir Jisoo.

"Kau pulang duluan. Aku kembali ke sekolah dulu, Hati-hati ya." Taehyung lalu pergi dari sana dan berjalan ke sekolah, sendirian.

Jisoo sempat tidak tega melihat punggung yang menjauh tersebut. "Menyedihkan." Gumamnya, Ia ingat bagaimana terakhir ia meninggalkan Jimin malam itu. Jadi, Jimin melihatnya nampak sangat menyedihkan seperti itu ? Memalukan.

"Hei Taehyung !" Teriak Jisoo sambil melangkah ke arah pria yang berdiri di tempatnya dengan wajah penuh tanda tanya itu.

"Kenapa ? Kau tidak mau pulang duluan ?"

"Aku ikut denganmu. Anggap saja ini balas budiku karena berkatmu aku tidak terlambat di hari pertamaku. Yah, meskipun kau hampir membuat jantungku berpindah tempat. Puas ?" Jisoo lalu berjalan duluan di depan Taehyung.

"Terserah kau saja lah."

Entah kenapa kali ini ia merasa bahagia, sekaligus lega. Ia berfikir, seharusnya malam itu Jimin mencegahnya, tidak peduli ia sampai meronta dan menggila. Seharusnya Jimin mencegahnya lebih dari itu, seharusnya, yah seharusnya..

~
Malam itu Jisoo bahagia sekali. Gadis SMA yang kasmaran itu sedari tadi menempelkan ponselnya pada telinganya. Seseorang yang di nantikannya akhirnya menghubunginya, siapa lagi kalau bukan Park Jimin.

Jisoo lalu berjalan menuju balkon kamarnya, "Astaga !" Jisoo sempat terkejut, ia mendapati pria sinting itu berdiri di balkon kamarnya juga. Sialnya, balkon Jisoo mengarah ke balkon si sinting itu. Dan pria itu kini sedang tersenyum sok manis ke arah Jisoo.

Jisoo bergidik ngeri, ia lalu membelakangi Taehyung.

"Jisoo-ya ? Kau tidak apa-apa ? Kau kenapa ?" Tanya Jimin dari sebrang.

"Ah tidak apa-apa, itu tadi cuma ada kecoa terbang hehe." Alibi Jisoo sambil menggaruk rambutnya yang tidak gatal.

"Kecoa terbang ? Tapi biasanya kau biasa saja dengan kecoa, kenapa tak kau bakar saja seperti biasa ?"

Gangster Make My Day ✔Where stories live. Discover now