"Kayaknya dia bisa sendiri, Pak," sahutnya ketus.

Aku memandangnya dengan tidak percaya. Bagaimana bisa dia mengatakan itu? Padahal dia melihat buku yang jatuh cukup banyak. Akhirnya petugas perpus yang turun membantu.

"Maaf ya Pak," ucapku.

"Nggak apa-apa," jawabnya. Dia mendesah cukup panjang. "Genta emang seperti itu, mungkin karena itu dia nggak punya temen."

Aku memandang cowok yang sekarang tinggal terlihat punggungnya itu. Jadi namanya Genta? Baru kali ini aku melihat cowok sesombong itu di dunia nyata.

***

Aku hanya melihatnya sekali di perpustakaan siang itu. Setelahnya aku tidak pernah melihatnya lagi. Yang ada aku hanya melihat Mas Reza dan teman-temannya yang sering lewat depan kelas 10 yang pastinya dengan tujuan untuk tebar pesona.

"Nim, dua teman Bang Reza ganteng juga, tuh!" bisik Rara saat tak sengaja saat mereka lewat, aku, Bila dan Rara ada di depan kelas.

"Kamu adiknya Reza kan? Kamu cantik juga...." tanya cowok yang ada di sebelah Mas Reza.

Mas Reza yang tahu temannya mencoba menggodaku, langsung menghalanginya. "Jangan ganggu adik gue," ucapnya. "Lo boleh godain semua cewek di sini tapi kalo lo godain adik gue lo harus godain gue dulu."

Aku mendengus. Tapi emang seperti itulah Mas Reza, dia paling nggak suka ada cowok yang menggodaku. Meski dia pernah pacaran, tapi dia selalu mewanti-wanti agar aku tidak pacaran.

Mereka berlalu. Bila dan Rara langsung memandangku iri.

"Mau dong Nim punya kakak kayak gitu."

Aku tersenyum kecut. "Itu satu keuntungannya tapi gue punya kerugian lebih dari dua puluh lima karena punya kakak kayak gitu."

"Pasti Bang Virza juga gitu kan? Lo beruntung banget, Nim!" tanya Bila.

Aku menggeleng. "Mas Virza lebih suka melindungi cock dibandingin gue."

Kedua temanku itu melongo. Sedangkan aku memandang punggung Mas Reza dan tiga temannya yang berjalan semakin menjauh.

***

Dari kaca mataku sejak masuk satu SMA dengan Mas Reza, Mas Reza punya banyak teman dan dari yang kulihat semua tampak baik-baik saja dengan Mas Reza. Mungkin karena Mas Reza emang orangnya mudah bergaul dan asyik diajak bicara, meski kalau sama aku nyebelin. Namun ternyata aku keliru. Ada sebuah kejadian yang membuatku menjabut semua ucapanku itu. Saat itu waktu istirahat, beberapa hari setelah pemilihan ketua OSIS baru. Aku sedang menuju kantin bersama Bila, Rara dan juga Venny, teman satu kelas kami. Tiba-tiba saja terdengar keramaian dari deretan kelas 12.

"Reza berantem!" Kudengar ucapan dari mulut siswa-siswa yang berlari ke sana.

Aku langsung berlari ke sana, diikuti ketiga temanku lainnya. Di sana sudah dirubung oleh anak-anak lainnya. Aku mencoba menerobos masuk dan di sana aku melihat Mas Reza sedang menyeret seorang siswa.

"Gue nggak pernah minta lo hormati gue sebagai ketua kelas tapi tolong jangan jadi benalu di kelas!" teriak Mas Reza.

Aku ngeri mendengarnya. Seumur hidup belum pernah aku mendengar Mas Reza berkata seperti itu.

Cowok itu memandang Mas Reza tanpa takut. Tunggu, sepertinya aku pernah melihatnya. Tapi dimana?

"Apa susahnya sih ikut berpartisipasi dalam acara pelantikan ketua OSIS? Semua anak-anak di kelas setuju, kecuali lo!" lanjut Mas Reza.

Aku menelan ludah. Iya, cowok itu yang bertemu denganku di perpus. Cowok bernama Genta itu.

"Gue nggak mau," sahut Genta. "Emang siapa lo sampe gue harus nurutin semua ucapan lo?"

Tangan Kak Reza yang mengepal langsung menghantam wajah Genta. Cewek-cewek yang ada di sekitarku memalingkan wajah karena ngeri.

"Gue tau lo miskin, jadi jangan minta kami buat beli harga diri lo!" bentak Mas Reza. Aku memejamkan mata, tidak tega lagi melihat Mas Reza marah-marah seperti itu.

Untung saja ada guru yang datang dan melerai mereka. Kami semua langsung bubar dan aku segera mengajak Bila, Rara dan Venny kembali ke kelas. Aku yakin setelah ini pasti mereka akan mendapatkan masalah, tapi aku tidak peduli. Sepanjang perjalanan ke kelas, Rara, Bila dan Venny membicarakan Genta.

"Itu yang namanya Bang Genta. Dia yang pernah gue ceritain, cowok yang nggak punya satu teman pun di sekolah ini, ya kecuali buku dan perpustakaan. Rumornya ya dia benci banget sama Bang Reza, meski nggak tau apa penyebabnya," cerita Venny.

"Kok ada ya manusia kayak gitu..." sahut Bila.

"Pasti Bang Reza kena masalah gara-gara cowok itu," sahut Rara.

Aku hanya diam. Dibandingkan dengan kasihan denganMas Reza yang harus kena masalah, aku lebih kasihan dengan Genta. Dia pastikesepian tidak punya teman di sekolah.

~~halo readers semua, bagaimana kabarnya hari ini? Oh yaaa, aku mau kasih cast dari Nimas pada part kali ini. Sebenernya pengen kasih cast aktor Indonesia tapi kok nggak ada gambaran yang cocok yaaa. Cast Nimas adalah...

Ada yang mengenalinya? Tahun 2019 ini Kim Bo-ra lumayan menyedot perhatianku, karena muncul di beberapa drama Korea

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

Ada yang mengenalinya? Tahun 2019 ini Kim Bo-ra lumayan menyedot perhatianku, karena muncul di beberapa drama Korea. Dia juga punya wajah yang imut. Siapa di sini yang juga suka drama Korea?

Ketika Hujan Menyatakan Cintaحيث تعيش القصص. اكتشف الآن