"Rentetan pembunuhan itu terjadi tepat setelah seorang anak diperlakukan tidak adil selama bertahun-tahun. Itu adalah kau Yuza. Kau juga selalu selamat di setiap kebakaran yang terjadi, Haruna melihat pria itu mengangkatmu saat kau tertidur, dan itu yang selalu dia lakukan sebelum dia membakar setiap tempat yang dia tentukan. Itulah alasan selama ini aku dan Haruna masih hidup, karena kau bersama kami, Yuza.”
“Pelaku adalah orang yang menyayangimu Yuza. Dia selalu menjagamu untuk tetap hidup. Aku belum bisa memastikan apa motif pelaku, tapi yang saat ini kita tahu adalah, pelaku itu adalah orang yang bisa kau anggap baik.”
Sungguh suatu kata-kata yang ironis keluar dari mulut Takao. Dia sendiri pun tidak percaya dengan kata-kata ‘Penjahat yang baik’, baginya semua orang yang merelakan dirinya pada suatu kejahatan, terlebih ini adalah sebuah pembunuhan, bagi Takao mereka tetaplah penjahat yang berhak disalahkan. Namun, kali ini Takao rela membuang idealismenya demi menenangkan Yuza.
Yuza mengerti dengan apa yang dijelaskan Takao, tapi dia tetap tidak ingin mempercayainya, dia tidak siap untuk kemungkinan kalau dia harus membenci Yamada Souta yang sudah dia anggap kakaknya sendiri.
Yuza kembali teringat bagaimana sifat pria itu saat mengantarkannya makanan padanya. Ya, dia memang selalu memaki orang tua Yuza seperti dia ingin membunuh mereka, tapi tetap saja fakta itu terlalu berat untuk diterima Yuza.
"Ingatlah satu hal, masih ada banyak kemungkinan yang dapat terjadi kedepannya, saat ini yang harus kita lakukan hanyalah memastikannya." Ucap Takao sembari menatap Yuza dan Haruna, mencoba menenangkan mereka.
Di saat-saat seperti ini pikiran dingin Takao lah yang paling dibutuhkan oleh Haruna dan Yuza yang mudah terpancing emosinya.
Namun, jauh di dalam pikiran Takao, terdapat satu kemungkinan lain yang bahkan lebih menyakitkan dari pada apa yang ia katakan kepada Yuza.
***
Yuza meminta izin kepada Takao dan Haruna untuk beristirahat sejenak. Dia ingin menenangkan pikirannya. Saat itu Yuza sempat tertidur sekitar 1 jam.
Ketika ia terbangun dan keluar untuk melihat kedua temannya, ia tidak menemukan siapa-siapa di rumah itu.
Hanya ada sebuah catatan dan ponsel milik Haruna yang terletak di meja living room, tempat biasa mereka duduk. Catatan itu bertuliskan sebuah alamat.
'Apa mungkin ini alamatnya?' batin Yuza bertanya-tanya.
Ia ingat tepat sebelum dia meminta izin beristirahat, Takao dan Haruna saat itu sedang mencoba mencari alamat tempat tinggal Yamada Souta.
Di bawah tulisan alamat itu ada sebuah kalimat, 'pergilah lebih dulu, masih ada yang harus kami pastikan. Bawa ponsel Haruna agar kami bisa menghubungimu.'
"Tidak biasanya," ucap Yuza sedikit bingung.
Namun, tulisan itu memanglah tulisan tangan Takao jadi ia sama sekali tidak merasa curiga. Tanpa pikir panjang Yuza pun langsung bergegas pergi ke alamat yang tertulis di catatan itu.
***
Alamat itu tidak terlalu jauh dari rumah Haruna. Hanya sekitar 10 menit berjalan kaki, Yuza sudah sampai di alamat itu.
Yuza kemudian membunyikan bel di pintu rumah yang ditunjukkan oleh alamat itu. Tidak berapa lama seseorang membukakan pintu dari dalam.
Nampak seorang pria berusia sekitar 27 tahun berdiri di depan Yuza. Pria itu terlihat masih mengantuk, dari cara pria itu berpakaian, ia tidak terlihat seperti seorang pembunuh ataupun mantan pecandu narkoba.
"Yamada-san?" tanya Yuza perlahan.
"Hmm? Apa aku mengenalmu?" tanya pria itu sambil mengucek matanya.
YOU ARE READING
'Curse Yuza' (END)
Mystery / ThrillerNamanya adalah Yuza, mereka menganggapnya kutukan, semua itu karena siapapun yang mendekatinya akan MATI.
Part 25
Start from the beginning
