Chapter 20.3

246 14 0
                                    

Pertarungan Akari melawan Treeoni masih berlangsung. Hanya Akari yang menyerang monster itu dengan melilitnya dengan pedangnya lalu mengeluarkan sengatan petir.

Treeoni tertawa kecil.

Sihir seperti itu hanyalah awal baginya, sangat mudah untuk dipelajari dan sihir itu sangatlah lemah.

Treeoni mengakui jika dirinya adalah monster terkuat yang hidup berpuluh-puluhan tahun. Dia bercerita tentang pertarungannya dengan Pasukan Mistis.

Namun sebelumnya, Treeoni menyuruh Akari untuk melepaskan ikatan dari pedangnya. Dia akan menceritakan pengalaman berharganya saat bertemu dengan Pasukan Mistis terdahulu itu.

"Bisa kau lepaskan dulu?" Tanya Treeoni.

"Hah? Kau menyerah?" Seru Akari.

"Tidak.. aku hanya ingin menceritakannya kepadamu sebentar. Jadi lepaskan dulu."

"Tsk! Baiklah.." Akari melepaskan pedangnya itu dari tubuh Treeoni.

"Aku masih ingat ketika mereka bertarung melawanku."

Pasukan Mistis dahulu sangat gagah dan kuat. Mereka dulu bertarung dengan berani melawan Treeoni untuk mengambil sebuah kitab sihir kuno yang berada di tempat Akari saat ini.

Bertarung sampai darah titik penghabisan hingga akhirnya Treeoni mengaku menyerah kepada mereka. Sihirnya sangat luar biasa kuat hingga mampu menggetarkan Treeoni pada saat itu.

Walaupun Treeoni adalah utusan dari Akahito, dia tidak sepenuhnya tunduk padanya. Dia akan menjalankan jika jalan yang dipilihnya adalah benar. Resiko yang didapatnya sangat tinggi jika dia menentang Akahito.

Namun disaat pertarungannya dengan Pasukan Mistis terdahulu, Treeoni sekarat oleh mereka dan tak mampu menahannya lagi.

Tapi dengan kerendahaan hati mereka, mereka pun menyembuhkannya. Treeoni menatapnya mereka dengan takjub.

"Ke..kenapa kau malah menolongku?"

Salah satu anggota Pasukan Mistis terdahulu pun tersenyum dengan memegang bagian tubuhnya yang terluka.

Sebuah cahaya putih menyala di kedua tangannya.

"Aku percaya jika kau sebenarnya adalah monster yang menentang Akahito."

"Aa...apa?" Ucap Treeoni mengerang kesakitan.

"Tugasmu adalah menjaga kitab sihir itu bukan? Itu adalah sihir kuno yang sangat harus kami pelajari. Untuk mengalahkannya kami sangat membutuhkan kitab itu."

"A..aku tidak ingin jika kitab itu diambil alih oleh seseorang yang jahat."

"Kau bisa berteman dengan kami."

*****

Treeoni masih menceritakan kepada mereka berdua bahwa dia sebenarnya hanya bertugas untuk melindungi kitab yang berada di bawah tanah yang ditinggalinya. Kitab itu berisi beberapa sihir kuno yang harus dipelajari oleh penyihir. Namun sayangnya, Treeoni takut jika sihir itu berada di tangan yang penyihir yang salah. Namun suatu ketika, Goro Daiki datang ke hutan itu. Dia bertarung melawan Goro dengan sengit hingga darah titik penghabisan. Hasrat Goro yang ingin menguasai sihir yang ada di dalam buku itu dan Treeoni yang memegang teguh untuk mempertahankan kitabnya itu dengan taruhan nyawa.

Namun di dalam pertarungan tersebut, Goro lah yang memenangkan pertarungan tersebut hingga Treeoni sekarat. Goro dengan menodongkan pedang kegelapannya ke arah Treeoni yang saat ini tengah tergeletak di tanah.

Tetapi Treeoni hanya tertawa kecil.

"Dimana kau menyembunyikan kitab sihir itu? "

"Haha. Kau perlu apa dengan kitab itu?" Tanya Treeoni.

Mystical SaviorWhere stories live. Discover now