3. My and Niall's feeling

566 42 4
                                    

---

Di kios minum inilah kami banyak bercerita, dari keseharian, kuliah. Ternyata Zayn tergabung dalam sebuah band yang bernama, err, aku lupa. One direction? Ntahlah, aku membayangkan semua anggotanya, pasti ketampanannya tak kalah dari Zayn

"Yang keempat itu Harry, Harry Styles namanya, dia mempunyai rambut keriting dan lesung pipi. Harry adalah leader vocal di One Direction" katanya kemudian. Oh iya, sekarang kami sedang membicarakan tentang anggotanya, dari semua anggotanya, aku masih tertarik dengan Zayn. Mungkin karena aku hanya bertemu dengannya? Duh, bagaimana kalau nanti Zayn mengajakku bertemu teman-temannya?

"Dan yang terakhir, namanya Niall, Niall Horan, jika kau sekali bertemu dengannya, kau pasti akan langsung menyukainya. Trust me! Oh ya, aku bingung dengannya, dia tak pernah gemuk walaupun jarang olahraga dan makan banyak. Andai aku seperti dia.." Zayn mengandai, lalu ia tersenyum kepadaku

"Aku mengenal Niall, kapan-kapan kalau kau ada waktu, ajak aku bertemu teman-temanmu ya, Zayn!" ajakku, menaruh nada antusias yang kupunya

"Kau kenal dia? Kapan kalian saling mengenal?"

"Kami berteman sejak kecil, namun satu tahun yang lalu kami lost contact, aku tak tau mengapa tapi aku yakin dia mempunyai alasan yang jelas"

"Aw, sepertinya kau sangat merindukannya, eh, sudah malam, aku akan mengantarmu. Aku bawa mobil, let me know your address, so we can drive there savely" ujarnya, Zayn menggandeng tanganku kembali. Tapi aku mulai menyadari kalau perasaan ini hanyalah kagum. Hanya sebatas itu

**

Aku menghempaskan tubuhku kekasur. Hoam. Capek sekali rasanya hari ini, capek badan, capek pikiran.

Niall, sedang apa kau sekarang?

Padahal aku sudah mengubur semua tentang kita, namun mengapa kau kembali lagi?

Dan mengapa harus bersama wanita itu?

Aku membuang bantal kesudut kamar dengan geram, aku lelah.

**

Niall's pov

"Niall? Dari tadi kok bengong? Laper ya? Mau cari makan dulu?" suara Barbara membuyarkan lamunanku tentang Victoria. Victoria Dawn Justice kawan kecilku, cinta pertamaku yang takkan pernah aku lupakan, meskipun sampai sekarang.

"Aku sedikit capek mungkin. Makanan pasti akan membantu" ujarku lalu tersenyum kearahnya, dia hanya tertawa kecil sembari menutup mulutnya. Lalu aku membelokkan mobil ke sebuah restoran, memarkirkannya dengan cepat, saat kami sudah masuk di restoran Prancis ini, berbagai bau khas makanan menyeruak dihidungku, kami memilih tempat pojok yang lumayan sepi dari keramaian

Saat aku membolak-balik menu, memilih makanan. Keheningan menyelimuti kami berdua, kami terlalu sibuk berkutat dengan pikiran masing-masing "Aku tidak yakin kau kecapekkan, Niall. Sejak sore tadi saat kau bertemu dengan gadis itu kau jadi sering melamun. Ada apa? Siapa gadis itu?" tanyanya panjang lebar akhirnya

"Dia teman kecilku, Barbara" sambil tersenyum padanya, bukan, bukan senyum, aku hanya menarik bibirku keatas sedikit. Mungkin dia mengerti arti dari senyumku, dia tak mau mengorek lebih dalam tentang Vic, dia memalas senyumku, lalu memanggil pelayan untuk memesan

**

Hari yang panjang bersama Barbara terasa lama. Malam itu yang dipikiranku hanyalah Vict. Aku pindah ke Paris sekarang, itu berarti aku akan sering melihatnya, dan pasti akan lebih sering bergadang seperti ini karena memikirkannya..

You can't love me, NiallWhere stories live. Discover now