Chanyeol pov
Saat ini aku sedang mengendarai mobilku dengan kecepatan di atas rata-rata. Pikiranku kalut mengingat kejadian tadi. Aku tidak menyangka istriku akan bermain di belakangku. Apa dia sudah tidak mencintaiku lagi? Tapi itu juga ada benarnya mengingat diriku dulu pernah seperti dia. Mungkin saja ini balas dendamnya. Tapi yeoja sebaik Baekhee mungkinkah melakukan itu?

"Aggrrhh... Sial! Kenapa sesak sekali rasanya saat mengingat kejadian tadi? Apakah aku cemburu? Bahkan aku membentak Baekhee tadi." monologku.

"Anni, aku tidak mungkin cemburu kan? Hatiku hanya untuk Luna. Tidak-tidak, aku tidak boleh cemburu. Tapi aku ini kenapa Ya Tuhan? Kenapa dadaku sesak sekali, bahkan aku membentak Baekhee. Dia pasti sudah menangis sekarang. Ckck, kenapa aku masih peduli padanya? Dia kan sudah berselingkuh di belakangku." lanjutku bermonolog.

Aku melajukan mobilku menuju sebuah bar "Night Club". Disinilah aku sekarang menenangkan pikiranku yang sedang kalut. Sebenarnya dulu aku sering bermain disini. Namun akhir-akhir ini karena Baekhee sudah kembali, aku berniat untuk berhenti bermain di bar ini. Tapi percuma saja, aku masih tetap mengunjungi bar ini karena Baekhee sendiri yang membuatku seperti ini.

Aku sudah sampai di bar. Kini mataku mengedarkan pandangannya ke sebuah sofa di bagian pojok. Aku mendekati sofa itu dan mendudukkan diriku. Seorang yeoja menghampiriku. Yeoja itu sangat cantik dan cukup menggoda sebenarnya namun aku tidak nafsu padanya.

"Annyeong tuan, ada yang bisa saya bantu?" tanya yeoja itu.

"Tidak. Terima kasih, aku tidak membutuhkanmu nona. Sebaiknya Anda pergi dariku."

"Ck, sombong sekali kau!" gumam yeoja itu namun masih terdengar olehku. Beruntung, saat ini aku tidak ingin emosiku melunjak. Jadi aku hanya diam saja meski telah mendengar umpatan dari yeoja itu. Yeoja itu kini berjalan menjauhi tempat dudukku.

"Pelayan!" panggilku pada seorang maid di bar itu.

"Ada yang bisa saya bantu tuan?"

"Bawakan aku Red Wine dua botol!"

"Baiklah tuan, tunggu sebentar."

Tak lama kemudian minumanku datang. Red Wine adalah minuman favoritku. Aku sangat menyukainya karena kadar alkoholnya tinggi dan jika aku meminum ini pikiranku menjadi tenang meskipun kepalaku sedikit pusing.

Aku mulai meneguk segelas wine itu. Bagiku ini masih belum apa-apa. Aku pun meneguk lagi segelas wine. Begitu terus hingga akhirnya pikiranku menjadi tenang dan aku benar-benar mabuk. Biasanya aku hanya meminum satu botol Red Wine, namun kali ini aku meminum dua botol sekaligus. Untungnya aku masih bisa sadar dan belum sepenuhnya mabuk di luar kendali.

Entah kenapa saat ini pikiranku melayang pada Luna. Aku sangat merindukannya. Aku ingin sekali bertemu dengannya. Ah ya! Aku ingat, Luhan, yeoja itu sangat mirip dengan Luna. Aku harus menemuinya.

Aku keluar dari bar kemudian melajukan mobilku ke apartemen Sehun. Sesampainya disana, aku segera mengetuk pintu apartemen Sehun. Tak lama kemudian seorang yeoja membukakan pintu. Dan aku tahu itu Luhan.

Kepala ku semakin pusing. Bahkan untuk berjalan pun aku tidak sanggup. Kini aku sudah mencapai batasanku dan sebentar lagi kesadaranku akan di luar kendali.

"Chanyeol-ssi?" Luhan terkejut melihatku datang ke apartemen nya sambil berjalan sempoyongan. Ia segera membantuku masuk ke apartemen nya dan mendudukkan ku di sebuah sofa.

Chanyeol pov end

Luhan pov
Setelah aku mendudukkan dirinya di sofa aku berpikir untuk membuatkannya teh jahe agar mengurangi kadar alkoholnya. Aku tahu dia sedang mabuk berat.

Love is NO PerfectWhere stories live. Discover now