CHAPTER 15

1.2K 90 6
                                    

Seminggu kemudian aku dan oppa resmi menikah. Ya walaupun pundak oppa sedang di gips tapi ia kekeuh ingin menikah.

Perasaan bahagia sekaligus khawatir dengan kesehatan oppa.

Aku selalu mengeceknya setiap hari. Sekarang posisi ku bukan menjadi wanita karir saja tapi menjadi istri untuk oppa.

"Selamat pagi sayang" kata setiap paginya oppa selalu mencium kedua pipi ku. Ia terlihat sehat sekarang dan semangat. Iya, hari ini ia akan melepas gips nya. He needs something new after married.

Jantung ku berdegup kencang. Mengingat oppa akan kembali sehat seperti semula. Tetiba kedua pipi ku mulai memerah.

After married we are not do something like first night after wedding but now or tomorrow my heart feel so beat..

Aku tahu ia akan melakukan janjinya setelah kita menikah. Aku bisa melihat senyum nakalnya yang sedari memandangi ku dengan tatapan mesum.

"Aku tidak sabar akan melepas gips ini dan... "katanya mencoba menggantung dan melirik ku. "Menanti janji ku. I will claim you on the right time and tonight will be a good time" lirik mesumnya lalu ia memakan sarapan yang aku siapkan.

Aku hanya menggelengkan kepala melihat tingkahnya mesumnya makin meningkat setelah menikah.

Oh iya mengenai teman oppa waktu itu, beberapa hari yang lalu ibunya menelpon ku. Ia meminta ku untuk bertemu dengannya tapi oppa melarang ku dengan keras alasannya karna ia takut aku dijebak oleh ibu Seung Ho.

Aku tidak habis pikir dengannya, ia begitu possessive dan protektif dengan ku. Kalian tahu semenjak menikah aku tinggal di salah satu mansion nya yang sudah lama ia tempatti.

Abonim dan eonni pun tinggal mansion satunya lagi. Aku pusing dengan mereka, dengan harta kekayaan melimpah, mereka bisa membeli semaunya.

***

Setelah dari rumah sakit, oppa akhirnya melepaskan gips nya. Ia merasa senang apalagi senyumnya itu merekah untukku. Aku tahu dibalik senyum tersebut ada sesuatu yang dia inginkan.

Lalu pergi ke kantor untuk menemui mantan boss ku. Yah. setelah menikah oppa memutuskan pekerjaan ku secara sepihak. Demi apapun ia tidak bilang kepada ku bahwa aku berhenti. Jelas Wendy salah satu sahabat ku kaget dengan berita ini. Ia langsung menelpon tanpa basa basi. Ia sangat cemas bahkan ia hampir menangis jika aku berhenti dan tidak ada untuknya selama bekerja. Entah kenapa hati ku terasa perih, apalagi aku sudah mengenal Wendy lebih dulu sebelum bertemu dengan Sungjae oppa.

"Kau jahat, Mrs. Yook!" ketus Wendy ketika kami bertemu di kantor. Aku hanya terus berkata 'maaf' padanya. Tangissannya pecah setelah aku menjelaskan semuanya.

Begitupun dengan teman - teman kantor ku, mereka juga kaget mendengarnya bahkan mereka memberiku semangat agar pernikahan ku ini tidak goyah. Ya secara oppa banyak diincar untuk menjatuhkan reputasinya.

"Bagaimana keadaan mu selama dua minggu ini?" tangissan wendy mereda. Aku mengerti betapa khawatirnya dia kepada ku setelah aku menikah, oppa menyita ponsel ku selama seminggu dan mendekam di mansion nya.

"Baik. Bagiamana dengan mu? jangan menangis lagi" Ia hanya memelukku erat. Aku tahu dia dan aku sama - sama rindu. Ia melepaskan pelukannya dan menampilkan jari kiri manisnya.

Cincin!

"I will be the next bride after you"

"Really? Congratulations!" Kami berdua berpelukan. Kalian tahu tidak? Siwon oppa melamar Wendy tanpa pacaran! inikah yang namannya jodoh? bahkan mereka bertemu mungkin tiga kali dan terakhir di rumah sakit saat kejadian itu. Setelahnya aku tidak tahu lagi yang jelas mereka saling mengenal baik dalam bekerja.

Siwon oppa akhirnya membantu ayahnya dan pindah ke Korea setelah beberapa hari sebelum pernikahan aku dan Sungjae oppa, ia berhenti bekerja di New York.

Bagaimana dengan boss? Jujur aku sangat rindu ocehhannya apalagi selalu memberi kan ku coklat pada merk yang sama. Beliau tetap bekerja tapi sepenuhnya dipegang oleh Siwon oppa.

Lalu Ibu Mi-ran. Beliau tetap berkerja tapi jabatannya menjadi kepala divisi dan sekaligus mengawasi produk. Ah senangnya.

***

Aku dan oppa pulang ke mansion kami. Disambut oleh beberapa pelayan.

Aku menyuruh oppa untuk mandi dan aku ingin memasak makanan kesukaannya. ya sedikit perayaan kecil untuknya.

Jarak dapur dan tv tidak jauh. Aku menonton tv sambil memasak. Itulah kebiasaan ku.

beberapa menit kemudian muncullah berita yang mengejutkan.

Seung Ho meninggal karna overdosis.

Prang!

Ya Tuhan! detingan sendok yang kupegang jatuh seketika.

Sung Ho yang beberapa minggu mendekam di rs. jiwa meninggal karna overdosis. Aku pun belum sempat mengoknya dan bertemu ibunya.

Aku merasa sedih jika dia berakhir seperti itu. Semua pertanyaan untuknya belum sempat aku tanyakkan.

"Kau tidak apa - apa?" Tanya oppa tiba tiba mengejutkan ku. Ia sudah mandi dengan pakaian khas rumah.

Ia mengangkat sebelah alisnya dengan tatapan bertanya. Lalu matanya menatap layar tv dengan tayangan berita itu.

Ia maju dan mematikan tv.

"Sudah kubilang jangan menonton berita itu"

"A--aku tidak tahu jika berita itu menayangkan.."

"Ara. Bagaimana pun ia sudah hampir membunuh kita. Dan aku belum sempat berbicara dengannya" jawabnya lemah.

Aku mematikan kompor dan meraih tubuhnya.

***

"Jadi oppa sudah kembali bekerja besok?" Tanya ku melihat dia sibuk dengan mac book nya.

"Iyap" jawabnya tanpa menoleh ke arah ku. Lebih baik begitu saja jika ia meminta jatah nya yang sudah beberapa minggu ia 'berpuasa'.

Aku pura - pura menguap dan menyikap selimut ke tubuh ku.

5 menit kemudian aku merasa di samping ku bergerak. Oh untungnya ia mulai tertidur. Tapi tangannya mengelus punggung ku.

"Bagaimana kita melakukan pemanasan dulu??" bisiknya dengan suara serak.

OMG! He will do as he promised!

A/n : 2 atau 3 part akan tamat.

Possessive Stalker! ✔Where stories live. Discover now