Chapter 17.3

812 63 0
                                    

"Maafkan aku..! Maafkan aku!"

"Sudah kuduga kalau itu adalah mereka. Dasar."

"Baik-baik! Kami akan pergi!"

"Dan... jangan pernah kalian menginjakkan kaki lagi disini."

"Aku mengerti!"

Akihisa menggeret mereka berdua dan segera membawa mereka keluar dari kedai kopi milik gadis yang bernama Ameno Rina tersebut. Dia menendangnya hingga mereka terlempar jauh.

Setelah keributan itu, keadaan kedai kopi Ameno sekarang hancur berantakan.

"Kedai kopiku.." Ameno terlihat lesu dan pucat.

"Jangan khawatir, aku akan membayar semuanya," jawab Akihisa.

Akihisa akan bertanggung jawab atas keributan ini yang menyebabkan kerugian yang cukup besar bagi Ameno. Namun Ameno menolaknya dan justru berterima kasih karena sudah menolongnya.

"Ti-tidak! Justru aku yang harus mengucapkan terima kasih kepadamu."

"Ayo kita bersihkan!" Akihisa tersenyum kepada Ameno.

Wajah Ameno tiba-tiba memerah saat melihat pria yang dianggapnya misterius ini tersenyum terhadapnya. Dia membalas senyuman Akihisa lalu dengan perlahan dia mulai bangkit. Akihisa juga membantu untuk membangunkan Ameno.

"Kamu.." panggil Ameno.

"Iya?"

"Terima kasih. Aku tak menyangka jika ada penyihir yang baik sepertimu."

"Tentu saja."

"Ameno-chan. Sebaiknya kau mundur sedikit."

"Hm. Kenapa?"

"Ini tidak lama kok."

Akihisa mulai memegang meja rusak itu. Tidak lama keluar cahaya biru kehitaman dari telapak tangan kanannya dan menyebar ke seluruh ruang kedai kopi.

Ameno menatap Akihisa kaget.

"Ada apa ini?!"

Beberapa detik kemudian, keadaan kedai kopi pun sudah rapi dan kembali normal.

"Sudah selesai! Bagaimana? Apa kau suka?" Tanya Akihisa.

"Arigatou gozaimasu!"

"Tidak usah dipikirkan."

"Sebentar.. aku akan membuatkan satu kopi lagi untukmu."

"Baiklah.."

Ameno mulai kembali pergi ke dapur dan membuatkannya satu kopi susu lagi untuk Akihisa.

Akihisa pun duduk kembali ke meja tadi. Ternyata dugaannya selama ini tepat, jika di serikat inilah--Duo Combat itu bersembunyi.

Jika kerajaan Rhisero memberikan sayembara sampai seperti ini. Berarti penyihir itu sudah sangat kuat dan tak tertandingi.

"Jika seperti ini terus... Duo combat itu..
Tidak, Aku harus membunuhnya."

"Ini kopinya!" Ucap Ameno yang sudah berada di depan Akihisa.

Ameno meletakkan secangkir kopi susu hangat di atas meja dengan perlahan.

"Silahkan diminum."

"Ah. Terima kasih."

"Jadi kau kesini untuk mencari penyihir itu ya?" Tanya Ameno.

"Hm. Tentu saja."

"Apa kau menginginkan hadiah sebesar itu?"

Mystical SaviorWhere stories live. Discover now