Prolog 0,5

3.7K 453 128
                                    


Sore itu anak-anak sudah mulai berkumpul kembali di tempat biasanya, beberapa dari mereka asyik membicarakan tentang cerita yang mereka dengarkan kemarin dan merasa tidak sabar untuk mengetahui kelanjutannya, tetapi ada juga beberapa anak yang menatap jalan setapak yang menuju ke hutan seperti sedang menunggu seseorang. Sampai menjelang senja, masih belum ada tanda-tanda kedatangan orang yang mereka tunggu.

" Apa hari ini kakak tidak datang yaa? " kata salah seorang anak yang menunggu.

" Tenang saja dia pasti akan datang " kata seorang anak dengan penuh keyakinan.

" Bagaimana kau bisa yakin? " tanya anak itu dengan wajah meremehkan.

" Karena..............." kata anak itu menjawab. Tapi sebelum anak itu menyelesaikan kata-katanya mereka mendengar suara yang sangat familiar ditelinga mereka.

" Apa kalian sedang menunggu seseorang? " tanya suara itu.

" Wakhhhhh...............!!!!????? " kata mereka kaget secara bersamaan.

Sesosok orang dengan jubah bertudung yang mereka tunggu-tunggu telah berdiri dibelakang mereka sambil ikut menatap ke jalan setapak yang biasa ia lewati untuk datang ke desa itu. Anak-anak yang kaget itu kemudian mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada Si Pendongeng, tapi selalu dipotong sebelum mereka menyelesaikan pertanyaan mereka.

" Sejak kapan..................!!! "

" Hahaha apa kalian menugguku? " potong Si Pendongeng

" Bagaimana cara kakak bisa.............!!! "

" Sudah sampai mana cerita kita kemarin? " potong Si Pendongeng lagi.

" Tapi bagaimana......................!!! "

" Mmm...............apanya? " potong Si Pendongeng sambil bertanya dengan senyuman diwajahnya.

" Ahhhh........... sudahlah lupakan " kata mereka mengalah.

" Ada apa ? " tanya Si Pendongeng dengan ekspresi bingung.

" Sudahlah lupakan saja, lebih baik kakak lanjutkan ceritanya " kata mereka dengan kesal.

" Hehehehe bukankah kalian berkumpul disini karena hal itu?, itulah sebabnya aku bertanya kemarin itu sudah sampai mana? " katanya sambil tersenyum.

" Titik Balik Umat Manusia kak " jawab salah satu dari mereka.

" Ohhhhh sudah sejauh itukah? Baiklah jadi begini....." kata Si Pendongeng mulai bercerita, anak-anak pun mulai mendegarkan dengan wajah serius. Tapi Si Pendongeng terdiam selama 10 menit.

" Jadi.....gimana kak? " tanya mereka bingung karena Si Pendongeng.

" Oaahhhh maaf-maaf aku lupa kelanjutanya, berikan aku waktu mengingat sebentar " kata Si Pendongeng sambil menggaruk kepalanya.

" Hahhh............????!!!! " teriak mereka kesal sambil terjatuh dari tempat duduk mereka.

" Hahahaha aku hanya ingin merusak wajah serius kalian itu, kenapa kalian serius sekali? " kata Si Pendongeng sambil tertawa.

" Kakak jangan bercanda seperti itu dong, kami sudah serius tau??? " kata mereka dengan kesal.

" Hahahaha baiklah maaf-maaf hanya saja kalian mengingatkanku pada teman-temanku, oke jadi begini ceritanya " kata Si Pendongeng.

Titik Balik Umat Manusia terjadi saat Perang Besar Antar Ras Pertama, pada perang ini terjadi perselisihan antar 4 ras besar, kenapa aku tidak memasukan ras Manusia dalam perang ini karena kita para Manusia ikut dalam perang ini bukan karena kita ingin, tetapi karena kita semua terjebak dalam perang ini sebagai bala bantuan bagi 4 ras lainya. Waktu itu banyak Manusia yang diikutsertakan dalam perang tersebut sebagai bala tentara dari 4 ras lainya.

ElementalistOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz