Surat #2 : Kesamaan

21 5 0
                                    

Selain serakah, salah satu sifat kalian adalah sombong.

Ya, aku sedang menatap kalian yang menganggap kalian lebih dari sesama kalian. Padahal, dengan menganggap itu, kalian lebih rendah dari mereka. Kalian lebih rendah dengan meninggikan diri kalian.

Jika saja kesamaan semua orang telah diterapkan sejak awal, mungkin manusia tidak akan punah. Tidak seperti sekarang.

Bukan, bukan kesamaan fisik, namun kesamaan yang berada di tengah-tengah keberagaman kalian. Aku membicarakan tentang kesamaan hak, kesamaan hukum, kesamaan derajat, dan kesamaan yang terutama, kesamaan hidup.

Hak itu sendiri seharusnya telah disamaratakan untuk setiap manusia. Karena, aku telah melihat bahwa beberapa dari kalian yang bernasib tidak baik malah ditindas, dilecehkan, diibuang, diacuhkan, dan dijadikan sebagai objek untuk mencari uang sementara orang-orang yang kukutuk sedang bersenang-senang dengan pesta mewah mereka dan perut buncit mereka.

Aku berharap adanya kesamaan hukum. Karena aku telah melihat para "pemimpin-pemimpin" di negara-negara kalian menyalahgunakan posisi mereka dan berbuat seenaknya. Menyerap habis hak-hak kalian, membunuh penduduk negaranya perlahan-lahan, dan membangun dinasti-dinasti yang mutlak sementara kalian yang dipimpin tidak bisa melawan mereka karena hukum berada di bawah kaki mereka namun di saat yang sama di atas kepala kalian. Aku prihatin kepada kalian yang terpaksa melakukannya. Dan aku mengutuk mereka.

Jika saja kalian memiliki kesamaan derajat sejak dulu. Karena aku telah melihat banyak sekali pertikaian, pertumpahan darah, dan perpecahan akibat kalian berusaha menaikkan derajat kalian atau menurunkan derajat yang lainnya. Padahal, sebenarnya kalian memang sederajat. Semua dari kalian terbuat dari tanah, dan akan kembali ke tanah. Tidak ada yang terbuat dari emas.

Dan kesamaan hidup. Karena aku telah melihat banyak sekali nyawa melayang akibat kalian tidak menghargai apa itu hidup, baik dalam perkataan maupun perbuatan. Kalian tidak menghargai hidup, dan akibatnya kalian dengan seenaknya menghilangkan hidup sesama kalian.

Sungguh, aku merasa kalian itu konyol.

Kesamaan itu tidak bisa diatur begitu saja.

Hanya karena dia berbeda, bukan berarti dia lebih rendah darimu, karena pada hakikatnya kalian semua itu sama, lahir dan mati, terbentuk dan hancur.

Ingatlah, kalian sederajat, namun tidak sama. Jangan saling merendahkan atau saling meninggikan. Karena kalian hanyalah manusia. Tidak lebih, tidak kurang.

Ingatlah kata-kataku tadi.

Jangan bernasib sama dengan manusia di waktuku sekarang. Mereka tidak pernah memiliki perasaan untuk saling mengerti. Mereka bukan semakin membaik. Mereka memperburuk keadaan. Alih-alih saling mengerti, mereka malah saling menenggelamkan satu sama lain. Secara harfiah. Mereka menggunakan senjata-senjata yang dapat menaikkan gelombang laut dan menyebabkan tsunami yang luar biasa hebatnya. Kalian ingin tahu apa senjatanya? Mungkin sebaiknya aku tidak memberitahukan itu kepada kalian agar kalian tidak bernasib sama seperti mereka.

Akhir kata, untuk surat keduaku ini, tetaplah sederajat dan tetaplah mengerti satu sama lain.

--BUMI, TIGA JUTA TAHUN DARI SEKARANG. []

GlobeWhere stories live. Discover now