"yaudah, nanti aku coba cari informasi dulu ya" kata gue "kamu juga harus cepet sehat biar nanti bisa pergi bulan madu, tapi kalo kondisi kamu gak memungkinkan mendingan bulan madu disini aja" lanjut gue
"hehehe iya sayang, makasih ya" katanya, gue senyum, 

Seminggu kemudian oca kembali periksa kondisi dia, gue gak bisa nemenin karena gue harus kerja, dia ditemenin oleh orang tuanya.
Tiba tiba HP gue berdering, gue liat dari tampilannya oca yang telpon
"ya sayang, gimana hasil pemeriksaanya" kata gue takut ada masalah yang gawat
"gini sayang, kata dokter aku harus langsung operasi, mereka takut semakin menyebar" kata oca, dari cara bicaranya gue tau oca habis nangis
"yaudah, kapan rencananya" kata gue
"malem ini, mama sama papa udah setuju dan mereka udah daftar ke rumah sakit untuk operasi, tapi aku takut sayang" katanya nada suaranya sedih
"gak perlu takut sayang, yang penting kondisi kamu sehat" kata gue
"kamu bakal temenin aku kan?" katanya, 
"aku pasti temenin, habis ini aku langsung meluncur ke rumah sakit" jawab gue
"kamu semangat ya sayang" kata gue
Setelah mendengar informasi dari oca, gue langsung izin untuk pulang lebih awal, gue langsung kebut motor gue menuju rumah sakit.
Sesampainya disana gue langsung kekamar tempat oca dirawat, didalemnya ada mama sama papa oca, dan oca masih terbaring ditempat tidur
"gimana oca om?" tanya gue
"baru selesai di anestesi, kayaknya baru mulai bereaksi" kata papa oca, gue liat mata oca sudah sangat berat.
Sekitar 15 menit akhirnya oca mulai dibawa ke ruangan operasi.

Papa dan mama oca nunggu didepan ruang operasi, gue lebih milih nunggu di mushola rumah sakit, gue berdo'a meminta kemudahan dan kesembuhan untuk oca. Sekitar 1 jam akhirnya operasi selesai, papa oca manggil gue dimushola,
"gimana om operasinya" kata gue
"operasinya sudah selesai, tapi oca masih belum sadar, mendingan kita temui dokternya dulu" kata papa oca
gue, mama sama papa oca langsung menuju ke ruangan dokter, kita bertiga duduk dikursi didepan meja dokter.
"maaf sebelumnya, mas ini siapanya pasien" kata dokter, bertanya tentang saya
"dia calon suaminya dok, saya yang minta dia ikut kesini" kata papa oca
"ooh baiklah, begini Bapak Ibu, kita sudah berusaha untuk angkat semua tumornya, tetapi mohon maaf pak, tumornya sudah menyebar ke seluruh usus besar pasien, seharusnya dari awal kita langsung operasi" kata dokter
"iya dok, waktu di australi kita sudah ajukan operasi, tapi anak saya selalu menolak, malah terakhir dia lebih memilih dirawat disini" kata papa oca, gue liat mama oca sudah nangis. Gue akan bener bener merasa bersalah kalau oca sampai kenapa napa, dia pulang kesini karena cuma pengen liat gue , semuanya salah gue, pikir gue, kalo ada orang yang paling bertanggung jawab akan oca itu gue.

"jadi bagaimana nasib anak saya dok" kata mama oca, suaranya terbata bata, 
"mohon maaf bu, kita sudah berusaha, kita tinggal berdo'a sama tuhan karena semuanya adalah kuasanya" kata dokter, mendengar jawaban itu, papa dan mama oca saling berpelukan, air mata gue netes, gue gak sanggup angkat kepala gue, gue gak tau harus ngomong apa.
"jadi berapa lama lagi umur anak saya dok" kata papa oca
"paling beberapa bulan lagi sampai semua tumor menyebar pak" kata dokter, "mohon maaf pak, saya harus menyampaikan semua kebenarannya" kata dokter
"iya dok, terima kasih banyak" kata papa oca,

Lalu kita beranjak, dari ruangan dokter dan langsung menuju kamar oca.
Oca masih tertidur, kita bertiga semua diam, mama oca duduk disamping oca, papanya duduk di sofa yang ada dikamar, gue duduk disamping papa oca.
"den, sebelum semuanya terlambat, apakah kamu gak mau mundur" kata papa oca, gue kaget denger ucapan papa oca
"maaf om, saya gak akan batalin semuanya" kata gue
"tapi kamu udah denger sendiri vonis dokter" kata papa oca
"saya gak perduli apa kata dokter" kata gue
"tapi saya perduli, saya gak mau kamu menyesal" kata papa oca
"Saya gak akan menyesal om" kata gue"dan tolong om, jangan ambil kebahagiaan terakhir oca" kata gue , mata gue berair, gue liat mata papa oca juga sudah basah
"maafin saya den, saya sudah minta hal yang gak mungkin" kata papa oca
Gue cuma diem, gue menatap oca dia terlelap sangat nyenyak.
Cukup lama gue terdiam, gue pamit sama orang tua oca, oca masih tidur, efek bius kayaknya belum hilang.

Perfect CoupleWhere stories live. Discover now