[ Chapter 1 ]

26.8K 616 12
                                    

Seorang gadis berdagu tirus, berkaca mata besar dengan rambut yang sering dikepang dua mendorong pelan sepedanya memasuki gerbang sekolah.

"Akhirnya si Cupu datang juga," seorang gadis berbando merah bertepuk tangan apabila melihat kedatangan gadis cupu itu. Dia bukan sendirian, melainkan bersama tiga lagi temannya. Tiga temannya itu tersenyum sinis melihat si gadis cupu yang dihalang oleh "ketua" mereka.

"Mereka mau apa lagi sih?" geram si gadis cupu di dalam hati.

"Maaf De, gue mau masuk. Gue gak mau telat ke kelas,"

"Tunggu dulu. Lo gak bisa masuk sebelum lo bayar kita," gadis berbando merah itu, Dea, menghulurkan tangannya. Meminta uang pada gadis cupu itu seperti yang mereka lakukan setiap harinya.

"Maaf De. Hari ini gue gak punya uang. Permisi," dengan sangat santai gadis cupu itu mendorong sepedanya melewati keempat gadis itu. Jawaban gadis cupu itu sudah tentu mengejutkan keempat gadis itu karena ini pertama kali si gadis cupu yang sering mereka bully, berani menantang mereka. Padahal sebelum ini gadis itu sangat takut dengan mereka.

"Sial. Kenapa cewek itu mulai berani menantang gue?" Dea menahan amarahnya karena kali ini ia tidak bisa memalak gadis cupu itu.

Dea mulai tak menyukai gadis itu sejak pertama MOS satu tahun lalu karena gadis itu yang dekat dengan Mikaiel Ivano. Sang ketua OSIS yang disukai oleh Dea.

****

"Hai kak Mika. Kak, bisa gak kalau aku nyanyinya sama kakak aja. Biar romantis gitu," dengan sangat berani Dea mengajak ketua osis mereka untuk menjalankan hukuman bersamanya. Dea dihukum karena salah membawa salah satu barang yang disuruh panitia osis. Tak lupa juga senyum lebar diwajahnya karena ia satu-satunya siswi yang berani meminta seperti itu.

Siswi lain yang turut dihukum menatap jengkel pada Dea. Mereka sebenarnya juga ingin mengajak ketua osis mereka itu untuk menjalankan hukuman bersama namun mereka masih punya rasa malu apalagi itu adalah hari pertama mereka menjalankan MOS dan lihatlah Dea yang seperti sudah lama mengenal ketua osis mereka lebih tepatnya SKSD (Sok Kenal Sok Dekat).

"Maaf aku gak bisa. Lebih baik kamu cari panitia osis yang lain aja," Mika menolak ajakan Dea dengan sangat lembut. Dea pada mulanya merasa sedih tapi setelah melihat ketua osis mereka mendekati Alyssa, si gadis cupu, Dea terus mengepalkan tangannya. Sekarang, ia bukan saja merasa marah tapi juga merasa malu karena ditolak didepan siswi yang lain. Apalagi dia ditolak karena sang ketua osis lebih memilih seorang gadis cupu dibanding dirinya yang bisa dibilang "sempurna".

"Sialan banget itu cewek. Pasti cewek cupu itu pura-pura salah bawa barang sampai dia juga harus dihukum. Sepertinya cewek cupu itu tau rencana gue buat lupa pura-pura bawa barang hari ini, makanya dia juga pura-pura lupa bawa barang supaya bisa menghalang gue dekat sama Kak Mika," gerutu Dea dalam hati. Dea dengan geram menjalankan hukumannya tanpa berduet dengan mana-mana panitia osis.

****

"Sabar De. Mending sekarang kita ke kantin dulu. Kita harus nenangin fikiran kita dulu baru kita bisa mikirin cara untuk menyingkirkan cewek cupu itu,"

"Gue setuju, Kay. Perut gue juga dari tadi berisik mulu minta dikasih makan," Daviana, gadis berpipi chubby, mengelus perutnya menandakan bahwa ia sedang lapar.

"Lo dari dulu selalu gitu, Na. Perut lo gak pernah jinak. Kalau bisa setiap detik harus dikasih makan, kalau gak lo bakalan jadi monster. Pantesan gak ada cowok yang mau sama lo karena mereka takut uang mereka ludes gara-gara setiap detik beliin lo makanan,"

The Devil [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang