Part 15

1.1K 185 14
                                    

Sudah berjam-jam mereka menelusuri setiap bagian dari panti asuhan itu, tapi tak ada satu pun jejak dari pelaku yang dapat mereka temukan.

Bahkan Takao yang biasanya berpikir memakai logikanya sekarang mengalah dan membiarkan Yuza yang turun tangan dengan bertanya pada hantu-hantu anak kecil korban kebakaran 3 tahun silam. Sayangnya, tidak ada satu pun dari mereka yang melihat pelaku itu.

"Mereka semua tidak tahu apa-apa soal kejadian malam itu. Walau begitu, arwah mereka masih belum tenang." Ucap Yuza iba saat melihat arwah para anak-anak yang belum tenang karena mereka tidak mengetahui alasan kenapa mereka mati.

"Jadi kita tidak dapat apa-apa, ya?" tanya Haruna sedikit malas.

"Kita harus segera memikirkan langkah selanjutnya." ujar Takao pada kedua temannya.

"Rin-san mengetahui sesuatu, tapi dia tidak mau memberitahukannya kepadaku." kata Yuza yang membuat Haruna dan Takao terkejut.

Takao lalu menjitak kepala Yuza karena sejak tadi Yuza tidak menceritakan apa-apa soal itu. "Apa yang dia katakan padamu?" tanya Takao penasaran.

"Dia sempat melihat pelakunya. Pelakunya bahkan sempat mengatakan sesuatu padanya. Namun, sama saja dengan nenek Yamada yang kita temui sebelumnya, mereka tidak mau memberitahukan itu siapa dan hanya menyerahkan masalah itu kepada kita yang masih hidup.”

“Lalu, apa yang dikatakan pelaku itu padanya?” tanya Takao yang semakin penasaran.

“Aku tidak terlalu mengerti, menurut Rin-san pelaku itu sempat berkata ‘Maafkan aku, tapi aku hanya ingin mempermudah hidupnya, dia berhak untuk mendapat kebebasan, orang-orang seperti kalian hanya akan membuatnya merasa sakit lagi.” Jawaban Yuza

Jawabannya langsung membuat Takao dan Haruna terdiam untuk mencerna maksud kata-kata itu.

“Yang dimaksudkan pelaku itu untuk siapa? Apa itu untukmu, Yuza? Atau untuk orang lain?” tanya Haruna yang semakin bingung karena ia benci memikirkan hal-hal yang rumit seperti itu.

***

Ketika mereka sampai di rumah Haruna, mereka pun menyempatkan waktu untuk mengecek semua pintu di rumah itu apa sudah tertutup atau tidak.

Untungnya semua baik-baik saja, Haruna juga sempat mengabarkan kepada para pekerja di rumahnya agar tidak berkunjung dulu untuk beberapa hari.

Saat ini mereka sedang berada di dapur. Takao lah yang mengambil alih memasak, sedangkan Yuza dan Haruna hanya duduk sambil memperhatikan Takao memasak dan menemaninya berbicara—itulah pekerjaan paling aman bagi mereka yang hanya tahu caranya merebus ramen dan menggoreng telur omelet, setidaknya itu menurut Takao yang tidak ingin diganggu oleh dua orang amatir ketika ia sedang memasak.

“Ngomong-ngomong Yuza, aku penasaran soal teman kecilmu itu, dimana dia sekarang?” tanya Haruna membuka percakapan.

“Maksudmu Kei? Kalau dia aku juga tidak tahu, belakangan ini dia jarang sekali menemuiku.” Jawab Yuza sambil mencoba mengingat kembali kapan terakhir kali dia bertemu dengan Kei.

Padahal belum genap 3 hari dia tidak melihat Kei tapi ia sudah mulai merasa kesepian jika Kei tidak ada di sampingnya selama itu. Mungkin karena selama ini Yuza terlalu lama hidup bersama Kei.

Haruna sedikit menyesal karena bertanya soal Kei ketika ia melihat wajah Yuza yang menunjukkan bahwa Yuza sedang kesepian karena sahabat kecilnya sering pergi entah kemana.

“Bagaimana kalau bahas tentang apa yang akan kita lakukan selanjutnya?” tanya Haruna mencoba megalihkan topik.

"Aku tidak tahu apa ini saran yang tepat, tapi bagaimana kalau kita pergi ke apartemenku saja?" saran Yuza yang kemudian mendapat respon positif dari Takao.

'Curse Yuza' (END)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz