Akhir Dari Semuanya

1.1K 113 7
                                    

Veranda menjatuhkan tubuhnya sendiri dihadapan Ryan lalu menundukan kepala. Tangannya yang masih menggenggam pistol kini bergetar hebat.

"A-aku,"

"Sepertinya kau sudah berhasil membunuh dia." Ryan tersenyum senang memandangi wajah atasannya sendiri yang kini sudah berada di bawah kendalinya.

"Bunuh aku," Veranda menjatuhkan pistol itu, "jangan memaksaku untuk membunuh orang yang sangat aku cintai. Aku mohon. Jika ada yang harus mati diantara kita bertiga, aku rela mati."

Ryan menarik kasar baju Veranda untuk berdiri lalu mencengkeram kuat rahangnya hingga Veranda meringis kesakitan. Dengan kasar ia menampar pipi Veranda kemudian mendorong kasar tubuhnya, "Baik jika itu maumu!" bentaknya seraya mengambil pistol yang langsung ia arahkan pada Veranda.

Veranda yang sudah pasrah oleh semuanya hanya bisa memejamkan mata menerima apapun yang akan Ryan berikan. Sementara itu air mata mulai mengalir deras dipipi, meratapi nasibnya sendiri yang jauh dari kata beruntung.

"Aku sudah kehilangan Mama, Papa dan Kakak ku sendiri. Aku sudah hancur berkali-kali oleh tanganmu itu. Sekarang aku siap jika aku harus hancur untuk yang terakhir kalinya." Kalimat panjang itu akhirnya bisa lolos dari bibir Veranda. Tiba-tiba terdengar suara benda terjatuh diikuti oleh suara erangan kasar. Veranda membuka matanya, mendapati Ryan yang tengah mengusap wajahnya dengan frustasi.

"Aku hanya ingin membalas semua yang sudah orang tuamu lakukan! Mereka mengambil semua aset keluargaku hingga ayahku jatuh sakit dan meninggalkanku untuk selamanya. Ibu menyusul kepergian Ayah karna dia tidak sanggup hidup dengan penderitaan. Ini semua karna keluargamu!"

Veranda tergelak tidak percaya dengan semua yang Ryan ucapkan. Ia baru mengetahui ini sekarang, kedua orang tua bahkan Randy tidak pernah menceritakan semua ini. "Kau tau bagaimana sakitnya ditinggalkan, tapi kenapa kau melakukan hal yang sama pada orang lain?"

Ryan bersandar lemas di didinding mengatur napasnya yang tersenggal karena emosi yang membelenggu hatinya. Ia diam, tidak menjawab pertanyaan yang Veranda berikan.

"Aku akan memberikan setengah dari hartaku dan seluruh perusahaanku. Aku berjanji tidak akan melaporkanmu pada Polisi atas semua yang sudah kau lakukan," ucap Veranda memberikan penawaran berharap semua masalah ini selesai. Ia tidak peduli jika harus kehilangan harta sebanyak itu.

Ryan menggerogoh saku celananya mengambil kunci kecil yang langsung ia lemparkan pada Veranda, "Itu kunci rantai Aron. Aku akan memberimu kesempatan untuk hidup selama beberapa bulan. Ingat, setelahnya mungkin aku akan membunuh Naomi, adikmu dan dirimu sendiri." Ryan menegakan punggungnya kemudian berjalan pergi meninggalkan Veranda. Anggap saja kesempatan yang ia berikan sebagai rasa simpatiknya. Meskipun setelahnya ia akan kembali datang untuk merengut semua kebahagiaan Veranda.

***

"Pelan-pelan," ucap Veranda menuntun Aron yang masih sangat lemas untuk berjalan masuk kedalam kamarnya.

Setelah membaringkan Aron, Veranda berjalan keluar kamar berniat mengambil makan dan minum untuk Aron. Ia masih bisa bersyukur karena Ryan tidak menyakiti Aron, Ryan hanya membuat Aron pingsan dan mengikatnya menggunakan rantai. Aron sendiri tidak mengingat apapun saat ia tanya tadi.

Langkah Veranda terhenti ketika melihat Naomi berdiri di ruang keluarga dengan raut wajah cemas. Tubuh yang lebih kecil dari tubuhnya itu kini mulai berlari kecil menghampirinya dan langsung mendekap erat tubuhnya. Veranda mengembuskan napas kasar tanpa membalas pelukan Naomi.

"Kenapa tiba-tiba menghilang?! Aku sudah mengatakan jangan pergi kemana-mana! Tetaplah dibelakangku, Ve! Aku hampir gila mencarimu di hutan!"

Tangan Veranda terangkat berniat untuk membalas pelukan Naomi. Namun diurungkan ketika mengingat Ryan yang mengatakan akan membunuh Naomi. Veranda menggeleng pelan, ia tidak ingin memberikan masalah kepada Naomi untuk kesekian kalinya. Satu detik setelahnya, Veranda mendorong kasar tubuh Naomi. Tatapannya dibuat setajam mungkin, "Menjauh dariku!"

Waktu (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang