Part 2

2.1K 320 109
                                        

~Tiga tahun kemudian

KRIIINGG!!!

Yuza terbangun karena suara berisik dari jam weker di sampingnya. Ia mencoba meraih benda itu susah payah—dengan mata tertutup—dan ketika tangannya berhasil memegang benda yang terus berbunyi itu, Yuza langsung menekan tombol yang otomatis membuat benda itu diam.

Yuza perlahan membuka matanya, mengedip-ngedipkannya sebentar untuk mencoba menyesuaikan pandangannya dengan cahaya pagi yang masuk melalui jendela kamar.

"Sepertinya aku harus menabung untuk beli tirai jendela." ungkapnya sambil mengambil posisi duduk.

Dilihatnya ada anak kecil yang berdiri sejak tadi di sudut ruangan.

"Selamat pagi Kei. Sekali lagi terimakasih sudah menjagaku semalaman." sapa Yuza sambil tersenyum simpul kepada anak kecil yang ia panggil Kei itu.

Bocah bertubuh pendek dengan mata bulat yang berdiri di sudut ruangan itu balik tersenyum kepada Yuza, "Iya Yuza, sama-sama."

"Kalau begitu sekarang aku harus siap-siap ke sekolah."

Yuza berdiri dari kasurnya, merapikan tempat bekas ia tidur semalaman itu, dan langsung berlalu pergi ke luar kamar dan menuju ke salah satu ruangan yang tidak jauh dari kamarnya.

Di dalam ruangan yang tidak terlalu besar itu terdapat sebuah bath up lengkap dengan shower di atasnya, toilet duduk, serta sebuah wastafel dengan cermin.

Semua benda itu ditata seminimalis mungkin di dalam ruangan itu—begitulah fasilitas yang biasa didapat di apartemen dengan harga yang tidak terlalu mahal.

Yuza tidak terlalu suka ruangan sempit, tapi baginya itu masih lebih baik dari pada ia harus menyusahkan pamannya yang sudah nekat membiayai hidupnya.

Setidaknya Yuza masih bersyukur karena ia suka warna putih, jadi kamar mandi yang dipenuhi nuansa putih sudah cukup untuk menenangkannya.

Yuza suka semua hal yang berwarna putih di ruangan itu kecuali satu hal, sosok wanita bergaun putih yang sejak tadi duduk dengan kepala tertunduk di dalam bathub miliknya.

Kehadiran wanita itu sudah cukup membuat Yuza mendengus kesal di awal hari.

"Pergilah! Jangan merusak mood-ku di pagi hari!"

Tidak ada respon dari wanita itu.

"Menyebalkan, apa segitu menyenangkannya mengganggu manusia?!"

Masih tidak ada respon dari wanita itu.

Menyerah, Yuza kemudian mendekat ke wastafel, mencuci wajahnya kemudian menggosok giginya dengan satu set sikat gigi dan pasta gigi di samping wastafel.

Setelah merasa cukup membersihkan dirinya, Yuza kembali ke kamarnya dan segera mengganti bajunya dengan seragam sekolah.

Setidaknya dia merasa sedikit terbantu karena budaya orang Jepang yang biasa mandi pada malam hari jadi dia tidak perlu grasak-grusuk setiap pagi hanya untuk bersiap ke sekolah—percayalah, Yuza mandinya cukup lama dibanding cowok pada umumnya.

Setelah berpakaian cukup rapi Yuza langsung menuju satu set meja makan minimalis lengkap dengan dapur mini di sebelah meja makan itu.

Ia langsung menuju ke dapur, memasak omurice kesukaannya—yang tidak butuh waktu lama—dan kemudian menatanya di piring keramik berwarna putih.

Saat Yuza berbalik dia cukup terkejut ketika mendapati 3 sosok yang seharusnya tadi tidak ada sudah duduk manis pada masing-masing kursi di meja makannya.

'Curse Yuza' (END)Where stories live. Discover now