CHAPTER 13

1K 89 8
                                    

SOOYOUNG POV

Tolong! Tolooooong... siapa saja tolong kami.

Aku terus berteriak dan menangis di basement. Aku tidak peduli baju ku banyak darahnya. Dia terkena tembak yang tak dikenal. Entahlah, kenapa bisa basement ini begitu sepi. Bahkan aku melihat cctv pun dan berteriak pun tidak ada orang. Aku tidak bisa pergi meninggalkan Oppa. Ia banyak mengeluarkan darah di dada kirinya. Aku panik sekali melihat darahnya terus banyak. Pikirran ku tidak berpikir jernih melainkan situasi ini benar - benar sudah dirancang oleh si pelaku. Ya. pelaku yang tidak dikenal. Ponsel ku mati dan ku cari ponselnya tapi terkunci dengan kata sandi. Sial. Aku terus berusaha teriak sekali lagi. Melihat dari kejuhan ada wanita yang baru saja selesai bekerja. Ia menghampiri ku dengan panik.

"Astaga nona. Nona apa yang terjadi?!" tanyanya melihat oppa yang kupeluk bersimbah darah.

"To...ttolong panggilkan ambulan dan polisi, nona. Ca..ca..lon suami ku terkena tembak yang tak dikenal" ucap ku dengan gugup dan terus memeluk oppa. wanita itu buru buru mengeluarkan ponselnya di dalam tas kecil dan menelpon 119. Lalu, aku melihat bibi ku jatuh pingsan dan tidak ada satu pun darah di tubuh bibi yang aku lihat dari kejauhan.

Tak lama 3 secrurity dan teman bibi menghampiri kami.

"Sooyoungah, kau tidak apa apa, eoh?! apa yang terjadi pada kalian?? siapa yang melakukannya?" tanyanya dengan banyak pertanyaan. aku terus meminta tolong kepadanya. Kemudian ambulance dan polisi sudah datang.

*****

3 jam kemudian.

Bibi sudah sadar. Ia sangat shock melihat kejadian tersebut. Sedangkan oppa belum sadar. setelah menjalani operasi selama 1 jam lebih. Peluru itu tidak terkena jantung melainkan tertancap dibagian pundak. sebelumnya oppa memerlukan darah A karna kekurangan stok darah A di rs Seoul, darahnya sama dengan ku yaitu A. Dokter sebenarnya ragu dengan kondisi ku, mengingat aku juga sebagai korban tapi untungnya aku tidak apa - apa melainkan hanya shok. Tapi aku bersikap keras ingin mendonorkan darah untuknya.

Sebenarnya yang paling shok juga kakaknya, tapi bukan aku memberitahunya Si Won oppa memberitahu Sungyoung eonni. Ketika ponsel oppa berdering tertera di layar Si Won oppa, langsung saja aku menjawab telponya dan memberitahunya.

Sungyoung eonni, boss, Si Won, Ibu Mi-Ran dan Wendy.

mereka sudah tiba sebelum operasi oppa selesai.

"Tenang saja, aku akan mengurus siapa yang menembaknya" ucap Si Won oppa memulai pembicaraan kepada Sungyoung eonni.

"Apakah dia..."

"sepertinya balas dendam" desah kecewa Sungyoung eonni. Balas dendam? apakah berati seseorang yang dulu sangat kenal dengan Sungjae oppa?? apa jangan - jangan dia...

"Kau tahu? ini tidak aman bagi kita. Terutama untuk Sooyoung! aku tidak mau ini terjadi lagi, oopa!" tegas Sungyoung eonni. Oppa? berarti Si Won lebih tua dari eonni?

"Tenang.. kau tenang" ia mencoba memeluk eonni tapi eonni meronta sambil menangimen

****

"Bawa dia ke rs Jiwa" ucap petugas melihat keadaan Sung Ho sudah tidak sadarkan diri setelah aksi tembak menembak dengan polisi.

"Hei! Tapi lukanya parah. Sebelumnya bawa dulu ke rumah sakit untuk memastikan ia menembak dibagian mana" balas pria disampingnya.

"Ya. Ya. Bawa cepat sekarang!"

"Baik, pak" ucap para petugas polisi dan medis.

Sung Ho tertangkap oleh petugas kepolisan daerah Gwangju pukul 2 dini hari. Di salah satu apartemen yang ia pesan. Polisi mencurigai aksi Sung Ho menembak dirinya setelah polisi menyergap ke apartemenya.

Buronan.

Sung Ho menjadi buronan setelah beberapa jam lalu. Kasus penembakkan di salah satu kantor di Gangnam. Tertangkap dari salah satu cctv dan dengan cepat ia mengejar Sung Ho sampai daerah Gwangju.

Jerry terus memantau dan bekerja sama dengan FBI untuk melakukan pengejarran. Langkah cepatnya sudah berhasil dan sudah ditangan pihak kepolisian.

Pihak keluarga pelaku, terutama sang ibu pun sangat shok melihat anaknya menjadi buronan sehari dan menjadi pelaku dari kasus penembakkan CEO terkenal di Seoul. Ini menjadi berita hangat setiap jam.

"Nyonya, tuan mengalami gangguan jiwa" ucap sang asisten yang selalu mengikutinya kemanapun. Ibunya hanya menangis tak kuat melihat keadaan anak satu - satunya yang harus menderita.

****

Kau harus kuat nak! Eomma dan Appa selalu melindungimu.

Suara itu terdengar sangat dekat bahkan Sooyoung tidak menyadari kedua orang tuanya yang ia rindukan muncul dihadapannya.

Eomma? Kenapa eomma disini??

Ini tempat eomma, nak

Appa dimana??

Appa disini gadis kecil ku..

Appa!

Sooyoung terus memeluk ayahnya dengan erat. Entah rasa apa ia bisa bertemu dengan orang tuanya.

Ada apa dengan mu??

A--aku...

Aku tahu. Kau mencintai lelaki itu, bukan??

Eomma tahu dia seoran...

Eomma tahu. Dia sangat mencintai mu. Pahamilah sifatnya. Dia tidak sengaja berbohong dengan mu. Butuh waktu untuk menjelaskannya.

Tetiba muncul lelaki muda dengan berpakaian putih. Sooyoung kaget baru saja ia bercerita kepada eommanya, kini sungjae sudah didepannya.

Oppa?!

Kejarlah dia nak. Jangan sampai dia pergi.

Pergi??

Dia sangat membutuhkan mu

Sooyoung menangis dalam diam. Apakah ini mimpi? Bertemu orang tuanya dan Sungjae ada didalam mimpinya. Apa ini pertanda??

Kau harus bisa membawanya kembali, nak. Ia juga mencintai mu.

Sooyoung memeluk Sungjae dan mengatakan bahwa ia sangat mencintainya.

Bayangan orang tuannya mulai memudar. Eomma dan appa berpesan sebelum pergi.

Buktikkan bahwa cinta kalian adalah kejaiban yang indah. Eomma yakin kalian bisa terus bersama. Yakin lah, sayang.

Sooyoung melepaskan pelukan Sungjae dan berbalik melihat orang tuanya sudah pergi. Ia berbalik lagi dan melihat bayangan Sungjae menghilang.

Dalam mimpinya Sooyoung menangis penuh dalam. Melihat orang yang di cintainya pergi begitu saja.










































Oppa?!








🍀🍀🍀




To be continue.






Maaf update segini agak gaje n slow. Cerita sungjae habis di operasi dan Aku juga habis di operasi jadi belum bisa banyak gerak.

🙏🙏🙏

Possessive Stalker! ✔Where stories live. Discover now