7. Leukemia

460 29 2
                                    

---

Victoria's POV

Leukemia. Kanker darah. Penyakit mematikan yang tak pernah kubayangkan namun sekarang, berdasarkan hasil ronsen, berada didalam tubuhku

Mom masuk ke kamar semantaraku ini membawa banyak makanan ditangannya

"Vict, sudah baikan?" tanya mom lembut sambil membelai rambutku

"Lebih baik dari apa yang mom lihat"

"Syukurlah, ada empat panggilan tak terjawab dari dua nomor yang berbeda. Dan ada beberapa pesan selama kau tertidur" ujar mom

5 message received

Benar saja, saat ku melihat handphone yang terletak diatas meja samping bed-ku, ada lima pesan yang masuk, empat panggilan tak terjawab. Tiga dari Niall dan satu dari Zayn

From: Niall (Phone)

Get well soon babe

From: Niall (Phone)

I miss you sooo badly

From: Niall (Phone)

Cepatlah sembuh dan aku akan memberimu sekantong coklat dan sepaket mawar!

From: Niall (Phone)

Sleep tight <3

From: Zayn (Phone)

Get well bc I missed you for a thousand years (:

"Mom?" gumamku

"Hm?"

"Apa mom pernah merasakan jatuh ke dua hati?" tanyaku hati-hati

"Hanya dad-mu yang bisa membuat hatiku jatuh, Vict. Kenapa?"

"Aku merasakannya, mom. Rasanya sakit karna aku tak bisa memilih, rasanya sakit karna aku tak ingin diantara mereka ada yang ku sakiti" bulir air mataku mulai berjatuhan

"Pilihlah dia yang selalu ada untukmu, karna yang spesial akan kalah dengan yang selalu ada" jawab mom lembut

"Mom tau siapa mereka berdua. Niall and zayn, aren't they?" sambung mom

Aku terkejut sekilas, namun akhirnya mengangguk lemah

---

Girl I see it in your eyes you're disappointed

'Cause I'm the foolish one that you anointed with your heart

I tore it apart

And girl what a mess I made upon your innocence

And no woman in the world~ deserves this

But here I am asking you for one more chance

Aku membuka mata. Dan mendapati pemilik suara merdu ber-accent irish itu tengah tersenyum manis kearahku

"I miss you so much. More than you know" Niall menggenggam jemariku erat

"Aku nggak perlu dirindukaan. Mana coklat yang kamu janjikan?" tanyaku dengan bibir manyun

Niall mencubit pipiku.

"Aww..."

Dia malah terkikik

"Oke kalau gitu, I have another gift for you"

"Apa?"

"Pejamkan matamu"

"Apaan sih?"

"Mau nggak?"

Akhirnya aku melakukan sesuai yang dia katakan. Dan beberapa saat kemuadian, aku mendapatkan kecupan hangat di keningku

"Niaaaaal" mukaku mendadak merah

"Ada apa, sayang?" mom masuk

"Mom?" Niall dan aku serentak. Spontan aku melirik jengkel kepadanya

"Sejak kapan kau menjadi kakakku?"

"Aku akan menjadi menantu ibumu" jawabnya dengan senyuman konyol

Mom tertawa pelan. Mengacungkan jempol kanannya kepada Niall

"Moooom"

"Kamu kenapa sekarang suka teriak sih, Vict? Saltingnya keliatan loh sama Niall" sahut mom

Mukaku memanas, aku tau betapa merahnya wajahku sekarang

"Harry dan Zayn akan da-"

"Hey!" seseorang membuka pintu, perkataan Niall yang terpotong telah terjawab

"Zayn! You miss me a lot, right?" tanyaku saat dia telah berada didepanku

Dia tertawa, seseorang yang tersenyum hingga menampakkan lesungnya yang sangat dalam berada disamping Zayn

"Daaan siapa keriting manis ini?" tanyaku tersenyum

"Hey! Dulu kau bilang akulah sipirang manis" potong Niall

"Dulu, saat aku masih kecil dan belum bisa membedakan mana yang manis dengan yang tidak" jawabku dengan lidah terjulur mengejeknya

"You told me. Dan itu berlaku selamanya!" balasnya

"Tidaaak, si kerit-"

"Harry" potong Harry sambil tersenyum

"Yep haha. Harry is sweeter than you, Niall. Sorry, try again" tawaku meledak sekarang

"How about me?" tanya Zayn sambil nyengir

"Kaaay, im sweetest, second is Harry, no no no I mean my mom, third is Harry, fourth is.."

"Who?"

"My Zayn!" jawabku sumringah

"Yours? Is it true, Zayn?" sekarang wajah Niall berubah drastis

"Just kiddin-"

Niall membuka pintu dan keluar

"Ni.." gumamku melihat kepergiannya

"Dia hanya pergi sebentar, Vict. Aku yakin dia akan kembali lagi" Zayn menjawab dengan terseyum

---

Niall's POV

"Vict's? Emang mereka pacaran? Lalu kenapa Zayn tak memberitahuku? Kenapa Harry tidak cerita? Kenapa tak ada yang memberitahuku? Karna meraka tau aku akan cemburu? Tapi kenapa Victoria yang membilangkannya padaku? Sengaja? Arrrgh"

Aku mengacak rambut depresi, lalu mengbuang nafas keras. Aku tak mengerti dengan mereka. Handphoneku bergetar diiringi senandung You and I

Barb Calling

Kebingungan lain pun melandaku lagi

Barbara or Victoria?

You can't love me, NiallWhere stories live. Discover now