Jilid 26

939 22 0
                                    

Peh-ing heran dan turun dari kudanya. Ada sebuah toko yang tak keburu menutup pintu dimasuki Peh-ing. Pemiliknya seorang tua yang buru-buru berlutut dan meratap: "Harap tay-ong berlaku murah. Kemarin tokoku sudah digeranyang. Memang tak punya barang apa-apa."

Toh Peh-ing menerangkan kalau dia bukan perampok. Sebaliknya pak tua itu malah gemetar: "Kalau begitu tuan ini tentara negeri?"

"Bukan, kami adalah pelancong yang kebetulan lalu di sini dan hendak membeli makanan," kata Peh-ing.

Pemilik warung itu agak lega hatinya: "Kemarin pun banyak serdadu yang lalu di sini. Tapi kami tak dapat membedakan mereka itu serdadu atau kawanan perampok. Yang nyata mereka itu mengambil semua bahan makanan di sini. Ai, untung mereka hanya merampas itu saja."

Atas pertanyaan Peh-ing, pemilik toko itu menerangkan bahwa kalau perampok tentu merampas bahan makanan tapi kalau tentara kerajaan tentu sering menganiaya orang.

"Sebenarnya kami memerlukan makanan tapi karena kalian sendiri menderita, terpaksa kami pun tak berani mengganggu lagi," akhirnya Peh-ing ajak rombongannya meneruskan perjalanan.

"Tentu anak buah Se-kiat yang berbuat sehina itu, membikin malu nama kaum loklim," Khik-sia menggerutu.

"Tak dapat dipersalahkan. Habis kalau tak ada pimpinan perut kosong tentu sukar dikendalikan lagi. Mereka hanya merampas makanan, itu sudah cukup baik," kata In-nio.

Peh-ing merenung beberapa saat, katanya: "Saudara-saudara yang kalah perang itu harus dipikirkan penempatannya. Kalau tidak, tentu merupakan bahaya bagi rakyat. Dan kalau mereka terpencar tentu mudah dibasmi tentara negeri."

Kira-kira seperjalanan empat lima puluh li, mereka kesamplotan dengan sejumlah tiga empat ratus rombongan laskar yang kalah perang. Ternyata mereka kenal pada Toh peh-ing dan Khik-sia. Begitu Peh-ing turun dari kuda, orang-orang itupun segera mengerumuninya. Peh-ing menanyakan keterangan pada sementara thaubak yang dikenalnya. Ternyata apa yang diduga memang benar. Se-kiat sudah kehilangan kepercayaan dari orang-orang loklim yang turut dalam gerakannya. Sebagian besar orang-orang itu sudah benci pada Se-kiat. Mereka tak mau mendengar perintahnya lagi. Kuatir kalau terbit pemberontakan, Se-kiat tak berani berjalan bersama mereka. Ia bersama sejumlah kecil orang kepercayaannya larikan kudanya lebih dahulu.

"Mana Kay Thian-hau?" tanya Peh-ing.

Thaubak itu menghela napas: "Dia tak mau berpisah dengan Se-kiat. Sebenarnya kami tak anti pada Kay Thian-hau, bahkan hendak mengangkatnya sebagai pemimpin kami. Tanpa pemimpin, kami bertindak sendiri-sendiri, sukar mencari makanan dan takut dikejar tentara negeri. Perjalanan ke Tiong-goan terpisah jarak ribuan li. Kami kehilangan daya dan putus asa."

Peh-ing memberi peringatan: "Merampas makanan, tak kutentang. Tetapi harus melindungi jiwa rakyat. Rakyat yang miskin tak boleh dirampas makanannya. Kira-kira seratusan li dari sini adalah kota Leng-bu, gudang ransum dari kerajaan. Kita boleh mengambilnya, mungkin masih ada kelebihan untuk dibagikan kepada rakyat yang menderita."

"Merampas dari yang kaya untuk menolong pada yang miskin, kita cukup mengerti. Tapi dikarenakan tiada pemimpin, kawan-kawan kita sering kehilangan disiplin, merampas yang dapat dirampas. Merampas yang kaya saja sukar apa lagi menggempur gudang pemerintah. Toh thocu dan Toan siauhiap, kuminta kalian suka memimpin kami," sahut thaubak itu.

Setelah berpikir sejenak, Khik-sia meminta Toh Peh-ing tinggal untuk memimpin mereka, sementara ia hendak melaporkan itu kepada Thiat-mo-lek supaya segera mengirim orang menyambut.

"Bagus, setuju. Toh thocu, kau tentu menjadi pemimpin yang hebat," terdengar rombongan kaum loklim itu berseru girang. Karena tak sampai hati melihat sesama kaum loklim sampai terlantar, mau juga Peh-ing menerimanya. Segera ia suruh beberapa laskar berkuda untuk mencari kontak dengan sisa-sisa rombongan kawannya yang tercerai berai. Setelah dapat mengumpulkan mereka, Toh Peh-ing segera akan mengajaknya pulang ke selatan.

Tusuk Kundai Pusaka - Liang Ie ShenWhere stories live. Discover now