Part 20

1K 171 6
                                    

Kebakaran semakin besar, ditambah lagi kebakaran itu terjadi di sebuah desa kecil yang jauh dari kota, terlalu berharap pada pemadam kebakaran bukanlah jalan satu-satunya.

Jadi, para penduduk di desa yang melihat kebakaran saat itu berinisiatif untuk memadamkan api dengan air yang mereka ambil dari sungai yang tidak jauh dari tempat kebakaran.

Di tengah kekacauan itu, Yuza melihat seseorang yang ia kenal dan sangat baik kepadanya tengah memandanginya dari dalam jendela di dalam rumah yang tengah terbakar itu. Orang yang saat ini dilihat Yuza tidak lain dan tidak bukan adalah Fujita Mito.

Tetapi tidak ada satupun yang memperhatikan sosok Fujita Mito dari dalam rumahnya, dengan kata lain tidak ada yang menyadari kalau seorang wanita tengah berdiri di dalam rumah yang terbakar.

Hal itu menandakan bahwa Fujita Mito telah tiada, dan yang dilihat Yuza hanyalah sebuah arwah tanpa tubuh.

Mulut Fujita Mito terlihat bergerak, seperti sedang mengatakan sesuatu. Yuza memahaminya, Fujita Mito baru saja mengatakan, 'Maafkan aku, Akiyama-kun'.

"Aku selalu memaafkanmu Fujita-san, beristirahatlah, beristirahatlah dalam damai, dan terimakasih untuk semuanya." Ucap Yuza pelan, sangat pelan sampai tak ada yang dapat mendengarnya.

Setelah Yuza mengatakan itu, bayangan Fujita Mito mulai menghilang, menghilang di tengah kobaran api.

***

Mereka akhirnya pulang ke kota mereka dan memilih untuk tidak ke mana-mana selama seharian ini, dan beristirahat di rumahnya Haruna.

Kejadian yang menimpa Fujita Mito membuat mereka bertiga sangat terpukul. Mereka baru mengenal wanita itu semalam, dan ia merupakan wanita yang sangat baik, jauh dari apa yang mereka bayangkan sebelum bertemu dengannya.

Sekali pun Fujita Mito pernah melakukan kesalahannya di masa lalu, tetap saja tidak adil baginya untuk menebus kesalahan itu dengan nyawanya.

"Aku tidak tahu harus berkata apalagi, Fujita-san, nenek Matsumoto, Rin-san, Keluargaku, dan orang-orang yang ikut merawatku. Mereka adalah orang-orang yang baik. Kenapa ini semua harus terjadi kepada mereka?" Ucap Yuza sambil terus menunduk menahan amarah.

Mendengar itu Takao dan Haruna ikut menunduk. Seperti Yuza, mereka merasakan hal yang sama, kesedihan, kepedihan, kehilangan, mereka juga merasakannya.

Tapi apa yang dapat mereka lakukan saat ini? Tidak ada!

Yang dapat mereka lakukan sekarang hanyalah terus mencari petunjuk dan menemukan siapa pelakunya, tapi sampai saat ini tidak ada satupun petunjuk yang dapat membantu mereka.

Mereka kembali teringat perkataan Fujita Mito tadi, "mengingat masa lalu ya..." ucap Takao pelan lalu mengadahkan kepalanya ke atas.

"Aku tidak tahu apa ini ada hubungannya atau tidak. Tapi, saat kejadian yang menimpa nenekku, aku sempat melihat sebuah bayangan di seberang jalan, bayangan itu seperti sedang mengawasi aku dan nenekku."

Mendengar itu mata Haruna membulat, ia teringat akan sesuatu, ia lalu melihat ke arah Takao, "bayangan?" Takao lalu mengangguk.

"Saat itu, saat kebakaran yang terjadi di panti asuhan, aku juga melihatnya, sebuah bayangan, yang tengah mengawasi aku dan Rin-san dari luar."

"Benarkah? Jadi..," ucap Takao sedikit gugup.

"Itu adalah orang yang sama. Siapapun dia, dia sangat pandai bersembunyi," tambah Yuza.

"Kita harus menangkapnya, dan sebisa mungkin kita harus menghindari hal-hal yang tidak diinginkan." ucap Takao lagi.

"Orang itu akan selalu mengawasi kita, maka dari itu kita harus lebih berhati-hati dalam menentukan langkah selanjutnya." Kata Yuza menambahkan.

'Curse Yuza' (END)Where stories live. Discover now