"Aku Yuza, Akiyama Yuza." Ucap Yuza pelan.

Pria yang tadinya masih mengantuk tiba-tiba membuka lebar matanya, seakan ia baru saja dikagetkan oleh sesuatu. "Yu-Yuza?" Yuza hanya mengangguk untuk menanggapinya.

"Masuklah!" Pria itu kemudian mempersilahkan Yuza untuk masuk.

***

Sekitar 20 menit kemudian, Yamada mengantar Yuza keluar dari rumahnya. Yuza terlihat baru saja menangis, matanya sembab, dan ia terus menunduk.

Ponsel Haruna yang ada di saku celananya lalu bergetar, Yuza kemudian mengangkatnya.

Terdengar suara yang sangat lemah dari ujung telepon 'Yuza.. dia membawa Haruna..,' Itu suara Takao.

"Takao? Kau dimana sekarang?"

'Haruna.. selamatkan dia..,'

"KAU ADA DIMANA??!!" teriak Yuza yang sudah sangat khawatir dengan keadaan Takao.

Dari suanya Yuza dapat menebak, Takao tidak sedang baik-baik saja sekarang. Suaranya terdengar sangat lemah, pasti ada sesuatu yang terjadi padanya, Yuza berpikir harus menyelamatkannya sebelum terlambat.

'Telepon umum.. di taman dekat rumah Haruna..,'

"Telepon umum? Tunggulah di sana, akan kupanggil ambulans."

'Tapi, Haruna—" Sebelum Takao melanjutkan kata-katanya, Yuza langsung memutuskan panggilannya.

"Yamada-san, aku butuh bantuanmu."

"Apa itu?"

"Panggilkan ambulans ke alamat ini," Yuza mengetikan sebuah alamat di catatan ponsel dan menunjukkannya pada Yamada.

"Aku mohon selamatkan sahabatku."

"Serahkan pada saya."

"Terimakasih Yamada-san, kalau begitu sekarang aku akan mengejarnya."

“Yuza!” panggil Yamada tepat sebelum Yuza berlari meninggalkannya. “Berhati-hatilah."

"Terimakasih, Yamada-san."

Setelah mengatakan itu Yuza pun langsung berlari ke arah halte terdekat, tapi bus tidak juga datang.

Yuza lalu melihat seorang pengendara sepeda motor dan mencoba untuk meminta tumpangan.

"Pak, aku butuh bantuanmu."

Ketika melihat wajah Yuza, bapak itu langsung ketakutan, ia berniat untuk langsung menancap gas dan pergi meninggalkan Yuza, tapi ia tidak tega saat melihat Yuza yang memohon.

"Pak, kumohon... aku harus menyelamatkan temanku saat ini juga, aku mohon..,"

Bagaikan sebuah keajaiban, bapak yang ketakutan dengan 'Kutukan Yuza' itu langsung mengizinkan Yuza untuk menumpang padanya. Bapak itu tidak tega saat melihat Yuza yang hampir menangis.

***

Tidak butuh waktu lama akhirnya Yuza sampai di depan rumahnya yang tiga tahun lalu telah terbakar. Setelah berterima kasih pada bapak itu, ia langsung masuk ke dalam rumah besar itu tanpa ragu.

Ia terus masuk dan melewati lorong-lorong gelap di dalam rumah itu.

Ketika sampai di ujung lorong, Yuza mendapati dua buah pintu, ia lalu memasuki pintu di sebelah kanan, pintu yang menghubungkan langsung dengan ruangan bawah tanah yang sama sekali belum pernah ia masuki.

Yuza menuruni tangga itu sambil menutup hidungnya karena bau amis yang langsung menusuk ketika ia mulai masuk lebih dalam.

Ketika sampai di anak tangga terakhir Yuza mendapati sebuah pintu. Di depan pintu itu ia melihat wanita dan dua anak kecil yang sangat ia kenal. Mereka dahulu adalah pelayan di rumahnya.

Tanpa memperhatikan mereka lebih lama, Yuza langsung membuka pintu itu dan menerobos masuk.

Di dalam ruangan yang hanya dilengkapi pencahayaan dari lilin itu Yuza mendapati Haruna yang tersungkur tak berdaya di lantai, dan ada seorang pemuda yang memakai jaket bertudung sedang membelakangi Yuza.

Di tangan kanan pemuda itu terdapat sebuah pisau yang sangat tajam.

Yuza menarik napas panjang kemudian berkata, "hentikan semua ini, Vin!"

Pemuda itu kemudian berbalik menghadap ke arah Yuza. Terlihat dengan jelas wajah pria itu dibalik tudung jaketnya, wajah yang sama persis dengan wajah Yuza.

Pemuda itu adalah Akiyama Vin, kembaran Yuza.

###

'Curse Yuza' (END)Where stories live. Discover now