09

10.6K 1K 113
                                    

 

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

 

—————

Langit sudah berubah warna menjadi kelabu. Itu bukan malam, itu hanya langit sore yang akan menumpahkan tetesan-tetesan dingin nan menusuk.

Suara gemercik yang menghantam apapun dimuka bumi ini menjadi sedikit mencekam bagi mereka yang memiliki kondisi tubuh tak baik-baik saja.

Kim Taehyung. Pemuda yang beberapa waktu lalu tak sadarkan diri masih asik memejamkan matanya dengan sesuatu yang menutupi hidung serta mulutnya.

Taehyung yang sok kuat itu akhirnya memilih pasrah akan rasa sesaknya.
Seokjin—yang terduduk di samping ranjang adiknya masih ingat betul.

Bagaimana wajah kesakitan Taehyung. Bagaimana wajah pucat itu di banjiri keringat dingin. Bagaimana lelehan air mata itu meluncur seenak hati.

Ia memang tidak tahu rasanya. Tapi bolehkah ia percaya jika rasa sakitnya pasti sakit bukan main. Seokjin tidak menyalahkan Tuhan atau siapapun, ia hanya menyalahkan waktu yang memperlambat pertemuan mereka.

"Hyung-nim," Suara serak Jungkook memecahkan keheningan yang melanda pasca Taehyung baru saja selesai ditangani Dokter.

Seokjin dan Namjoon melirik pemuda yang masih mengenakan seragam Sekolah itu, tanpa menyahut.

"Ini sudah hampir malam. Aku pulang dulu." Jungkook bahkan membatalkan niat pulangnya hanya untuk memastikan keadaan Taehyung.

"Eoh. Hati-hati." Pesan Seokjin dengan suara tak kalah seraknya. Detik berikutnya, Jungkook membungkuk sopan pada Seokjin dan Namjoon.

"Tolong jaga Taetae hyung." Pintanya sebelum kaki panjang itu melangkah keluar.

"Tentu saja." Sahut Namjoon dengan Senyum tipisnya, membuat Jungkook tersenyum. Walau jauh di dalam lubuk hatinya, masih merasa cemas.

"Sampai jumpa Hyung-nim."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
STORY OF THE BROTHER (BTS) -HIATUS- Where stories live. Discover now