1. Prolog

20.9K 1.3K 25
                                    

Dering telepon yang berbunyi tidak mampu menutupi desahan, raungan dan kata – kata kotor yang berhamburan dalam ruangan. Seorang wanita dengan rok tersingkap utuh, sedang setengah berbaring di atas meja. Sementara pria yang sedang bergumul bersamanya, menolak untuk menjawab panggilan dari entah siapa yang tampaknya gigih sekali menghubungi sang pemilik ruangan.

Wanita itu tidak lagi mampu bicara, ketika sepasang buah dadanya yang terekspos kini dalam kuasa Lucky, pria yang tengah bercinta dengannya.

"Jangan keluar dulu, Ya!" Perintah Lucky yang terus menggerakan pinggulnya menghantam bagian inti milik Daya, wanita yang tengah mendesah pasrah di atas meja kerjanya.

"Ss—saya—aahh." Daya melenguh panjang, tanda bahwa pelepasannya sedang berlangsung.

Lucky tersenyum penuh kemenangan ketika melihat perempuan yang tak lain adalah sekretarisnya itu kini sedang merasakan puncak yang dia berikan.

Dengan mata terpejam, Daya merasakan semburan hangat dalam rahimnya ketika Lucky turut mengejar pelepasan yang telah dia rasakan.

Telepon di meja Lucky berhenti, membuat dirinya tersenyum kecil meremehkan pada siapapun yang kini menyerah menghubungi.

Daya kepayahan, bahkan ketika Lucky sudah memisahkan diri darinya. Bos muda itu membereskan kekacauan yang mereka buat. Meraup celana dalam renda berwarna putih dan meletakkannya di atas dada Daya yang masih terbuka.

Suara orang – orang berbicara di depan ruangan Lucky, membuat Daya kembali pada realitas dan segera merapikan pakaiannya. Baru saja Lucky memerintahkan untuk membereskan meja kerjanya, pintu itu diketuk dengan sangat keras. Seolah yang mengetuk tidak memiliki waktu untuk menunggu.

Dengan gusar, Lucky berlari menuju pintu ruangannya untuk mencari tahu, siapa yang ingin membuatnya kesal.

Pintu menjeblak terbuka tepat ketika Lucky memutar handle. Monika, wanita yang berstatus tunangannya tengah menatap dengan wajah geram. Terlebih, ketika dilihatnya Daya sedang menunduk dengan penampilan kacau di belakang Lucky.

"Dasar pelacur!" Monika berlari menyerang Daya.

Di belakangnya, beberapa pria berjas hitam memegang tangan Lucky yang hendak melindungi Daya.

Tamparan, jambakan dan caci maki dirasakan Daya yang kini pasrah mendapatkan amarah Monika.

"GUE PERCAYA SAMA ELO YA! INI YANG LO LAKUKAN KE GUE? LO RAYU JUGA CALON SUAMI GUE!" Monika yang berang, terus menampar Daya dan memojokannya ke sudut ruangan.

"Ampun, Bu!" Rintih Daya yang kini merasakan asin darah di bibirnya yang tergigit.

"Kurang ajar! Pelacur miskin rendahan!" Caci maki terus Monika layangkan, hingga Daya terduduk tak berdaya di dinding.

Monika bahkan menendang kaki dan pinggulnya dengan membabi buta. Beberapa karyawan yang mendengar keributan ikut mengintip dari pintu ruangan Lucky. Sementara pria itu kehabisan tenaga setelah berontak mati – matian dari empat bodyguard yang dibawa Monika.

"Pergi lo! Jangan pernah tampakkin muka hina lo di depan gue dan Lucky!" Monika pergi setelah puas melampiaskan marahnya.

Menampar wajah Lucky sekali dan meminta salah satu bodyguard yang dibawanya untuk mengusir Daya keluar dari gedung ini.

Daya menangis. Bukan hanya karena sakit di tubuhnya, namun hinaan yang dilayangkan Monika dan penyesalan tak terkira karena telah merayu Lucky. Salah satu pria baik yang dikenalnya.


***


Huwalaaaa, ada cerita baru dari akuuhhh.

Cerita ini cukup lama idenya, tp didesak oleh salah satu otor yg minta cerita ini dipublish utk beberapa alasan.

Ini cerita dewasa, akan ada konten yg berisi ; kata2 kasar (sudah biasa) hehehe, kekerasan hingga adegan anuuu...

Semoga teman2 bisa bijak menanggapi, klw gak kuat gpp silakan close saja worksnya yaaaaaaa....

Sssttt, ini cuma cerita di WP jangan serius2 amat lah! hehehe.

Pollow ig acuuh dunn @/juliehasjiem hehe.. 

kiss kiss.

Rgds,

Julie Hasjiem

Sepasang Sayap [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang