9. Confession Of Love

400 30 2
                                    

---

Niall's Pov

Aku tak habis fikir. Zayn menyatakan cinta, maksudku hampir menyatakan cintanya pada Victoria.

Aku mengepal tanganku kuat, berjalan menuju mereka dan melepaskan genggaman Zayn pada Victoria. Sekilas, ku tatap mata Vict, dia terlihat seperti takut –mungkin. Namun matanya berkaca-kaca kelihatan seperti menahan kuat agar bulir air matanya tak jatuh. Ugh, saat-saat yang paling aku muak adalah ketika melihat Victoria menahan tangisnya seperti ini

Zayn berdiri dan menarikku keluar

Aku menggertakkan gigi "Kau suka pada Victoria, kan?" tanyaku sembari menatapnya tajam

"Kalau aku bilang iya, gimana?"

"Kau pasti akan mendukungku, kan?" sambungnya yang membuat ku benar-benar ingin menghajarnya

"Kau!" saat tinjuku hendak melayang mengenai pelipisnya. Suara yang sudah familiar di telingaku menghentikanku

"Stop, Niall" rintihnya

Victoria

Bulir air mata yang sedari tadi ia tahan mengalir deras dipipinya. Ia berlari kecil mendekatiku lalu memelukku erat. Sontak aku terkejut dan tersenyum penuh kemenangan pada Zayn

"Maafin aku, Vict" gumamku pelan dan membalas pelukannya lebih erat. Lalu mengantarkannya kembali kekamar meninggalkan Zayn yang masih mematung

*

"Niall!"

Saat aku kembali dari kantin rumah sakit untuk membeli beberapa makanan buat Victoria, tiba-tiba seseorang memanggilku dari belakang

Aku menoleh malas padanya sebentar. Lalu melanjutkan jalanku. Namun Zayn mencegat tanganku

"Kenapa lagi?" tanyaku tak sabar

"Kau memang benar-benar menyayangi Victoria, huh?"

Aku terdiam. Buat apa dia masih bertanya sedangkan dia sudah tau jawabannya?

"Kalau kau bersungguh-sungguh, aku akan mundur. Tolong sayangi dan jaga dia melebihi aku" Zayn terus berbicara tanpa menunggu tanggapan dariku

"Tapi kau juga sayang dengannya kan?"

"Aku cuma kasih kau kesempatan terakhir" jawab Zayn

"Kalau kau tak bisa membahagiakannya, aku akan buat Victoria melupakanmu untuk selamanya" sambungnya

Victoria's pov

"Oke, untuk merayakan keluarnya Victoria dari rumah sakit. BERSULAAANG!" ucap Niall setengah berteriak dengan sumringah

"Selamat sudah boleh keluar!" kata Sophia, pacar Liam

Kami disini bersepuluh, beserta tiga anggota One Direction lain yang membawa pasangannya masih-masing –terkecuali Zayn, karna dia membawa Daniaal, sepupunya-

"Dan kita juga merayakan hari jadinya Niall dan Victoria!" sahut Eleanour, pacar Louis yang kabarnya akan menikah akhir tahun ini

Tapi, apa katanya? Hari jadi?!

Deg

"Hah?" ujarku dan.. Niall yang ternyata bersamaan

"Cieeeee hahahaha" gelak tawa mereka menggema mengisi ruangan ini

Aku tersipu malu, lalu berdiri

"Disini kok panas ya"

EHHH?

"Cieee serentak lagi sama Niall!" sahut Zayn, arg dia kok juga ikutaaan!

Aku berbalik badan memunggui mereka yang masih menggodaku, berjalan pelan kearah taman belakang

Aku duduk diayunan bawah pohon, menghela nafas dan menopangkan dagu dilutut yang ku peluk

"Hey!"

Tiba-tiba suara itu menyadarkanku dari lamunan. Aku sontak melihat kesamping lalu mengernyit mendapati si pirang bermata biru berdiri disampingku

Aku mengabaikannya, Niall hanya mengerucutkan bibir kecilnya. Dia membungkuk, seperti mencari sesuatu diantara rerumputan. Terlihat senyum jahilnya dan..

"Aduuuh!" aku melototi pemuda disampingku ketika sebuah kerikil tajam mengenai lenganku

"Ngapain disini?"

"Nyari makan" jawabku asal

Niall terkikik pelan dan menepuk jidatnya "Ohiyayaa, aku lupa kalau kamu keturunannya kera sakti!"

Aku melotot dan kembali mengabaikannya. Sementara Niall mencibir lagi, kesal karna kehabisan ide untuk mengalihkan perhatianku. Haha rasain!

Niall duduk tepat berhadapan denganku, dia tersenyum miring dan menaikkan sebelah alisnya

"Jadi?"

"Apaan?"

"Mau gak?"

Aku langsung memandang tepat dimata Niall, merasakan wajahku memanas

"Aku yakin kamu ngerti" katanya sambil membalas tatapanku lebih tajam

"I love you more than food" sambungnya

Aku, akhirnya tidak tahan untuk tidak tertawa. Dan tak bisa berhenti tertawa

Niall sontak mencibir, namun cibirannya tak lama dan berubah menjadi senyuman manis melihatku tertawa

"Kenapa ketawa? Mau gak?"

"Nggak ah" jawabku cuek

"Kok?"

"Kamu gak serius" jawabku disertai cibiran

"Kamu mau aku serius?"

Aku terdiam. Entah kenapa aku merasakan kalau kali ini Niall memang benar-benar serius. Tiba-tiba saja aku merasakan wajahku memanas (lagi)

"Aku bakalan buktiin kalau aku serius" sambung Niall masih dengan senyumannya

Aku menatapnya bingung

Mendadak ciuman yang hangat dan lembut mendarat dibibirku

Aku hanya bisa terpaku ditempat dan menatap Niall tanpa berkedip

Niall meraihku kedalam pelukannya. Belum pernah aku merasa sebahagia ini. Aku tak tau seberapa lama kami berpelukan, namun aku hanya menikmati setiap detik didalam pelukan hangat Niall

*

"Cieeeeeee!"

Terdengar sorakan dari pintu. Sontak ku lepaskan pelukanku dari Niall. Namun ia malah memelukku lebih erat

"Biarkan seperti ini, Vict. Dan tetap seperti ini"

You can't love me, NiallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang