Part 12 : Vania ❤️

Start from the beginning
                                    

"Wow. Kamu pinter ya? Kamu di Oxford pasti pake beasiswa ya? JADI KAMU YANG DAPET PENGHARGAAN ATAS BIDANG BISNIS DAN SAINS!?" Tanya vania kembali tercengang.

Ting!

"Yu keluar. Udh nyampe" jawab gerald memberhentikan aksi vania yang tercengang.

Sesampainya di lantai 10 gerald dan vania langsung menuju ruang pamannya gerald yang bernama 'rico mananta saputra' .

Tok tok

Gerald mengetuk pintu ruangan direktur tersebut.

"Masuk" jawab orang didalam yang dirasa gerald adalah pamannya."paman rico" kata gerald yang melihat pamannya sedang duduk asik sembari memperbaiki kacamata gerald yang patah sebulan lalu.

"Oh gerald. Kenapa kau disini? Kacamata nya belum selesai. Banyak pekerjaan yang harus paman kerjakan jadi maaf kacamatanya sering tertunda" kata paman gerald.

"Aku kesini ingin memperkenalkan paman dengan gadis ini. Dia vania paman pacar gerald" kata gerald tersenyum senang.

"Wah? Halo vania senang bertemu denganmu nak, kau beruntung mendapatkan gerald nak dan kau cantik haha" kata paman rico bercanda.

"Oh ya paman dia gadis berkacamata juga dan sebenarnya aku ingin paman memberikan kacamata terbaik yang paman miliki. Seperti kacamata yang paman berikan pada gerald" kata gerald to the point.

"Kebetulan gerald. Baru saja kemarin paman mempromosikan kacamata terbaru pada perusahaan terkenal dan kacamata itu tidak akan paman jual karna kacamata itu special dan hanya ada satu." Paman gerald memang handal dalam membuat kacamata terbaru yang bagus dan glamour khususnya untuk wanita.

"Nahh cocok. Berikan pada vania saja paman" kata gerald girang.

"Tidak" vania berbicara." Kenapa nak? Kau tidak suka?" Tanya paman gerald.

"Bukan begitu. Hanya saja sayang kalau kacamata itu turun ketangan yang salah" jawab vania malu.

"Tidak vania paman yakin kau adalah orang yang tepat. Awalnya paman juga tidak mempercayai gerald untuk memberikan kacamata termahalku padanya tapi semenjak paman tau gerald menjaganya dengan baik ya paman percaya. Bahkan dia rela membeli kacamata lain agar kacamata paman tidak rusak" kata paman rico mempercayai.

"Baiklah aku terima. Aku sangat beruntung" kata vania senang.

"Ambilah ini. Jaga baik-baik ya nak" paman gerald mengusap puncak kepala vania lembut.

"Ya baiklah paman kami pulang. Terimakasih atas kacamatanya" kata gerald sembari membuka pintu ruangan.

"Kami pergi. Terima kasih paman" vania tersenyum lembut sembari memakai kacamata barunya.

Saat dimobil, gerald selalu memperhatikan vania. Entah karna vania cantik memakai kacamata baru itu atau karna gerald menyukai gadis itu.

"Vania" gerald memecah keheningan.

"Ya gerald?" Tanya vania.

"Kau.."

"Apa?" Vania mulai geer

"Jelek sekali" kata gerald bercanda.

[ Side A ] : My Love Is Bad BoyWhere stories live. Discover now