Chapter 9

1.3K 128 29
                                    

Ren mulai kesal. Dia semakin bingung, bingung kegiatan apa yang harus dilakukan saat ini. Di dalam mall yang sangat membosankan ditambah suasana gaduh didalamnya. Ren hanya ingin bersantai dengan tenang. Namun malah ada anak kecil yang mengganggu ketenangannya.

Ren menghela napas berat lagi. Dia segera mengejar anak kecil yang mengambil ponselnya itu.

"Woy! Kembalikan ponselku!" Teriak Ren.

Ren berlari sampai akhirnya dia berhasil mengejar anak itu. Anak itu tiba-tiba menangis karena Ren berhasil menangkapnya.

"Sekarang kembalikan ponselku, bocah!" ujar Ren.

Ren tidak peduli, dia dengan segera merebut ponselnya kembali lalu meninggalkan anak kecil itu. Saat Ren mulai meninggalkannya, terdengar suara Ibu-ibu yang tidak lain adalah ibu dari anak tersebut.

"Huaaaa!!" Teriak anak laki-laki itu. Dia memasang wajah licik.

"Kenapa kau menangis? Apa yang terjadi denganmu, nak?!" Tanya Ibu itu. Wajahnya sedikit khawatir.

"Kakak berbaju merah itu memukulku!" Anak kecil itu berbohong. Jelas-jelas dia yang sudah mencari masalah terlebih dahulu, tanpa sebab yang jelas--dia mengambil ponsel Ren. Lebih tepatnya anak itu sedang usil.

"Apa! Kemana dia pergi sekarang, nak?!"

"Itu.. pria yang sedang memegang ponselnya," anak itu menunjuk tepat ke arah Ren yang sedang berjalan santai kembali.

"Tunggu disini ya, Nak. Akan kuhajar pria aneh itu!"

Jaraknya masih tak terlalu jauh dengan Ren. Ibu itu mulai menghampiri Ren. Dia tak terima karena anaknya sudah dipukulnya, namun Ibunya tidak tahu jika anaknya sudah berbohong. Ren tidak memukul anak itu sama sekali--dia hanya mengambil ponselnya kembali, itu saja.

"Woy! Kau!" Teriak Ibu itu. Wajahnya memerah karena marah.

"Huh? Ada apa, bu?" Tanya Ren polos.

"Kau apa 'kan anakku itu?! Akan kulaporkan kau ke polisi, ya!"

"Tu-tunggu dulu! Aku tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi disini.." bantah Ren lembut sembari senyum paksa.

"Kau sudah memukul anakku tahu!" Ucapnya sambil memeluk anak itu.

"I-ni hanya salah paham. Sebenarnya dia sudah merebut ponselku, lalu aku mengejarnya dan merebut ponselku kembali. Ini hanya salah paham. Aku tidak memukulnya sama sekali. Dia sudah berbohong kepada Ibu," melas Ren.

"Halah aku tak percaya! Sekarang ikut aku!"

Ren mengintip anak itu sekilas. Dia tampak menjulurkan lidahnya ke arah Ren. Tampak anak itu puas karena Ren dimarahi oleh Ibu itu habis-habisan.

"Wek..."

"Sial.. mimpi apa aku ini.." Ren pasrah dengan keadaan yang seperti ini.

Ren begitu lesu, lemas dan tak berdaya. Disaat emosi Ibu mereda, dimana ada kesempatan dia akan segera lari dari Ibu tersebut. Dia mencoba mengecohnya.

"Ibu! Anak Ibu!" Ren menunjuk anak itu.

Ibunya menoleh kebelakang. Padahal anaknya sedang memeluk erat Ibunya.

"Lariii..!!!!" Ren lari cepat agar Ibu itu tak mengejarnya lagi.

Sambil berlari, dia terus teringat kejadian di dunia Naria. Dia terus terbayang-bayang di dalamnya.

Ren menghentikan langkahnya berlari. Tampak Ren berhasil lolos dari Ibu itu yang sudah tak terlihat lagi dari pandangannya.

"Apa yang aku pikirkan. Ren.. bangun.." gumamnya.

Mystical SaviorWhere stories live. Discover now